Quantcast
Channel: Universitas Padjadjaran
Viewing all 5610 articles
Browse latest View live

Wirausaha Berbasis Perikanan Masih Sangat Potensial

$
0
0

[Unpad.ac.id, 5/12/2014] Sektor perikanan dan maritim menjadi salah satu arah pembangunan Indonesia. Untuk itu, sektor wirausaha yang berbasis perikanan memiliki nilai yang potensial dan harus terus ditingkatkan.

Suasana Fishpreneur Expo, Jumat (5/12) di Gerbang Lama Unpad Kampus Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*

Suasana Fishpreneur Expo, Jumat (5/12) di Gerbang Lama Unpad Kampus Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*

Guna mendukung kebijakan tersebut, Himpunan Mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad menggelar “Fispreneur Week”, 4-6 Desember 2014. Ada 3 rangkaian acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional pada 21 November lalu.

Acara pertama berupa Seminar Nasional pada Kamis (4/12) di Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor. Seminar ini menghadirkan 3 pembicara, yakni Ir. Purnomo, General Manager Sales and Marketing PT. Matahari Sakti (perusahaan yang bergerak di sektor pakan ikan), David Vincent Mursadi (Owner D’Cost Seafood), dan Lussy Lesminingwati, Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Kota Bandung. Seminar ini juga diikuti oleh peserta dari berbagai Perguruan Tinggi di Kota Bandung. Selain pemaparan materi, juga digelar pelatihan bidang usaha perikanan oleh para pemateri.

Acara kedua berupa Expo Perikanan digelar Jumat (5/12) di kawasan Gerbang Lama Unpad Kampus Jatinangor. Rizal menyebutkan, expo tersebut akan menampilkan 16 stan yang diisi oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang perikanan se-Kota Bandung. Berbagai produk wirausaha ditampilkan, seperti: pengolahan perikanan, akuarium, pameran perikanan, hingga pameran pakan.

Sementara acara terakhir bertajuk “Ruaya” (Riung Urang Sadaya). Acara ini merupakan temu alumni, mahasiswa, dan civitas akademika program studi Perikanan FPIK Unpad. Acara akan digelar pada Sabtu (6/12) di Kampus FPIK Unpad Jatinangor.

Rizal menuturkan, acara ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai usaha yang bergerak di bidang perikanan, khususnya di Kota Bandung. Diakuinya, usaha perikanan di Kota Bandung sangat banyak namun kurang diketahui.

“Industri pengolahan ikan itu sangat luas, meliputi pakan, budidaya, hingga pengolahan lainnya. Namun sayangnya, belum banyak yang bisa mengolah hal itu,” ujar Rizal.

Lebih lanjut menurut Rizal, usaha perikanan skala besar di Indonesia telah memiliki pasarnya sendiri. Sebaliknya, UKM yang bergerak di bidang perikanan belum mendapat pasar yang baik. Hal ini perlu mendapat dukung dari pemerintah maupun stakeholder lainnya.

Untuk itu, acara ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa perikanan untuk menjadi wirausaha guna meningkatkan sektor perikanan di Indonesia.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Wirausaha Berbasis Perikanan Masih Sangat Potensial appeared first on Universitas Padjadjaran.


Tiga Hasil Penelitian Dosen Unpad Masuk Buku “Indonesia 106 Innovations 2014”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 5/12/2014] Tiga hasil penelitian Unpad terpilih masuk dalam buku “Indonesia 106 Innovations 2014”. Buku yang diterbitkan Business Innovation Center ini memuat 106 karya inovasi prospektif hasil seleksi karya inovasi yang dilakukan di tahun 2014.

Tampilan isi buku “Indonesia 106 Innovations 2014” yang memuat 3 hasil penelitian dosen Unpad (Foto oleh: Dadan T.)*

Tampilan isi buku “Indonesia 106 Innovations 2014” yang memuat 3 hasil penelitian dosen Unpad (Foto oleh: Dadan T.)*

“Kami merasa bergembira tentunya. Bangga bahwa tiga peneliti itu masuk dalam 106 inovasi itu. Walaupun sebenarnya kita sudah memiliki banyak tapi mungkin belum ada kesempatan. Tapi tahun depan kita akan push supaya lebih banyak lagi,” tutur Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unpad, Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS saat ditemui di Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Jumat (5/12).

Berbagai inovasi yang dimuat dalam buku tersebut merupakan hasil seleksi berlapis yang dilakukan oleh tim juri dari tokoh-tokoh bisnis dan kewirausahaan Indonesia. Penilaian yang dilakukan berdasarkan delapan kriteria, yaitu keaslian ide, kesulitan ditiru, penerimaan oleh konsumen, nilai tambah bagi pemakai, potensi pengembangan, scalability, risiko investasi, serta risiko bisnis.

Inovasi Unpad yang terpilih berjudul “Makhluk Halus untuk Kesehatan Tanah” karya Prof. Dr. Tualar Simarmata, Dr. Betty N Fitriatin, Prof. Dr. Hersanty, dan Dr. Tien Turmuktini dari Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad. Dalam penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa peningkatan pemakaian pupuk bio dan kompos jerami beragen hayati dapat memulihkan kesehatan lahan serta meningkatkan produktivitas padi.

Produk tersebut telah memiliki paten, yakni Konsorsium Dekomposer Jerami Padi (ID POO32396) dan Konsorsium Inokulan Pupuk Bio Ekosistem Sawah (ID P0032489). Dalam buku tersebut disebutkan bahwa produk ini memiliki nilai tambah bagi pengguna berupa aplikasi praktis, merestorasi kesehatan tanah, dan meningkatkan produktivitas padi sekitar 25% dan mensubtitusi pupuk anorgani 25-50%.

Inovasi selanjutnya yang berhasil dimuat dalam buku tersebut merupakan karya dari Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad, dengan inovator Cukup Mulyana, Adithio Agustyan, M. Sidieqi Arraniry, dan Faris Abdurrahman. Karya yang dihasilkan berjudul “Mesin Tahu Terintegrasi Peningkat Produksi”.

Mesin tahu terintegrasi adalah mesin yang menggabungkan proses penggilingan, penyaringan, pemanasan, dan pembibitan tahu dalam satu urutan proses. Mesin ini diyakini dapat menghemat biaya produksi dengan menekan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, serta hanya memerlukan lahan produksi lebih kecil, berkisar 70% dari kebutuhan lahan pada sistem produksi manual. Mesin ini dapat meningkatkan kualitas produk tahu, meningkatkan produktivitas produsen tahu, menjamin tingkat kebersihan produk, serta menghemat energi.

Kemudian dari Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib memiliki inovasi “Mengganti Teknologi Radioaktif dengan Asam Bongkrek”. Metode yang ia temukan merupakan cara yang lebih aman, mudah, dan murah untuk mendiagnosa serta mendeteksi perjalanan penyakit. Lebih mudah karena tidak memerlukan laboratorium yang canggih, serta lebih aman dan murah karena tidak menggunakan bahan radioaktif. Inovasi karya Prof. Halim tersebut telah memiliki paten.

Prof. Wawan menargetkan, tahun depan setidaknya akan ada sepuluh karya Unpad yang akan terpilih. Ia berharap ada hilirisasi penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika Unpad. “Oleh karena itu LPPM sekarang akan bekerja keras melalui skema Top Down Strategy. Itu pasti kehilir,” ujarnya.

Hingga saat ini civitas akademika Unpad sudah menghasilkan banyak karya penelitian. Hasil penelitian diharapkan dapat berdaya guna tinggi dan memiliki efek sosial yang besar. “Tahun depan harus lebih baik lagi,” harap Prof. Wawan.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Tiga Hasil Penelitian Dosen Unpad Masuk Buku “Indonesia 106 Innovations 2014” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Iwin Sumarman Luncurkan Buku “Ke-Mahakuasaan Tuhan YME Perspektif Biomolekuler Sel”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 08/12/2014] Guru Besar Emeritus Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Dr. H. Iwin Sumarman, dr., Sp.THT-KL(K)., meluncurkan buku berjudul “Ke-Mahakuasaan Tuhan YME Perspektif Biomolekuler Sel: Menyibak Titik-titik dalam Samudera Ke-Mahagungan Tuhan Yang Maha Esa” di usianya yang ke-75.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kiri), memberikan cindera mata kepada Prof. Iwin Sumarman, Sp.THT-KL (K) pada kegiatan peluncuran buku "Ke-Mahakuasaan Tuhan YME Perspekti Biomolekuler Sel" di RSP Unpad Bandung, Jumat (5/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kiri), memberikan cindera mata kepada Prof. Iwin Sumarman, dr., Sp.THT-KL (K) pada kegiatan peluncuran buku “Ke-Mahakuasaan Tuhan YME Perspekti Biomolekuler Sel” di RSP Unpad Bandung, Jumat (5/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Peluncuran buku tersebut digelar pada Jumat (05/12) di Ruang Auditorium Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Jalan Eijckman No. 38, Bandung. Peluncuran ini dihadiri langsung oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, Dekan FK Unpad, Guru Besar, serta para tamu undangan.

