[unpad.ac.id, 7/12/2017] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad memaparkan sejumlah capaian yang telah diraih universitas pada 2017. Secara garis besar, capaian beberapa fokus indikator tahun ini mengalami peningkatan signifikan.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad saat menyampaikan capaian kinerja universitas tahun 2017 dan perencanaan tahun 2018 dalam acara Focus Group Discussion yang dihadiri sejumlah pimpinan universitas dan fakultas di Pantai Indah Resort Hotel, Pangandaran, Kamis (7/12). (Foto: Arief Maulana)
Saat menyampaikan pemaparan di hadapan para pimpinan universitas dan fakultas yang digelar di Pantai Indah Resort Hotel, Pangandaran, Kamis (7/12) malam, Rektor mengatakan, dari beberapa indikator kinerja, pihaknya memilih beberapa indikator yang punya daya ungkit kuat dan memiliki turunan. Salah satu indikator yang disorot adalah kapasitas sumber daya manusia.
Hal pertama yang disampaikan Rektor terkait rasio dosen dan mahasiswa. Pada tahun ini, rasio dosen dan mahasiswa di Unpad berada pada level yang baik, meskipun masih terlihat adanya disparitas rasio antar fakultas.
“Jika tidak hati-hati, kita belum tentu punya performa yang baik,” ujar Rektor.
Upaya rekrutmen tenaga dosen tetap nonPNS dinilai menjadi alternatif guna menyiasati keterbatasan pemerintah dalam mengalokasikan tenaga pendidik. Namun, Rektor mendorong bagi setiap fakultas yang masih tinggi angka rasionya untuk tidak berpikir menambah tenaga dosen.
Lebih lanjut Rektor mengatakan, pola kerja sama dengan pihak ketiga menjadi alternatif yang didorong universitas. Seiring kompleksitas global, kapasitas sumber daya pendidik menjadi kunci suksesnya pendidikan tinggi.
Kapasitas tenaga dosen yang ada saat ini juga terus ditingkatkan kualitasnya. Saat ini, jumlah dosen bergelar Doktor di tiap fakultas di Unpad masih mengalami disparitas. Untuk itu, Unpad terus mendorong para dosen yang belum bergelar Doktor untuk segera mengambil studi lanjut.
Ada upaya yang digulirkan Unpad dalam memfasilitasi studi lanjut para dosen. Pengembangan sumber daya manusia menjadi modal dasar mendorong peningkatan kinerja lainnya. Rektor menjelaskan, mulai semester depan, semua dosen Unpad didorong memiliki gelar Doktor.
Dalam hal mengambil studi lanjut, dosen didorong menempuh pendidikannya di luar negeri. Kendati calon mahasiswa tidak mendapat beasiswa, Unpad siap memfasilitasinya. Rektor mengatakan, jika dosen saat ini belum memiliki kesempatan mengambil studi lanjut di luar negeri, maka dosen tersebut wajib menempuh studi di Unpad.
“Dosen yang menempuh studi lanjut di Unpad tetap harus memiliki luaran yang sama dengan yang di luar negeri, yaitu setidaknya menghasilkan tiga publikasi ilmiah internasional. Sehingga peningkatan human capital ini akan mendongkrak kinerja bidang akademik,” jelasnya.
Di sisi lain, promotor program S-3 juga akan diarahkan lebih komprehensif. Unpad akan menetapkan calon promotor merupakan seorang guru besar/dosen lektor kepala yang memiliki grant penelitian. Salah satu promotor program harus dari luar negeri.
Unpad menargetkan, pada 2019 mendatang, dosen di Unpad diharapkan sudah tidak ada yang masih bergelar S-1. Dan pada 2020 mendatang, dosen di Unpad diharapkan tidak ada yang tidak berpendidikan Doktor.
Peningkatan Publikasi Ilmiah
Di sektor publikasi ilmiah, Unpad mengalami peningkatan jumlah publikasi di tingkat internasional. Sebanyak 431 artikel ilmiah berhasil dipublikasi di jurnal yang terindeks Scopus per 6 Desember 2017. Dari jumlah tersebut, 348 publikasi merupakan artikel murni dihasilkan dari penelitian dan penulisan ilmiah internal.
Rektor mengatakan, jumlah tersebut didominasi penelitian yang berada pada Quartile (Q) 1 hingga 4. Quartile sendiri merupakan klasterisasi kualitas jurnal. Berada pada level tersebut memberikan pengaruh yang kuat, terutama pada indeks sitasi dan kenaikan jabatan akademik.
Publikasi ilmiah ini dipandang penting jika dikaitkan dengan Indeks-H, atau indeks pengukuran produktivitas karya ilmiah dari seorang akademisi. Rektor mengatakan, publikasi yang dihasilkan dari prosiding seminar internasional tidak banyak berpengaruh pada Indeks-H.
Semakin tingginya standar yang ditetapkan, maka standar promotor program Doktor di Unpad juga semakin komprehensif. Selain disyaratkan memiliki aktivitas penelitian, calon promotor juga didorong memiliki Indeks-H dan memiliki pengalaman publikasi internasional.
Semakin ketatnya standar bertujuan agar mahasiswa semakin “aman” dalam menjalankan aktivitas akademik di Unpad. Rektor juga optimis standar ini akan menjadi daya tarik kuat bagi para pelamar S-3.
Target 2018
Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga menyampaikan target dan perencanaan Unpad pada 2018. Salah satu aspek perencanaan di bidang kegiatan kemahasiswaan, unit kegiatan mahasiswa (UKM) nantinya akan menginduk ke satu fakultas. Fakultas tersebut kemudian bertanggung jawab atas prestasi UKM bersangkutan.
“Sebagai contoh, UKM Futsal dipegang oleh Fakultas Ilmu Budaya. Artinya, seluruh kegiatan futsal di tingkat universitas dan fakultas harus dikelola oleh FIB,” kata Rektor.
Dengan integrasi ini, diharapkan tidak ada unit kegiatan kemahasiswaan yang jalan sendiri-sendiri. “Harapannya tata kelola UKM bisa dinaungi oleh fakultas,” kata Rektor.*
Laporan oleh Arief Maulana
The post Capaian 2017, Jumlah Publikasi Internasional Unpad Meningkat appeared first on Universitas Padjadjaran.