[Unpad.ac.id, 12/06/2015] Di tengah semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan, setiap manusia harus membekali diri agar mampu menghadapi bentuk-bentuk kegaiban atau hal-hal yang tidak pasti dalam hidup.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, dr., saat menyampaikan tausiah di Bale Aweuhan Masjid Raya Unpad Jatinangor, Jumat (12/06). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., mengatakan hal tersebut dalam tausiahnya pada tabligh akbar menyambut bulan suci Ramadan di depan para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat umum di Bale Aweuhan Masjid Raya Unpad Jatinangor, Jumat (12/06).
“Dalam Surat Ali Imran ayat 7, dijelaskan bahwa ada ayat-ayat yang muhkamaat (bermakna tegas, pasti) dan ada ayat-ayat yang mutasyaabihaat (bermakna tidak tegas, tidak pasti). Kita diminta beriman kepada hal gaib atau yang tidak pasti itu karena dikatakan dalam ayat itu, tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal,” jelas Prof. Tri.
Ayat ini, ujar Prof. Tri, mengajarkan kepada kita bahwa hal-hal yang samar justru dapat semakin mendorong kita berpikir mencari tahu jawabannya. Dengan begitu, manusia akan terus melakukan pencarian dan penelitian dalam kehidupannya sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
“Mungkin kita harus pertanyakan lagi pada diri sendiri, apa semua kehidupan yang kita jalani ini demi ibadah atau bukan? Saat kita bekerja, pekerjaan yang kita lakukan itu tujuannya untuk beribadah atau bukan?” ujar Prof. Tri.
Untuk itu, jelang memasuki bulan Ramadan, ada kesempatan untuk melakukan perbaikan diri. “Ini bulan recharging, biasanya baterai penuh saat berada di bulan Ramadan. Saat Ramadan merupakan waktu dimana kita bisa dapatkan tausiah lebih banyak, pencerahan lebih sering, dibanding bulan lain. Harapannya, setelah direcharge tentu jangan lowbatt lagi,” ujar Prof. Tri.
Prof. Tri mengharapkan semangat menjalani hidup untuk ibadah juga terjadi di institusi pendidikan. Dia mencontohkan, jika mahasiswa belajar untuk ibadah tentu dia akan belajar dengan sungguh-sungguh dan lulus tepat waktu, jika dosen mengajar untuk ibadah mungkin dosen itu tidak susah ditemui mahasiswanya.
“Kita juga jangan hanya ingin menjadi world class university, tujuannya harus yang paling tinggi. Jika ada, mungkin istilahnya kita harus menjadi akhirat class university,” ujar Prof. Tri.*
Laporan oleh: Erman
The post Manusia Harus Bekali Diri Hadapi Hal yang Tidak Pasti appeared first on Universitas Padjadjaran.