Buku tersebut menjelaskan tentang keagungan Tuhan dalam menciptakan alam semesta dan manusia dilihat dalam konteks agama Islam dan ilmu Sains, mulai dari penciptaan alam semesta, embrio manusia, mitchondrial DAN & Micro-RNAs sebagai Indikator Umur dan Migrasi Manusia, hingga menjelaskan tentang aspek Patogenesis yang meliputi alergi, lanjut usia, dan keganasan sel dalam tubuh manusia.

Prof. Iwin adalah Guru Besar Spesialis Tenggorokan Hidung Telinga Kepala Leher (THT KL) yang kelimuannya telah diakui banyak pihak. Guru Besar kelahiran Indihiang, 19 Juni 1939 ini juga sering menjadi pembicara pada seminar dan simposium nasional maupun internasional. Perhatiannya pada masalah alergi imunologi dan rinologi tertuang dalam tulisan dan berbagai penelitiannya.

Selain menjadi Guru Besar Emeritus, di usia senjanya, Prof. Iwin masih dipercaya menjadi Sekretaris Umum Lembaga Lanjut Usia Indonesia Prov. Jawa Barat periode 2013 – 2018, dan anggota Dewan Pengawas RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat hingga tahun 2017.*

prof iwin2prof iwin3prof iwin4

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Prof. Iwin Sumarman Luncurkan Buku “Ke-Mahakuasaan Tuhan YME Perspektif Biomolekuler Sel” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pelajari Sistem Pengelolaan Sampah, Wali Kota Tanjungpinang Kunjungi UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2014] UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad menerima kunjungan dinas Wali Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau, H. Lis Darmansyah, S.H. Kunjungan diterima secara resmi oleh Kepala UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad, H. Yayan Sumekar, S.P., M.P., di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (9/12).

Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah (kiri) beserta rombongan didampingi Kepala UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad, H. Yayan Sumekar, S.P., M.P., (kanan) saat mengunjungi kampus Unpad, Selasa (9/12) di Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*

Wali Kota Tanjungpinang, H. Lis Darmansyah (kiri) beserta rombongan didampingi Kepala UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad, H. Yayan Sumekar, S.P., M.P., (kanan) saat mengunjungi kampus Unpad, Selasa (9/12) di Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor (Foto oleh: Arief Maulana)*

Dalam kesempatan tersebut, Lis didampingi perwakilan pejabat Pemkot Tanjungpinang ingin mengetahui lebih jauh mengenai sistem pengelolaan sampah di Unpad. “Kita ingin melihat sistem pengelolaan sampah secara sederhana di Unpad, yang mungkin bisa diterapkan di Kota Tanjungpinang,” ujar Hamalis, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tanjungpinang.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan yang dilakukan oleh Yayan. Dalam pemaparannya, Unpad menganut zero waste concept untuk pengelolaan sampah. Sampah dipilah berdasarkan sifat hayatinya. Untuk sampah kering dari limbah kantin dan ternak dilakukan pencacahan dan diproses secara aerob mnenjadi pupuk kompos.

Untuk sampah organik basah dan limbah cair dilakukan proses anaerob sehingga menghasilkan pupuk cair dan biogas. Biogas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar laboratorium dan penerangan jalan di Unpad.

Smeentara untuk sampah plastik dan botol, proses yang dilakukan adalah memasukannya ke mesin crusher untuk menjadi bijih plastik. Bijih plastik ini akan ditampung dan siap diekspor. Menurut Yayan, saat ini telah ada eksportir yang tertarik dengan bijih plastik yang dihasilkan Unpad.

Meskipun telah menjadi produk siap guna, Yayan mengaku sampah-sampah tersebut masih mengandung residu yang cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Bumiresik melakukan penelitian mengurangi angka residu tersebut melalui alat bernama incinerator.

Alat yang dikembangkan oleh Ir. Djaka Winarso, Direktur Utama Bumiresik, beserta timnya ini diakui dapat membakar sampah sekitar 50 kubik/hari atau setara 15 ton/hari. Untuk itu, Yayan merencanakan alat ini juga akan digunakan untuk membakar sampah organik dari masyarakat sekitar Unpad.

Incinerator ini ternyata kalau mengandalkan sampah di Unpad akan kekurangan bahan baku. Kita rencanakan lakukan kerjasama dengan PD Kebersihan Sumedang dan Jatinangor. Sampah dari masyarakat umum dan supermarket mudah-mudahan bisa kita terima,” jelas Yayan.

Melalui sistem yang diterapkan Unpad, Lis berharap dapat berkontribusi mengatasi permasalahan sampah kota yang berpenduduk 230 ribu jiwa tersebut. “Kita harapkan akan ada kerja sama baik untuk menerapkan teknologi pengolahan sampah yang telah diterapkan Unpad di Kota Tanjungpinang,” ujarnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Pelajari Sistem Pengelolaan Sampah, Wali Kota Tanjungpinang Kunjungi UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Bangun Bisnis LittleGardenia.com, Mahasiswa Unpad Raih Shell Live WIRE Business Start Up Awards 2014

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2014] Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Unpad, Raden Nanda Teguh Perkasa menjadi salah satu dari sepuluh pemenang Shell LiveWIRE Business Start Up Awards 2014. Penghargaan tersebut ia terima di Hotel Shangri-La Jakarta pada 27 November 2014 lalu.

Raden Teguh Nanda Perkasa (Foto oleh: Artanti)

Raden Teguh Nanda Perkasa bersama piala dan piagam Shell Live WIRE Business Start Up Awards 2014 (Foto oleh: Artanti)

Nanda berhasil meraih penghargaan tersebut atas bisnis yang dijalaninya, “Little Gardenia”. Fokus usahanya yaitu menjual tanaman hias sebagai hadiah atau souvenir, serta little vertical garden (tanaman vertikal kecil). Sudah sepuluh bulan Nanda menekuni bisnis ini.

“Saya tidak menyangka mendapat penghargaan ini karena saya usahanya masih merintis, tapi ternyata pihak Shell sendiri melihatnya lain,” ujar Nanda saat ditemui di ruang UPT Humas Unpad, Rabu (9/12).

Adapun tahapan seleksi yang dilalui yaitu seleksi berkas, visitasi panitia, presentasi regional, hingga seleksi final di Jakarta. Pada ajang ini, PT Shell Indonesia memberikan penghargaan kepada para wirausahaan muda yang dinilai promising dan potensial.

Melalui Little Gardenia, Nanda bukan hanya sekadar menjual tanaman hias. Ia sendiri ingin mewujudkan visinya , yakni Indonesia menjadi negeri florikultura pada tahun 2016. Ia berkaca dari sejumlah negara di Eropa dimana industri tanaman hias sudah sangat berkembang. Salah satunya adalah Belanda, dimana 40% devisa negara dihasilkan dari tanaman hias.

Sementara di Indonesia, masyarakatnya masih belum mengangap penting memiliki tanaman hias, terutama tanaman untuk di dalam ruangan. Dengan meningkatkan potensi pasar tanaman hias, maka para petani pun akan mendapatkan angin segar untuk mengembangkan diri di sektor ini.

“Tanaman hias ini bisa membantu mengembangkan sumber daya alam di Indonesia. Katanya Indonesia ingin mandiri, tapi sumber daya alamnya tidak dikelola dengan baik,” ujar Nanda.

Nanda ingin masyarakat juga menyadari manfaat memiliki tanaman hias di dalam ruangan. Menurutnya, tanaman hias di dalam ruangan dapat membuat ruangan sejuk dan nyaman, serta menurunkan tingkat stres si pemilik rumah. Bukan hanya itu, tanaman yang dijual Nanda pun memiliki manfaat tersendiri. Misalnya sanseviera mini, dimana dapat berfungsi sebagai anti polusi.

