[Unpad.ac.id, 30/03/2015] Mempelajari etnosains bukan sekadar untuk mendokumentasikan berbagai warisan budaya serta kearifan lokal khas sebuah daerah, namun etnosains juga dapat berkontribusi memberdayakan masyarakat lokal menciptakan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan secara mandiri dengan sistem pengetahuan yang mereka miliki secara turun temurun. untuk itu, pengembangan Indigenous Knowledge Systems (IKS) menjadi sangat penting saat ini karena dapat mendukung pengambilan keputusan yang tepat di tengah masyarakat.

Suasana kuliah umum “Ethnoscience & Development: Introduction to the Theory, Methodology and Practice of an Emerging Multidisciplinary Field of Study” oleh Direktur LEAD Universiteit Leiden Belanda di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (30/03). (Foto oleh: Erman)*
Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer, Direktur the Leiden Ethnosystems and Development (LEAD) Program Universiteit Leiden Belanda mengatakan hal tersebut saat memberikan kuliah umum bertema “Ethnoscience & Development: Introduction to the Theory, Methodology and Practice of an Emerging Multidisciplinary Field of Study” di hadapan dosen dan mahasiswa Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (30/03).
IKS merupakan sistem khusus dari pengetahuan, keyakinan, dan perilaku yang berkembang secara turun temurun secara lokal dan menjadi kekhasan dari sebuah budaya atau wilayah, dikenal sebagai sebuah kearifan masyakat lokal tersebut. Sistem pengetahuan ini seringkali terbentuk di luar lembaga perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan laboratorium.
“Untuk pembangunan masyarakat, IKS punya peran penting karena menjadi dasar dari pengambilan keputusan masyarakat. Untuk ilmu pengetahuan, IKS juga berperan sangat penting pada terciptanya ilmu modern saat ini. Ilmu kedokteran modern misalnya, mengadopsi pengetahuan tradisional antara lain dari Yunani dan China. Pertanian modern juga merujuk pada pengalaman petani tradisional Mediterania, Asia, dan Afrika Utara. Farmasi modern belajar dari para penyembuh tradisional dari Asia, Amerika Latin, juga Afrika,” papar Slikkerveer.
Namun, lanjut Slikkerveer, IKS kini dalam kondisi menyedihkan bahkan terancam punah karena proses modernisasi dan globalisasi. Jadi, kini dibutuhkan upaya serius untuk mempelajari lagi etnosains, menyusun dan menganalisa IKS, serta mengintegrasikan potensi IKS untuk kepentingan generasi saat ini dan masa mendatang.
“Kearifan lokal jangan sampai punah. Dokumentasi, studi dan analisanya dapat menjadi kontribusi penting bagi kehidupan masyarakat sekarang dan masa depan. Keuntungan utama dari pendekatan berbasis IKS adalah orientasi multidisiplin yang terkandung di dalamnya diyakini efektif dalam memberikan solusi bagi sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat saat ini,” ujar Slikkerveer.*
Laporan oleh: art/em
The post Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer, “Kearifan Masyarakat Lokal Jangan Sampai Punah” appeared first on Universitas Padjadjaran.