
[Kanal Media Unpad] Pengelolaan taman nasional membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Partisipasi masyarakat pun menjadi penting, terutama bagi mereka yang tinggal dekat atau di dalam lingkungan taman nasional.
Hal tersebut disampaikan Tenaga Ahli Menteri Bidang Restorasi dan Kemitraan Konservasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Wiratno dalam disertasi berjudul “Model Adaptive Collaborative Management pada Tata Kelola Konservasi Ekosistem Sumber Daya Alam Hutan di Taman Nasional Secara Berkelanjutan: Refleksi dan Transformasi”.
Dalam disertasinya tersebut, Wiratno menemukan bahwa penerapan model Adaptive Collaborative Management pada tata kelola konservasi ekosistem sumber daya alam hutan di sejumlah taman nasional terbukti memiliki hasil yang baik. Taman hutan yang termasuk dalam penelitiannya yaitu TN Gunung Leuser, TN Bukit Duabelas, dan TN Lore Lindu.
Menurutnya, partisipasi masyarakat merupakan keniscayaan dan dapat disimpulkan sebagai core issue, dalam pengelolaan taman-taman nasional di Indonesia.
“Kami kira ini pondasi untuk mengurus hutan Indonesia harus melibatkan unsur masyarakat,” kata Wiratno saat mempertahankan disertasinya dalam Sidang Promosi Doktor yang digelar di Ruang Sidang Pascasarjana Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (23/6/2022).
Dalam paparanya, mantan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian LHK ini juga menekankan pentingnya perananan akademisi dalam pengelolaan kawasan konservasi berbasis sains. Akademisi diperlukan untuk dapat turun langsung di lapangan membantu masyarakat, bukan hanya sekadar teori.
“Peranan perguruan tinggi tetap sangat penting dan relevan dalam pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia,” ujar Wiratno.
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan Wiratno tersebut adalah mendeskripsikan pencapaian sistem pengelolaan kawasan konservasi yang menerapkan prinsip adaptive collaborative management di tiga taman nasional di Indonesia yang memiliki karakteristik persoalan yang berbeda. Penelitian juga mendeskripsikan adanya keberlanjutan dari sistem tersebut.
“Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara akurat capaian sistem pengelolaan kawasan konservasi yang menerapkan prinsip adaptive collaborative management di tiga taman nasional,” ujar Wiratno.
Pada sidang Doktor yang diketuai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita tersebut, Wiratno dinyatakan lulus program Doktor Ilmu Lingkungan dengan yudisium “Sangat Memuaskan”.(arm)*
Dilarang menyalin konten yang ada pada laman unpad.ac.id tanpa mencantumkan sumber aslinya secara jelas. Silahkan cantumkan tautan https://www.unpad.ac.id/2022/06/model-adaptive-collaborative-management-efektif-untuk-kelola-konservasi-taman-nasional/ apabila ingin menyalin tulisan.
The post Model “Adaptive Collaborative Management” Efektif untuk Kelola Konservasi Taman Nasional appeared first on Universitas Padjadjaran.