“Memang tanaman hias yang saya jual secara spesifik. Tanaman hias tertentu yang benar-benar ada manfaatnya selain untuk hiasan juga,” ujar Nanda.

Walaupun baru beberapa bulan dirintis, Little Gardenia telah berhasil menjual ratusan produk setiap bulannya ke sejumlah kota di Pulau Jawa. Basis usahanya sendiri berada di Jatinangor, dengan menggandeng petani dari Lembang dan Cianjur.

Atas diraihnya penghargaan tersebut, Nanda ingin hal itu dapat menjadi momentum untuk ia bisa mengembangkan diri serta mandiri. “Dan bisa bermanfaat lebih untuk petani tanaman hias,” harap Nanda.

Selain itu, Nanda juga berharap akan lebih banyak lagi muncul wirausahawan muda, terutama mereka yang sudah mulai mengembangkan usaha di awal usia 20 tahunan. “Masa umur-umur segitu masa-masa kita nyobain kegagalan kita. Jadi kalau kita gagal kita masih punya waktu lagi untuk bangkit,” ujarnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Bangun Bisnis LittleGardenia.com, Mahasiswa Unpad Raih Shell Live WIRE Business Start Up Awards 2014 appeared first on Universitas Padjadjaran.

P3GA LPPM Unpad Gelar Bakti Sosial Pemeriksaan Gigi Gratis di Pesantren Hurriyatul Ummah Jatinangor

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2014] Senyum anak-anak tersebut mengembang tatkala mereka diajari pentingnya menjaga kesehatan gigi. Hal itulah yang tampak pada suasana Pesantren Hurriyatul Ummah, Kampung Mekar Asih Desa Hegarmanah Jatinangor, Selasa (9/12) siang.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Kala itu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Gender dan Anak (P3GA) LPPM Unpad bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dan Ibu-ibu PKK RW 007 Kelurahan Sukaluyu Bandung menggelar kegiatan Bakti Sosial penyuluhan dan pemeriksaan gigi gratis di pesantren mereka. Sebanyak 70 santriwan dan santriwati antusias mengikuti penyuluhan tersebut.

Mereka pun diajari bagaimana menyikat gigi dengan baik. kebanyakan di antara mereka tidak begitu mementingkan perilaku tersebut. Hal tersebut dibenarkan oleh Ust. Sholeh Hasan, pengasuh Ponpes Hurriyatul Ummah.

“Rata-rata anak asuh kami berasal dari Timor dan mereka yatim piatu sehingga urusan tentang kesehatan itu mereka jarang perhatikan,” ujar Sholeh.

Selain diberikan penyuluhan, mereka juga diajak untuk melakukan pemeriksaan gigi oleh dosen dan mahasiswa FKG Unpad. Meski sempat didera rasa takut, hampir semua santri mengaku senang bisa dilakukan pemeriksaan gigi. Masing-masing dari mereka pun mendapatkan sikat dan past gigi secara gratis.

“Kami sangat berterima kasih kepada Unpad. Saya sendiri sangat berbahagia sekali mengingat anak-anak di sini serba keterbatasan,” ujar Sholeh.

Selain penyuluhan dan pemeriksaan gigi, kegiatan Bakti Sosial ini juga memberikan bantuan berupa pakaian layak pakai, alat ibadah, dan 1 buah pompa air. Menurut Yaya Djaenudin, Ketua PKK RW 007 Kelurahan Sukaluyu, Bandung, kegiatan Bakti Sosial ini sebagai wujud kontribusi kemanusiaan yang dilakukan oleh para anggotanya.

“Kita semua men-support , karena dasar kita adalah saling silaturahmi untuk lebih peduli kepada sesama,” ujar Yaya.

Kegiatan Bakti Sosial ini juga dihadiri langsung oleh Dekan FKG Unpad, Dr. Nina Djsutiana, drg., M.Kes. ditemui di sela kegiatan, Dr. Nina sangat merespons positif kegiatan yang digelar oleh P3GA LPPM Unpad tersebut. Selain memberikan nilai kemanusiaan, kegiatan ini juga ditujukan para santri punya langkah preventif untuk menjaga kesehatan gigi.

“Kesehatan gigi itu penting. Jika gigi mereka rusak, mereka juga tidak akan percaya diri. Padahal kan boleh jadi di antara mereka nanti akan jadi orang besar,” ujar Dr. Nina.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post P3GA LPPM Unpad Gelar Bakti Sosial Pemeriksaan Gigi Gratis di Pesantren Hurriyatul Ummah Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sisihkan Ratusan Pesaing, Taufik Nurhidayatulloh Terpilih Ikuti ASEAN Young Professionals Corps

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2014] Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Unpad, Taufik Nurhidayatulloh terpilih mengikuti program ASEAN Young Professionals Corps (AYVPC) yaitu program pemberdayaan yang diinisiasi oleh Kementerian Budaya, Pemuda, dan Olahraga Pemerintah Brunei Darussalam yang diajukan pada The 8th ASEAN Ministrial Meeting on Youth. Program AYPVC Vietnam ini berlangsung selama dua minggu (23/11-6/12) bertempat di Hue, Vietnam.

Para peserta ASEAN Young Professionals Corps dari berbagai negara *

Para peserta ASEAN Young Professionals Corps dari berbagai negara saat mengikuti program di Hue, Vietnam *

Sebelumnya, program yang melibatkan 10 negara di kawasan Asia Tenggara ini pernah diselenggarakan di Kamboja, Indonesia dan Filipina. Pada program tersebut, pemerintah Brunei memberikan beasiswa penuh kepada seluruh peserta yang berhasil lulus pada proses seleksi.

Pada program kali ini, selain Taufik juga ada mahasiswa program Master dari Australia National University yang menjadi perwakilan dari Indonesia. Keduanya berhasil menyisihkan sebanyak 900 pendaftar lainnya. Kedua berhasil lolos seleksi yang dilakukan oleh panitia seleksi melalui pembuatan esai terkait isu pendidikan dan lingkungan serta video mengenai program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di negara asal pendaftar.

Dalam rilisnya disebutkan bahwa program AYVPC kali ini memfokuskan pada pendidikan, lingkungan, pembentukan kepercayaan diri dan juga waste management pada masyarakat perbukitan. Peserta yang berasal dari berbagai latar belakang keahlian ini dituntut untuk merespon permasalahan dengan memberikan solusi berkelanjutan.

Kegiatan yang dilangsungkan oleh peserta AYPVC adalah penyusunan kurikulum untuk pendidikan pra-sekolah dan pendidikan dasar, waste management workshop bagi komunitas pemuda & masyarakat perbukitan, pembuatan konstruksi pagar dan ruang hijau. Program ini berlangsung atas kerja sama Pemerintah Brunei, ASEAN Secretariat, serta Hearts for Hue. Diharapkan kedepannya para delegasi negara ini mampu menciptakan program pemberdayaan berkelanjutan di masyarakat.*

Rilis / mar

The post Sisihkan Ratusan Pesaing, Taufik Nurhidayatulloh Terpilih Ikuti ASEAN Young Professionals Corps appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sambut Hari Disabilitas Internasional, Mahasiswa Fikom Unpad Sukses Gelar Acara Siknifitas

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/12/2014] Dalam rangka memperingati hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 3 Desember, Program Studi Kehumasan D-3 Kelas C angkatan 2012 menyelenggarakan kegiatan pagelaran musik yang bertajuk Siknifitas “Musik dan Seni Kreatif Disabilitas”. Acara yang mengangkat tema “Berkualitas Meski Terbatas” ini berlangsung pada Sabtu (6/12) malam di Saung Angklung Udjo, Bandung. Pada acara tersebut para penyandang disabilitas menampilkan bakat dan kreasi mereka dalam bidang seni.

Seluruh talent erkolaborasi di akhir acara “Musik dan Seni Kreatif Disabilitas” yang digelar di Saung Angklung Udjo Bandung, Sabtu (6/12) lalu. *

Seluruh talent erkolaborasi di akhir acara “Musik dan Seni Kreatif Disabilitas” yang digelar di Saung Angklung Udjo Bandung, Sabtu (6/12) lalu. *

Ketua Panitia Siknifitas Resya Novialdi mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk membuka pandangan publik terhadap kaum disabiltas agar tidak dipandang sebelah mata. Acara ini dihadiri pula oleh Ketua Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia sekaligus Kepala Humas Indosiar, Drs. Gufroni sakaril, M.M.

