[Unpad.ac.id, 1/09/2015] Perkembangan ilmu Fisika tidak akan lepas dari peran serta ilmu lain. Keilmuan lain tersebut memiliki andil yang besar dalam mengimplementasikan ilmu Fisika hingga sampai ke taraf publik. Dengan demikian tantang pengembangan ilmu Fisika ke depan akan semakin kompleks.

Foto bersama peserta seminar internasional “The 2nd Padjadjaran International Physics Symposium (PIPS)” di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (1/09). (Foto oleh: Anisa Rachmawati)
Hal tersebut diungkapkan Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., saat membuka seminar internasional “The 2nd Padjadjaran International Physics Symposium (PIPS)” di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (1/09). Seminar yang diselenggarakan oleh Program Studi Fisika FMIPA Unpad ini berlangsung hingga Rabu (2/09) besok.
Selain melibatkan akademisi dari keilmuan lain, keterlibatan pemerintah, industri, hingga komunitas juga penting dalam pengembangan ilmu Fisika. Berbagai pihak tersebut memiliki potensi untuk mendukung keberlangsungan dan pengembangan ilmu Fisika. Diharapkan, keterlibatan tersebut dapat terjadi pada seminar kali ini.
“Cabang ilmu yang hadir pada seminar ini juga tidak terbatas pada cabng ilmu sains semata/ tidak menutup kemungkinan untuk menyertakan praktisi atau peneliti dari ilmu sosial,” kata Rektor.
Seminar yang mengangkat tema “Material Functionalization and Energy Conservations” ini diikuti oleh mahasiswa, peneliti, maupun akademisi dari wilayah di Indonesia maupun internasional. Ketua pelaksana kegiatan, Dr. eng. I Made Joni, M.Sc., mengatakan, PIPS merupakan acara rutin yang digelar setiap 2 tahun sekali guna mendiskusikan berbagai penelitian mengenai fungsionalisasi material dan konservasi energi.
“PIPS ini bertujuan untuk memperluas kolaborasi secara internasional serta memberikan peluang, khususnya bagi mahasiswa Unpad. peluang tersebut untuk mencari beasiswa studi Fisika atau studi terkait di beberapa perguruan tinggi di luar negeri yang menghadirkan perwakilannya menjadi pembicara dalam seminar ini,” kata Dr. I Made.
Selain menjadi wadah bertemunya akademisi Fisika, seminar ini juga menjadi ajang untuk menyerap berbagi ide di luar yang memungkinkan dapat diterapkan di Indonesia.
Seminar ini turut mengundang pembicara dari negara india, Singapura, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan China. Kegiatan yang dilakukan berupa parallel session yang dibadi dalam 3 bidang khusus, yakni: fungsionalisasi material dan konservasi energi, instrumentasi dan kontrol sistem pada karakteristik material, serta komputasi dan modeling untuk konservasi energi.
Hasil dari kegiatan simposium yang berbentuk makalah akan di submit dan di evaluasi melalui peer-review berdasarkan originalitas dan relevansi pada topik simposium. Dr. I Made menerangkan, makalah yang terpilih akan dipublikasikan dalam jurnal Internasional AIP (American Institute of Physics).
“Peer-review dilakukan oleh blind review, yakni penulis tidak mengenal siapa yang me-review tapi dapat dipastikan ia adalah seorang ahli. Blind review akan memberikan komentar dan kemudian makalah dikembalikan kepada penulis untuk diperbaiki. Hal ini dilakukan agar kualitas makalah tetap terjaga dan dengan terjaganya kualitas tersebut diharapkan untuk simposium berikutnya menjadi lebih baik,” pungkas Dr. I Made.*
Laporan oleh: Anisa Rachmawati / am
The post Tantangan Ilmu Fisika Semakin Kompleks appeared first on Universitas Padjadjaran.