[Unpad.ac.id, 1/08/2016] Penggubah Himne Universitas Padjadjaran, Iwan Abdurrahman, mengajak civitas academica untuk memaknai kembali Himne Unpad sebagai norma yang menjadi bagian dari kehidupan. Ia berpendapat, himne merupakan representasi para pendahulu Unpad yang telah membaktikan diri untuk kepentingan banyak orang.

Iwan Abdurrahman ketika memberi motivasi kepada peserta Pengembangan Kurikulum Transformatif Unpad di Lembang, Kab. Bandung Barat, Sabtu (30/07). (Foto oleh: DadanT.)*
“Himne ini bukan sekadar kata-kata yang dicipta begitu saja. Sama halnya dengan PIP Unpad ‘Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup’, itu pernyataan yang lahir dari tekad diri para pendahulu Unpad,” cerita Iwan dalam acara lanjutan Pengembangan Kurikulum Transformatif Unpad di Situ Lembang,Kab. Bandung Barat, Sabtu (30/07).
Acara ini merupakan lanjutan dari Lokakarya Kurikulum Transformatif Unpad yang digelar Juni lalu. Acara diikuti oleh pimpinan universitas dan fakultas, manajer pembelajaran dan kemahasiswaan fakultas,kepala program studi, tenaga kependidikan, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan.
Di tengan hutan latihan Situ Lembang, pria yang akrab disapa Abah Iwan ini mengajak peserta untuk napak tilas bagaimana Himne Unpad lahir. Abah Iwan berbagi cerita, 46 tahun lalu, di tengah hutan tersebut Himne Unpad lahir.
“Himne ini bukan karangan. Itu lagu dari pohon-pohon di tempat ini yang seumur hidupnya memberikan dirinya untuk kepentingan kita semua,” kata Abah Iwan.
Semangat bakti yang telah dikobarkan para pendahulu Unpad ini harus dijaga dan diteruskan oleh civitas academica saat ini. Abah mengatakan, Unpad melalui berbagai aktivitas Tridharma-nya harus menjadi harapan terutama bagi masyarakat Jawa Barat.
Hal ini tentunya harus ada dalam diri civitas academica. Abah Iwan mengatakan, apabila civitas academica hanya memikirkan diri sendiri, semangat itu tidak akan pernah ada. “Kalau dikasih Unpad yang sudah maju itu gampang. Tetapi (ketika) bertambah berat tugas kita, itu kehormatan yang tidak dimiliki yang lain,” kata Abah Iwan.
Dalam kesempatan tersebut, Abah Iwan bercerita sekaligus membawakan lagu-lagu gubahannya guna memotivasi civitas academica Unpad. Di akhir ceritanya, Abah mendorong civitas academica untuk menjalin kebersamaan guna menghidupkan “ruh” Unpad.
“Kita Unpad disatukan oleh sesuatu yang bukan hanya sekadar bring kaditu bring kadieu, bahkan ketika kita berjauhan, fakultas berbeda, tapi kita punya ruh Unpad yang sama,” ujar Abah Iwan.
Pola kebersamaan ini pula yang terus digulirkan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad. Melalui pola pembelajaran transformatif, Unpad diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan perubahan bangsa.
“Dengan kebersamaan, kita akan memiliki energi yang besar. Ini akan memberikan kekuatan bagi untuk berbuat sesuatu, bukan bagi almamater saja, tetapi sebagai insan abdi masyarakat pembina nusa bangsa,” tutur Rektor.
Acara yang digelar di Situ Lembang ini dimulai dengan berjalan bersama sejauh 6 km. Usai pengarahan, peserta pun berdiskusi per fakultas guna mengembangkan kapasitas fakultas dan universitas.*
Laporan oleh: Arief Maulana / eh
The post Iwan Abdurrahman, “Dengan kebersamaan, Kita Akan Punya Energi Besar Jadi Pembina Nusa Bangsa” appeared first on Universitas Padjadjaran.