Dalam rilisnya disampaikan bahwa acara tersebut dibuka dengan penampilan Arumba Saung Angklung Udjo yang dilanjutkan dengan penampilan perkusi dari Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC). Pada kesempatan tersebut, Arumba Saung Angklung Udjo juga berkolaborasi dengan tim angklung SLB Negeri Cicendo yang membawakan lagu “Aku Pasti Bisa” dari Citra Scholastika dan “Jangan Menyerah” dari D’Masiv. Acara itu juga dimeriahkan dengan penampilan empat orang alumni SLB Negeri Cicendo penyandang tuna rungu yang membawakan tari Jaipongan. Tidak hanya itu, murid-murid SLB Negeri Cicendo juga menampilkan atraksi pantomim yang sangat menghibur penonton.

Sementara itu, penampilan Sania, salah satu murid dari YPAC saat menyanyikan lagu Armada yang berjudul “Hargai Aku” berhasil membuat haru seluruh penonton hingga menitikkan air mata. Sedangkan penampilan Zelda Mamamia dan Ira Cristy yang merupakan penyandang tuna netra juga tak kalah membuat haru seluruh pengunjung saat menyanyikan lagu “Bunda” dari Melly Goeslow. Penampilan mereka ini diikuti oleh siswa-siswi SLB Negeri Cicendo dengan bahasa isyarat di belakangnya. Di akhir penutupan acara, seluruh pengisi acara berkolaborasi menyanyikan lagu D’Masiv yang berjudul “Esok Kan Bahagia”.

Pada kesempatan tersebut, seluruh hadirin juga diajak untuk menonton Film Disabilitas oleh Festival Film Disabilitas (FFD) yang membuat para hadirin menjadi tahu bahwa para penyandang disabilitas memperjuangkan hak-haknya untuk mendapatkan ilmu yang sama.

Seusai acara, Direktur Utama Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo mengapresiasi acara tersebut. “Acara ini sangat menginspirasi saya, saya akan membuat acara seperti ini lagi tetapi akan saya buat lebih besar lagi di tahun 2015. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa Fikom Unpad yang telah membuat acara seperti ini,” ujarnya.

Acara yang merupakan tugas dari mata kuliah Event of PR ini sukses menggalang donasi untuk penyandang disabilitas. Dari hasil penjualan tiket acara ini akan diserahkan untuk beberapa yayasan seperti SLB Negeri Cicendo dan Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC).*

Rilis oleh: Kehumasan C 2012 Fikom Unpad/mar

The post Sambut Hari Disabilitas Internasional, Mahasiswa Fikom Unpad Sukses Gelar Acara Siknifitas appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad dan Dikti Gelar Workshop Pengembangan Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/12/2014] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) bekerja sama dengan Unpad menggelar Workshop bagi pengembangan Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (10/12).

Pelaksanaan workshop  pengembangan Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (10/12). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Pelaksanaan workshop pengembangan Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (10/12). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Workshop ini digelar sebagai salah satu perwujudan Reformasi Birokrasi yang digagas oleh Presiden Joko Widodo untuk peningkatan kualitas Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal ini, profesi PLP juga ikut tersentuh reformasi birokrasi.

“Dulu profesi lab itu tidak terlalu dilihat. Suksesnya seseorang menjadi Profesor atau Menteri terkait penelitian sebenarnya tidak lepas dari peran profesi lab,” ujar Dra. Merry D. Panji, M.Si., ketua pelaksana kegiatan.

Merry yang juga sebagai kepala Seksi Profesi Kependidikan Subdit Karir Direktur Pendidik dan profesi Kependidikan Ditjen Dikti mengungkapkan, dengan adanya reformasi birokasi, profesiPLP berhak mendapat tunjangan jabatan yang nyaris setara dengan dosen. Bedanya, dosen lebih terfokus pada sektor akademik, sementara profesi PLP pada sektor laboratorium.

Hanya saja, tunjangan jabatan ini berlaku apabila profesi PLP menghasilkan berbagai penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat. Jika tidak menghasilkan penelitian, profesi PLP terancam akan diturunkan jabatannya menjadi tenaga kependidikan nonPLP.

Selain mendapat tunjangan jabatan, profesi PLP juga berhak mendapatkan hibah penelitian. Dengan demikian, profesi PLP juga harus mengetahui beragam kaidah perumusan proposal penelitian hingga penulisan karya ilmiah dengan baik dan benar.

“Kalau mereka tidak mampu menulis dengan baik, untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi juga akan sulit,” tambah Merry.

Lebih lanjut Merry menjelaskan, workshop ini terfokus pada pemaparan pengembangan profesi PLP, sistem karir profesi PLP, serta bimbingan pembuatan proposal penelitan. Workshop ini diikuti oleh 45 peserta dari 23 Perguruan Tinggi di Pulau Jawa dan Sumatera. Setiap Perguruan Tinggi terdiri dari Dekan, Kepala Lab, dan Profesi PL Senior.

“Kita sengaja hadirkan Dekan dan Kepala Labnya agar nanti ketika profesi PLP itu mengajukan proposal penelitian, semua pihak bisa saling mengetahui,” kata Merry.

Selain menambah kompetensi menulis sesuai standar, Merry mengharapkan para profesi PLP dapat membawa misi bagi Dikti terkait isu-isu krusial untuk diteliti. “Kalau PLP tidak diperhatikan Perguruan Tinggi, nanti faktor pendidikan dan penelitian secara nasional otomatis turun juga,” pungkas Merry.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Unpad dan Dikti Gelar Workshop Pengembangan Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Publik Apresiasi Teknologi Nano Powder Karya Dosen Unpad di Ajang Powtex Tokyo

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/12/2014] Unpad siap lakukan hilirisasi produk penelitian. Salah satunya ialah teknologi nano powder yang dikembangkan oleh Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., bersama tim dari prodi Fisika FMIPA Unpad. Hasil penelitiannya ini telah dipamerkan pada ajang Powtex Tokyo 2014 di Tokyo, Jepang, pada 26 – 28 November lalu.

Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc (tengah) didampingi Ketua dan Sekretaris LPPM Unpad saat mengikuti pameran Powtex Tokyo 2014 di Tokyo, Jepang, 26 – 28 November 2014 lalu. *

Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc (tengah) didampingi Ketua dan Sekretaris LPPM Unpad saat mengikuti pameran Powtex Tokyo 2014 di Tokyo, Jepang, 26 – 28 November 2014 lalu. *

Dalam pameran industri teknologi tinggi tersebut, Dr. Made didampingi Dr. Eng. Camellia Panatarani, M.Si., dan Ketua LPPM Unpad, Prof. Wawan Hermawan, M.S., memamerkan grafen yang dikembangkan dari grafit, salah satu mineral alam di Indonesia. Dalam mengembangkan riset ini, pihaknya bekerja sama dengan beberapa industri di Indonesia.

Dr. Made dan tim menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam ajang tersebut di bawah naungan Indonesian Graphite & Carbon Association (IGCA)/PT. Grafindo Nusantara. Berbagai apresiasi dari pihak industri Jepang pun bermunculan. Hal ini karena produk grafen yang dihasilkan dinilai memiliki kualitas teknologi yang tinggi.

“Biasanya orang lain membuat nano powder itu secara sintetik. Kita benar-benar murni dari mineral alam,” ujar Dr. Camellia, saat diwawancarai di ruang Pusat Studi Institusi Nano Teknologi dan Grafen Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (10/12).

Teknologi nano powder ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bidang energi, seperti baterai posfor dan lampu hemat energi. Saat ini, Dr. made bersama tim pun tengah mengembangkan konversi listrik dari air laut melalui baterai yang terbuat dari grafen.

“Kita juga tengah mengembangkan cat konduktif, cat yang bisa mengalirkan listrik,” tambah Dr. Camellia.

Selain mendapatkan dukungan dari PT. Grafindo Nusantara, PT. Trans Jawa Sulawesi, PT. Mekongga Sejahtera dan perusahaan lainnya, penelitian ini juga mendapatkan dana Penelitian Unggulan Strategi Nasional (Pusnas). Pengembangan penelitian tersebut didukung oleh alat-alat yang canggih di bawah naungan Pusat Studi Institusi Nano Teknologi dan Grafen Unpad.

