
[Kanal Media Unpad] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran menggelar kegiatan International Lecture bertema “The Environmental and Human Impact to the Ocean and Improvement of Sustainable Fisheries” secara daring, Selasa (30/11/2021).
Diskusi internasional ini digelar sebagai implementasi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-14, yaitu “Life below water”. Acara menghadirkan pemateri para ahli maritim dari berbagai negara. Demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad.
Sesi pertama diskusi disampaikan peneliti dari Research Institute for Humanity and Nature, Kyoto Japan & Professor Emeritus of Kobe University, Jepang, Prof. Manabu Yamanaka. Prof. Manabu membahas mengenai Indonesia sebagai kontinen maritim di perspektif perubahan iklim.
Menurut Prof. Manabu, Indonesia merupakan kontinen maritim yang berperngaruh besar terhadap sirkulasi iklim di dunia. Hal ini disebabkan, Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi sehingga dalam memengaruhi sirkulasi iklim dunia.
“Ketergantungan temperatur terhadap tekanan uap jenuh sangat besar, seperti meningkatnya suhu sebesar 3 derajat Celsius dapat meningkatkan uap air atmosfer sebanyak 20 persen, yang akhirnya menyebabkan curah hujan sebanyak 20 persen,” kata Prof. Manabu.
Pemaparan selanjutnya disampaikan Dosen University of Merlbourne, Australia, Dr. Claire Vincent. Claire memaparkan materi terkait variabilitas cuaca dan iklim di wilayah tropis.
Salah satu yang dijelaskan mengenai seabreeze atau sirkulasi udara yang berasal dari perairan besar menuju suatu pulau atau kepulauan. Menuru Claire, seabreeze dapat memengaruhi iklim suatu daerah berdasarkan kondisi geografisnya.
Selanjutnya, pemateri terakhir diskusi disampaikan Principal Scientist Science & Standards, Strategic Research dari Marine Stewardship Council (MSC) Dr. Katie Longo. Katie mempresentasikan mengenai cara mengelola sumber daya perikanan dan laut yang berkelanjutan pada kondisi lautan yang kurang bisa diprediksi karena faktor perubahan iklim.
Untuk mewujudkan penangkapan ikan berkelanjutan, Katie mengenalkan sertifikasi standar MSC. Sertifikasi MSC akan mendukung stok sumber daya laut berkelanjutan. Selain itu, keseimbangan ekologi kelautan juga dapat tercapai.
“Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim juga harus diperhatikan dalam sektor perikanan berkelanjutan,” kata Katie.(rilis)*
The post Tiga Pakar Maritim Dunia Berbicara Tentang Kelautan Berkelanjutan di FPIK Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.