Dibentuk pada Agustus 2014, Pusat Studi tersebut juga mewadahi berbagai penelitian bidang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Giigi terkait teknologi nano, misalnya material pembuat obat ibuprofen, dan restorasi gigi buatan. Agar memiliki pengakuan formal, Pusat Studi tersebut saat ini tengah dilakukan audit eksternal untuk mendapatkan Sertfikat ISO 9002:2008 tentang Sistem Manajemen Mutu.

Dengan dipamerkannya produk tersebut ke kancah internasional, baik Dr. Made maupun Dr. Camellia siap untuk melanjutkan penelitian yang berbasis pada hilirisasi produk.

“Kalau kita bisa lebih maju itu akan jauh lebih baik, apalagi saat ini Unpad sudah menjadi PTN BH,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Wawan mengapresiasi produk penelitian yang dikembangkan Dr. Made. Diharapkan, beberapa departemen dan fakultas di Unpad dapat ikut bergabung dalam penelitian dan pengembangan teknologi nano ini.

“Ini sesuai dengan arahan dari Kemenristekdikti bahwa Penelitian Perguruan Tinggi itu akan digiring dan bekerja sama dengan bisnis. Dengan ini, Unpad telah siap untuk hilirisasi produk penelitian,” ujar Prof. Wawan.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Publik Apresiasi Teknologi Nano Powder Karya Dosen Unpad di Ajang Powtex Tokyo appeared first on Universitas Padjadjaran.

PT Angkasa Pura II Akan Jalankan Program Beasiswa dan Jaminan Kerja bagi Mahasiswa Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 11/12/2014] Dalam rangka meningkatkan kualitas institusi, Unpad menjalin kerja sama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero). Kerjasama ini difokuskan pada program pemberian beasiswa dan jaminan kerja di lingkungan PT. Angkasa Pura II kepada civitas akademika Unpad.

Direktur SDM & Umum PT Angkasa Pura II, RP Hari Cahyono (kiri) dan Wakil Rektor I Unpad, Prof. Engkus Kuswarno (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Direktur SDM & Umum PT Angkasa Pura II, RP Hari Cahyono (kiri) dan Wakil Rektor I Unpad, Prof. Engkus Kuswarno (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Direktur SDM & Umum PT Angkasa Pura II, RP Hari Cahyono mengatakan, program ini merupakan kali pertama yang dilakukan oleh perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan di wilayah Indonesia Barat tersebut. Unpad sendiri dipilih sebagai PTN pertama yang melakukan kerja sama ini dengan PT Angkasa Pura II.

“Kita melihat banyak alumni Unpad yang bekerja di Angkasa Pura II. Mereka memiliki kualitas dan kelakuan yang baik,” ujar Hari usai pendantanganan Perjanjian Kerjasama dengan Unpad, Kamis (11/12) di Ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri Bandung. Penandatanganan ini dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. H. Engkus Kuswarno, M.S., dengan Hari.

Program ini, menurut Hari, memberikan kesempatan bagi mahasiswa Unpad, khususnya di tingkat akhir, untuk menuntut ilmu dengan baik sekaligus menjadi karyawan di BUMN yang dipimpinnya. Agar menjadi karyawan yang berkualitas, para penerima beasiswa juga diberikan materi mengenai ilmu penerbangan sejak dini.

“Kita tahu, seleksi masuk ke Unpad itu sangatlah sulit. Mereka pasti memiliki berbagai macam saringan yang membuat mereka menjadi yang terbaik,” jelasHari.

Dipilihnya para mahasiswa tingkat akhir sebagai calon penerima beasiswa didasarkan pada keterdesakan kebutuhan akan tenaga ahli di PT. AngkasaPura. Tenaga ahli ini akan dipersiapkan guna mempercepat performa perusahaan. Saat ini, PT. Angkasa Pura II memiliki tugas mengelola sekaligus membangun setidaknya 13 bandara di wilayah Indonesia Barat.

Lebih lanjut ia menjelaskan, guna mempersiapkan tenaga ahli tersebut, pihaknya melakukan rekrutmen secara professional sesuai standar pemerintah. Proses seleksi calon penerima pun diserahkan langsung ke pihak Unpad.

“Kami ingin melakukan pola yang sangat bijak, baik, dan terpelajar.Tidak ada KKN. Segalanya diseleksi oleh lembaga professional dan diseleksi oleh alam,” paparnya.

Untuk tahap pertama, program beasiswa akan ditujukan untuk 20 orang mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hari menjelaskan, saat ini target utama perusahaannya adalah mempercepat pencapaian revenue di bidangcbisnis.

Meski demikian, pada tahap selanjutnya pihaknya juga akanmembuka peluang beasiswa untuk mahasiswa di fakultas lainnya. “Kita akan bicarakan lagi dengan Unpad, kami akan perdalam sesuai kebutuhan perusahaan,” pungkasnya.

Sementara itu, Prof. Engkus pun menyambut baik kerjasama ini. Hal ini sesuai dengan misi Unpad setelah menjadi PTN BH, meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder.

“Secara khusus kita akan undang pula PT Angkasa Pura II untuk mempresentasikan program ini langsung kepada mahasiswa kami. Selainitu, kita harapkan akanterjadi riset bersama pula,” ujar Prof. Engkus.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post PT Angkasa Pura II Akan Jalankan Program Beasiswa dan Jaminan Kerja bagi Mahasiswa Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Indonesia Menganut Sistem Presidensial, Kekuasaan Presiden Justru Seperti Dipreteli

$
0
0

[Unpad.ac.id, 11/12/2014] Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Pakar ilmu politik dunia, Rod Hague, menyebut ada tiga unsur sistem pemerintahan presidensial, salah satunya adalah tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan legislatif.

Seminar Nasional “Sistem Presidensial yang Efektif Menurut UUD NRI 1945” di Bale Rumawat Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (11/12).

Prof. Dede Mariana (kiri) dalam Seminar Nasional “Sistem Presidensial yang Efektif Menurut UUD NRI 1945” di Bale Rumawat Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (11/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Ironisnya, unsur di atas tidak tampak pada pemerintahan di Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Guru Besar FISIP Unpad, Prof. H. Dede Mariana, M.Si. “Sekarang ini agak aneh, UU bisa diajukan oleh DPR (legislatif). Padahal itu hak Eksekutif (Presiden),” ungkapnya saat Seminar Nasional “Sistem Presidensial yang Efektif Menurut UUD NRI 1945” di Bale Rumawat Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (11/12).

Padahal, lanjut Prof. Dede, Presiden memiliki kedudukan yang sangat kuat di pemerintahan. Namun saat ini kekuasaan presiden seolah dipreteli. Proses pembuatan kebijakan lebih didominasi peran DPR. Namun, DPR nyatanya masih belum bekerja untuk rakyat.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pengamat politik Yudi Latief, Ph.D. Sistem presidensial akan berjalan efektif apabila pemimpinnya memiliki jiwa visioner. Presiden punya hak prerogatif untuk menunjuk menteri dan menjalankan wewenangnya.

Terkait “ketidakberdayaan” Presiden baru Indonesia saat menjalankan pemerintahan, Yudi mengemukakan ada beberapa masalah yang terjadi. Salah satunya ialah ketidakjelasan lembaga legislatif di Indonesia. Hal ini terjadi setelah MPR diturunkan kedudukannya menjadi Lembaga Tinggi Negara.

Dengan demikian, DPR memiliki kewenangan yang besar. Menurut Yudi, saat ini DPR seperti lembaga tertinggi untuk menjalankan pemerintahan. “Ini artinya tidak ada mekanisme check and balance dari parlemen, sehingga DPR bisa berbuat semena-mena,” kritiknya.

Ketidakjelasan tersebut juga berimbas pada kondisi politik saat ini. Prof. Dede menjelaskan politik Indonesia pascareformasi masih berjalan dalam tataran demokrasi prosedural. Hal ini ditandai menguatnya budaya politik orientasi parpol. Sikap ini berimplikasi melahirkan budaya politik transaksional.

“Segala tindakan politik akan selalu diujung-ujungkan dengan uang. Perumusan Undang-undang saja saat ini sudah ada praktik percaloan. Ini potret buram capaian demokrasi kita,” kata Prof. Dede.

Seminar ini digelar oleh Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad bekerja sama dengan Pusat Studi Setjen MPR. Dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Studi Setjen MPR, Ma’ruf Cahyono, seminar ini menghadirkan para ahli ilmu pemerintahan, salah satunya ialah Pakar Hukum Tata Negara, Prof. Bagir Manan.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Indonesia Menganut Sistem Presidensial, Kekuasaan Presiden Justru Seperti Dipreteli appeared first on Universitas Padjadjaran.

Selain Menghasilkan Penghematan, Inovasi Teknologi Juga Dapat Tingkatkan Pelayanan Kesehatan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 11/12/2014] Inovasi teknologi informasi sangat diperlukan pada berbagai bidang, termasuk kesehatan. Pada bidang kesehatan, inovasi teknologi diantaranya dapat diterapkan untuk perawatan pasien, manajemen rumah sakit, dan riset.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Hal tersebut disampaikan Soleh Al Ayubi, Ph.D pada General Lecture “IT-based Innovation in Healthcare: Requirement, Action, and Lesson Learn from Boston Children Hospital” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (11/12). Ayub merupakan seorang Application Development Specialist pada Innovation Acceleration Program di Boston Children’s Hospital.

Ayub menuturkan, inovasi teknologi dapat diterapkan pada berbagai kegiatan di rumah sakit, mulai dari pendataan pasien hingga kegiatan petugas kebersihan. Berbagai inovasi dibutuhkan untuk mempermudah aktivitas pelayanan kesehatan, sehingga pelayanan dapat lebih efektif dan efisien. Bukan hanya dapat meningkatkan derajat kesehatan, tetapi juga dapat menghemat waktu, tenaga, dan materi.

“Inovasi itu tidak murah. Tapi kalau kita bicara mengenai saving yang kita lakukan, tentu lebih besar,” ungkap Ayub. Ia mencontohkan salah satu inovasi yang telah diterapkan Boston Children’s Hospital, yakni Aggregated Local Information Collected Electronically (ALICE), dimana pendataan pasien dilakukan secara elektronik. Walaupun terlihat sederhana, namun ternyata program tersebut dapat menghemat pengeluaran rumah sakit hingga 4 juta dolar AS setahun dan dapat menghemat waktu sekitar 5 menit dalam satu jam.

Selain itu, Ayub juga berpesan bahwa sebuah inovasi itu harus cepat. Bukan hanya karena harus cepat dalam pemenuhan kebutuhan dan mengikuti perkembangan yang ada, tetapi juga karena bersaing dengan perusahaan lain yang juga giat membuat inovasi. “Jika tidak cepat maka kita akan telat. Ada perusahaan lain yang bisa buat lebih cepat. Jadi balapan sama mereka,” ujarnya.

Dalam membuat inovasi, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya kesiapan dalam menghadapi resiko untuk gagal, pentingnya memperhatikan hukum yang berlaku, serta perlunya komunikasi yang baik terutama saat menyosialisasikan produk. Disamping itu, perlu juga adanya kolaborasi. “Sangat jarang riset dilakukan oleh satu departemen,” ujarnya.

Sementara Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai bagian dari wisata dan silaturahmi ilmiah. Dengan digelarnya kegiatan ini, bukan hanya dapat menciptakan ide baru terkait penerapan teknologi informasi dalam bidang kesehatan, tetapi yang paling penting adalah menciptakan kolaborasi dari berbagai bidang ilmu.

“Kita ingin mendorong pendekatan kolaboratif, lebih dari interdisiplin, tetapi ke transdisiplin,” ujar Dr. Setiawan.

Kegiatan kuliah umum ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai program studi terkait teknologi informasi dan kesehatan. Acara dimoderatori oleh Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad, Dr. Setiawan Hadi, M.Sc. CS.*

 

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Selain Menghasilkan Penghematan, Inovasi Teknologi Juga Dapat Tingkatkan Pelayanan Kesehatan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Moelyono Moektiwardoyo, “Kearifan Lokal Penting untuk Pengembangan Obat Modern”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/12/2014] Fitokimia merupakan jembatan saintifikasi etnofarmasi sebagai produk dari suatu kearifan lokal menjadi cikal bakal dikembangkannya sediaan farmasetika herbal dengan khasiat dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

Prof. Moelyono Moektiwardoyo (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof. Moelyono Moektiwardoyo (kanan) dan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat prosesi Penerimaan Jabatan Guru Besar  dalam Ilmu Fitokimia di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Jumat (12/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut disampaikan Prof. Moelyono Moektiwardoyo saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Saintifikasi Etnofarmasi Berbasis Fitokimia, Tahapan Menuju Industri Farmasetikal Herbal.” Orasi ilmiah tersebut dibacakan berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Fitokimia pada Fakultas Farmasi Unpad. Acara diselenggarakan di Bale Sawala Unpad, Gedung Rektorat kampus Unpad Jatinangor, Jumat (12/12).

Prof. Moelyono mengungkapkan, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat secara tradisional telah lama dilakukan oleh berbagai suku di seluruh Indonesia. Menurutnya, kearifan lokal tentang pengobatan serta keragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh masing-masing suku menarik untuk dkaji. Dengan demikian, perlu ada upaya penggalian sebagai dasar untuk pengembangan obat tradisional.

“Kearifan lokal tentang obat dan pengobatan oleh masyarakat atau suku asli setempat sangat penting untuk pengembangan obat karena banyak ekstrak tumbuhan untuk obat modern ditemukan melalui pendekatan ini,” tutur pria kelahiran Banjar, 11 Januari 1950 ini.

Etnofarmasi merupakan bagian dari Ilmu Farmasi yang mempelajari penggunaan obat dan cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik tertentu. Ruang lingkup etnofarmasi meliputi obat serta cara pengobatan menggunakan bahan alam. Etnofarmasi merupakan bagian dari ilmu pengobatan masyarakat tradisional yang seringkali terbukti secara empiris dan setelah melalui pembuktian ilmiah, dapat ditemukan atau dikembangkan senyawa obat baru.

Prof Moelyono menjelaskan bahwa dalam pencarian dan pengembangan obat baru, pengetahuan etnofarmasi banyak memberi arahan pendahuluan. Sebagai ilustrasi, untuk mengatasi gangguan diare, hampir seluruh komunitas etnik di Indonesia, terutama di Indonesia bagian barat, menggunakan godogan pucuk daun jambu biji.

“Penelitian farmakologi yang telah banyak dilakukan memberi arahan bahwa pucuk daun biji dapat digunakan untuk mengatasi gangguan diare karena senyawa kimia golongan tanin yang dikandungnya. Pengetahuan tersebut memberikan kemungkinan dilakukannya pencarian dan pengembangan obat baru,” ungkapnya.

humas unpad _2014_12_12_00065589humas unpad _2014_12_12_00065580Sementara Fitokimia merupakan bagian dari Ilmu Farmakognosi yang mempelajari kandungan kimia suatu tumbuhan. Melalui Fitokimia, sediaan etnofarmasi dapat disaintifikasi dan ditetapkan standar mutunya, mulai dari bentuk herbal terstandar hingga Fitofarmaka.

Menurut Prof. Moelyono, kandungan kimia merupakan salah satu langkah menuju saintifikasi etnofarmasi, karena dengan diketahui kandungan kimia aktifnya, maka aktivitas tumbuhan etnofarmasi dapat dipertanggungjawabkan secara saintifik.

“Saintifikasi fitokimia akan mencakup standarisasi dari bahan herbal yang digunakan dalam dunia farmasi, dan stadarisasi fitokmia akan menjadi suatu langkah signifikan untuk dimasukkan dalam suatu rencana induk penelitian, sehingga saintifikasi etnofarmasi berbasis fitokimia ini akan dapat menjadi tahapan menuju pengembangan industri farmastikal herbal di Indonesia,” ujar Prof. Moelyono. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Prof. Moelyono Moektiwardoyo, “Kearifan Lokal Penting untuk Pengembangan Obat Modern” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Jelang ASEAN Community, Dubes Romania Berbagi Pengalamaan Saat Negaranya Masuk Uni Eropa

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/12/2014] Sebagai negara anggota Uni Eropa, Romania memiliki pengalaman yang berharga ketika berkiprah dalam suatu organisasi regional. Pengalaman tersebut dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia yang dalam waktu dekat akan memasuki ASEAN Community.

Duta Besar Romania untuk Indonesia, HE. Mrs. Valerica Epure (kiri) memberikan kuliah umum di FISIP Unpad, Rabu (10/12). (Foto oleh: Satrio Wicaksono)*

Duta Besar Romania untuk Indonesia, HE. Mrs. Valerica Epure (kiri) memberikan kuliah umum di FISIP Unpad, Rabu (10/12). (Foto oleh: Satrio Wicaksono)*

Hal tersebut merupakan salah satu poin inti dari Kuliah Umum “Entering the 65th of Indonesia-Romania Diplomatic Relations: Opportunities and Challenges” yang disampaikan Duta Besar Romania untuk Indonesia, Her Excellency Mrs. Valerica Epure. Kuliah Umum diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad di Jatinangor, Rabu (10/12).

“Masyarakat Indonesia harus dapat memahami secara rinci apa itu ASEAN Community, serta mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh Indonesia ketika memasuki kerangka kerja sama tersebut. Keunggulannya harus tetap dipertahankan dan kelemahannya harus segera diperbaiki,” ujar Epure ketika menanggapi salah satu pertanyaan peserta tentang Indonesia yang akan memasuki ASEAN Comunity.

Epure memberikan contoh ketika Romania hendak memasuki Uni Eropa. Pada saat itu pemerintah Romania melakukan sosialisasi kepada seluruh penduduk Romania, baik yang berada di wilayah perkotaan sampai pedesaan tentang apa itu Uni Eropa. Dengan demikian, manfaat yang didapat ketika Romania memasuki organisasi regional tersebut tidak hanya dinikmati oleh kalangan elit namun juga kalangan akar rumput.

Kuliah Umum tersebut juga memberikan pemahaman dan pengetahuan baru bagi mahasiswa tentang hubungan Indonesia dengan Romania yang selama ini jarang disorot oleh media. “Saya mendapat banyak pelajaran. Terutama tentang bagaimana hubungan Indonesia dengan Romania selama 65 tahun terakhir ini, tentang bagaimana Romania menjadi bagian dari masyarakat Uni Eropa yang dapat dijadikan contoh bagi kita ketika berkiprah dalam ASEAN,” ujar Febby Utari, salah seorang peserta yang merupakan mahasiswa Hubungan Internasional Unpad Angkatan 2012.

Selain berbagi pengalaman tentang bagaimana Romania dalam Uni Eropa, Epure juga mendorong mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Unpad untuk peduli terhadap permasalahan isu global karena disadari atau tidak, apa yang terjadi di belahan dunia lain dapat berpengaruh terhadap kehidupan kita. Tidak hanya itu, Epure pun mendorong mahasiswa untuk melihat dunia secara langsung melalui berbagai kesempatan yang ada, diantaranya melalui kegiatan pertukaran mahasiswa.*

Rilis oleh: Arief Rosadi dan Eriska Meiyanis (Hubungan Internasional FISIP Unpad) /art

 

The post Jelang ASEAN Community, Dubes Romania Berbagi Pengalamaan Saat Negaranya Masuk Uni Eropa appeared first on Universitas Padjadjaran.


Kabar Duka, Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., MPd Meninggal Dunia

$
0
0
Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., MPd *

Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., MPd *

[Unpad.ac.id, 17/12/2014] Kabar duka kembali menyelimuti Unpad. Salah satu putra terbaiknya, Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., M.Pd., guru besar Fakultas Kedokteran Gigi Unpad meninggal dunia pada usia 64 tahun, Rabu (17/12) pukul 7.00 WIB pagi tadi di Bandung.

Guru besar bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat FKG Unpad ini akan mendapat penghormatan terakhir dari Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia beserta keluarga besar Unpad di Masjid Al Jihad Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jalan Dipatiukur No. 35, Bandung, hari ini pukul 11.00 WIB dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Sirnaraga, Bandung, pukul 15.00 WIB.

Prof. Avip yang lahir di Tasikmalaya, 19 Januari 1950 ini pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Berencana (Kapusbindiklantren) Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Wakil Sekjen ICMI se-Indonesia. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.*

Rektor Unpad saat mmberi penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., MPd., di Mesjid (Foto oleh Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberi penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., MPd., di Masjid Al Jihad Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung (Foto oleh Tedi Yusup)*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Kabar Duka, Prof. Dr. Avip Saefullah, drg., MPd Meninggal Dunia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Nurhalim Shahib Raih Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Kategori Paten

$
0
0

[Unpad.ac.id, 17/12/2014] Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Prof. Dr. dr. Nurhalim Shahib menjadi salah satu peraih Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) Kategori Paten. Prof. Nurhalim menjadi salah satu pemenang dangan karya invensi “Komposisi Ekstrak Kering Phyllantus Niruri Linn, Xanthoriza Roxb, dan Carica Papaya Linn Untuk Anti Demam Berdarah”.

Prof. Dr. dr. Nurhalim Shahib *

Prof. Dr. dr. Nurhalim Shahib *

AKIL 2014 merupakan kegiatan yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Penghargaan diberikan kepada penghasil Kekayaan Intelektual dalam empat kategori, yaitu Paten, Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), Hak Cipta Bidang Ilmu Pengetahuan, dan Desain Industri, Hak Cipta: Karya Seni Rupa, Karya Seni Pertunjukkan, dan Permainan Interaktif. Untuk seluruh kategori, terdapat 15 pemenang yang dinayatakan berhak memperoleh penghargaan tersebut. Penyerahan anugerah dilakukan pada Senin (15/12) lalu di Auditorium Gedung D Ditjen Dikti Lantai 2, Jl. Pintu Satu Senayan Jakarta.

Selain Prof. Nurhalim, tiga alumni Unpad juga dinyatakan berhasil menjadi pemenang pada ajang yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tersebut. Dr. Astanto Kasno, alumni S-1 Pemuliaan Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad, meraih penghargaan pada kategori PVT dengan “Pemuliaan Tanaman Kacang-Kacangan”. Pada kategori yang sama, alumni S-2 Pemuliaan Faperta Unpad, Dr. Muhammad Azrai Lastriyanto menjadi pemenang dengan “Pemuliaan Tanaman Sorealia”. Sementara itu, Dr. Sudarmadi Purnomo yang merupakan alumni S-2 dan S-3 Pemuliaan Faperta Unpad, menjadi pemenang kategori PVT dengan “Pemuliaan Tanaman Buah.”

Dilansir dari website Dikti, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada penghasil kekayaan intelektual yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Kegiatan ini digelar sebagai apresiasi atas invensi dan kreasi dosen, peneliti, dan masyarakat yang terus berkarya sehingga menghasilkan karya-karya yang luar biasa, juga memberikan kontribusi bagi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional serta mempunyai dampak ekonomi yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Penilaian dilaksanakan oleh tim penilai independen yang melibatkan unsur pemerintah, asosiasi, pengusaha, dan akademisi yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Penilaian berpedoman pada kriteria yang sesuai dengan kategori anugerah masing-masing.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dosen, peneliti, dan masyarakat untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara yang pada tujuan akhirnya meningkatkan daya saing bangsa. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Prof. Nurhalim Shahib Raih Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Kategori Paten appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sebanyak 143 Dosen Memenuhi Syarat Administratif Jadi Calon Rektor Unpad

$
0
0

pilrek[Unpad.ac.id, 17/12/2014] Persiapan pemilihan Rektor Unpad periode 2015-2019 telah memasuki tahapan penerimaan kesediaan calon Rektor Unpad yang telah memenuhi persyaratan administratif. Tahapan tersebut berlangsung hingga Jumat (19/12) yang akan datang. Berdasarkan verifikasi yang telah dilakukan panitia, tercatat 143 orang dosen Unpad yang memenuhi persyaratan tersebut.

“Dokumen yang digunakan untuk memverifikasi adalah dokumen yang berasal Wakil Rektor Bidang SDM, Sarana dan Prasarana, dan Tata Kelola Unpad serta dari Dekan Fakultas di Lingkungan Unpad,” ujar Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unpad Periode 2015 – 2019, Prof. Dr. Ir. Soeparna, M.S, beberapa waktu lalu.

Adapun persyaratan tersebut antara lain, berusia setinggi-tingginya 60 tahun pada 13 April 2015, berpendidikan Doktor dengan jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala, mempunyai pengalaman kerja di lingkungan Unpad sekurang-kurangnya 10 tahun, tidak pernah memperoleh sanksi akademik fakultas/universitas serta memiliki pengalaman manajerial di lingkungan Unpad paling rendah sebagai Ketua Program Studi/Departemen/Jurusan/Bagian sekurang-kurangnya 2 tahun.

Persyaratan selengkapnya tercantum dalam Peraturan Senat Universitas Padjadjaran No. 54 Tahun 2014 tentang Pemilihan Rektor Universitas Padjadjaran Periode 2015-2019 yang dapat diunduh di laman http://pilrek.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/PERATURAN-SENAT-Tata-Cara-Pilrek-Hasil-Revisi-11-Des-2014-final.pdf.

Sebagai informasi, pada peraturan yang ditetapkan oleh Rektor/Ketua Senat Unpad pada 9 Desember 2014 ini memuat tentang ketentuan umum, panitia pemilihan rektor, persyaratan calon rektor, tata cara pengusulan calon rektor, sidang pleno pemilihan rektor, tata laksana pemilihan rektor, dan ketentuan penutup. Selain itu, jadwal kegiatan pemilihan Rektor Unpad periode 2015 – 2019 juga sudah ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unpad Periode 2015 – 2019. Peraturan ini ditetapkan setelah berlangsung Rapat Pleno Senat Unpad pada Selasa (9/12) lalu.

Untuk menjaring para dosen yang mencalonkan diri menjadi Rektor Unpad periode 2015-2019 tersebut, panitia telah menyampaikan surat kepada para dosen yang telah memenuhi persyaratan tersebut berupa formulir Kesediaan Menjadi Calon Rektor dan formulir Riwayat Hidup Calon Rektor. Kedua formulir tersebut dapat diunduh di laman http://pilrek.unpad.ac.id/.

Mereka yang telah memenuhi syarat administratif dan berminat mencalonkan diri maka persyaratan dan formulir dapat diserahkan dalam amplop tertutup paling lambat hari Jumat, 19 Desember 2014, pukul 16.00 WIB kepada Panitia Pemilihan Rektor Universitas Padjadjaran Periode 2015-2019 d.a. Senat Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor Telp./Faks. 022-84288870, narahubung: Dadan/Mia/Reni.

“Persyaratan tersebut selanjutnya akan diverifikasi untuk ditetapkan sebagai calon Rektor Unpad periode 2015 – 2019,” ujar Prof. Soeparna. *

Laporan oleh: Marlia / eh

The post Sebanyak 143 Dosen Memenuhi Syarat Administratif Jadi Calon Rektor Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Lantik Dua Wakil Dekan Fakultas Farmasi Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/12/2014] Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia melantik dua Wakil Dekan Fakultas Farmasi Unpad, yaitu Prof. Dr. Ajeng Diantini M.Si, Apt sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama, serta Mutakin, M.Si, Ph.D, Apt sebagai Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Tata Kelola.

Rektor Unpad saat melantik dua Wakil Dekan Fakultas Farmasi Unpad di Executive Lounge Gd. Rektorat Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)

Rektor Unpad saat melantik dua Wakil Dekan Fakultas Farmasi Unpad di Executive Lounge Gd. Rektorat Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)

Pelantikan dilakukan di Ruang Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (18/12). Acara pelantikan dihadiri juga oleh sejumlah pimpinan universitas dan fakultas di lingkungan Unpad. Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 3810 s.d. 3811/ UN6.RKT/KP/2014 tanggal 11 Desember 2014.

“Kepada Wakil Dekan yang baru, selamat bekerja. Ini adalah amanah. Tugas kita adalah mengerjakan apa yang sudah dilakukan oleh yang terdahulu dan tentu harus lebih meningkatkan kinerja yang ada,” tutur Rektor Unpad saat memberikan sambutan. Rektor berharap, para Wakil Dekan yang baru dilantik ini dapat melaksanakan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.

Prof. Ajeng menggantikan Wakil Dekan I yang sebelumnya dijabat oleh Dr. Keri Lestari S.Si, M.Si. Apt (sekarang Dekan Fakultas Farmasi Unpad), dan Mutakin menggantikan Wakil Dekan II yang sebelumnya dijabat oleh Dra. Emma Surahman, M.Si, Ph.D, Apt.

“Terima kasih kepada Wakil Dekan yang sebelumnya, Bu Emma dan Bu Keri atas segala amal baktinya untuk perkembangan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,” tutur Rektor.

Pada kesempatan tersebut, Rektor juga menyampaikan mengenai pengukuran kinerja bagi para pegawai Unpad. Pengukuran  ini menunjukkan performa kinerja dari masing-masing orang. Dengan demikian, jangan takut kehilangan arah dan tujuan dari apa yang dikerjakan. “Pekerjaan sudah jelas, target yang ingin dicapai sudah jelas. Tinggal yang paling penting adalah bagaimana strategi mencapai target tersebut. Tentu dengan membangun kebersamaan, baik dengan pimpinan maupun dengan seluruh staf yang ada,” tutur Rektor.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana /eh

The post Rektor Lantik Dua Wakil Dekan Fakultas Farmasi Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Investasi Langsung dan Bonus Demografi Jadi Tantangan Besar Indonesia di Tahun 2015

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/12/2014] Jelang tahun 2015, Indonesia menghadapi tantangan perubahan ekonomi global yang signifikan. Hal ini harus diantisipasi dengan baik oleh pemerintahan baru Indonesia. Lalu seberapa siap pemerintah mengelola tantangan yang tidak mudah ini?

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI Periode 2009-2014, Prof. Dr. Armida Alisjahbana, S.E., M.A., di masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, pemerintah telah memproyeksikan perubahan ekonomi dunia ke dalam lingkungan strategis di Rancangan Teknokratik RPJMN 2015 – 2019 Bappenas.

Dalam draf tersebut, Prof. Armida menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia menyongsong perubahan iklim ekonomi dunia. Dua tantangan besar yang disorot adalah arah investasi langsung dunia dan tantangan bonus demografi.

“Investasi langsung dunia diperkirakan akan meningkat ke negara berkembang,” ujar Prof. Armida saat menyampaikan keynote speech dalam acara Seminar Ekonomi: Proyeksi Kinerja Ekonomi dan Risiko Bisnis dan Keuangan Tahun 2015 di Bale Rumawat Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (18/12).

Guru besar FEB Unpad ini menjelaskan, saat ini mesin pertumbuhan ekonomi dunia telah bergeser ke kawasan Asia Pasifik, Asia Selatan, hingga merambah benua Afrika. Di sisi lain, Indonesia tetap konsisten menjadi negara tujuan investasi dunia.

“Indonesia selalu menduduki peringkat 1, 2, dan 3 sebagai negara tujuan investasi dunia meskipun dengan segala permasalahan di birokrasi dan perizinannya,” beber Prof. Armida.

Konsistensi ini diprediksi tidak akan mengalami perubahan. Namun, Prof. Armida menekankan bahwa Indonesia harus tetap memperkuat daya saingnya. Hal ini juga bertujuan untuk menyongsong ASEAN Economic Community yang secara de jure akan berjalan pada 2015 mendatang.

Sementara pada tantangan bonus demografi, saat ini Indonesia memasuki kondisi meningkatnya jumlah usia produktif. Menurunnya angka usia ketergantungan (depedency ratio) akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.

Prof. Armida mengambil contoh negara Thailand dengan jumlah usia produktifnya yang cukup besar. Menurutnya, negara tersebut telah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 9 – 15%. Jumlah tersebut diantaranya merupakan kontribusi dari usia produktif.

“Kalau bonus demografi ini disiapkan dengan baik, perekonomian Indonesia juga akan mendapat ‘bonus’,” kata Prof. Armida.

Di akhir paparannya, tantangan yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 mesti dimanajeri dengan baik. Berbagai bentuk kerjasama global terus ditingkatkan sehingga peran Indonesia dalam forum ekonomi internasional maupun regional akan sangat signifikan.

Seminar yang digelar oleh prodi Magister Ilmu Ekonomi FEB Unpad ini menghadirkan beberapa pembicara yang merupakan akademisi dan pengamat ekonomi. Acara dibuka secara langsung oleh Wakil Dekan I FEB Unpad, Dr. Harry Suharman, S.E., M.A., Ak.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post Investasi Langsung dan Bonus Demografi Jadi Tantangan Besar Indonesia di Tahun 2015 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 5610 articles
Browse latest View live