Quantcast
Channel: Universitas Padjadjaran
Viewing all 5528 articles
Browse latest View live

LPPM Unpad Lakukan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Desa Cileles Jatinangor

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/01/2015] Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Prioritas, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Padjadjaran melakukan pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal pada masyarakat Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor sejak September 2014. Pada Minggu (21/12) lalu, digelar acara Gelar Produk Desa Cileles yang merupakan puncak pelaksanaan kegiatan tersebut.

Foto bersama saat pelaksanaan PKM Prioritas Gelar Produk Desa Cileles Jatinangor, Minggu (21/12) lalu. *

Foto bersama saat pelaksanaan Gelar Produk Desa Cileles Jatinangor, Minggu (21/12) lalu. *

Pada Gelar Produk tersebut, diketahui ada sejumlah produk unggulan yang dihasilkan pada program ini. Salah satunya, kelompk Gapoktan telah berhasil membuat racun tikus sistemik yang bernama Rittiles (Racun Tikus ti Cileles) dan Kompos, yang menurut rencana akan dipasarkan bekerja sama dengan Laboratorium Vertebrata Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unpad.

Selain itu, kelompok ibu-ibu yang dibina telah berhasil memanfaatkan dan mengembangkan 30 aneka produk berbasis singkong, ubi jalar, dan jagung. Yakni mulai dari tepung, kue, sirup, keripik, dan produk derifat tepung lainnya. Beberapa produk kue juga sudah mulai dipasarkan di sejumlah toko kue di Jatinangor. Titik awal kerjasama ini menjadikan akses pasar produk masyarakat menjadi lebih terbuka. Bahkan hasil organoleptik produk yang dibuat menunjukkan tanggapan positif dari konsumen karena rasa dan kekhasannya.

“Selama ini dosen Unpad banyak diperbantukan di berbagai instansi di seluruh Indonesia baik di Pusat, Kabupaten/Kota, BUMN maupun swasta, namun belum banyak riset dan pengabdian yang kita berikan terhadap masyarakat di sekitar Unpad. Dalam pandangan saya, manfaat riset dan pengabdian dari Unpad harus lebih dulu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terdekat,” ujar Ketua Peneliti PKM Prioritas yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, dan Tata Kelola Unpad, Prof. Dr. Ir. H. Roni Kastaman, MSIE.

Sasaran yang dituju pada tahap inisiasi pemberdayaan masyarakat Cileles adalah tumbuhnya peluang ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal, mulai dari hulu (para petani) sampai hilir (masyarakat), kemudian diintegrasikan jejaring usaha hulu-hilirnya sampai pemasaran. Kegiatan ini melibatkan sejumlah sivitas akademika Unpad, diantaranya 11 dosen sebagai narasumber dari berbagai disiplin ilmu, yaitu kesuburan tanah (Oviyanti, SP., MS), pengendalian Hama Penyakit (Dr. Wahyu Daradjat), Teknologi Pangan (Marleen, SP., MP; In-in Hanidah, STP., MS; Heni Radiani, SP., MP) dan Manajemen Industri Pertanian (Prof. Dr. H Roni Kastaman, Ir., MSIE; Totok Pujianto, Ir., MSIE; Dr. Dwi Purnomo, STP., MT; Devi MR, STP., MT; Fahmi Rizal, SP., MT),

Selain dosen, dilibatkan juga 15 mahasiswa sarjana tingkat akhir berjumlah 15 orang dari Prodi Teknologi Pangan serta Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, dan satu orang mahasiswa program magister dengan topik riset teknik budidaya singkong, jagung dan ubi (Maulana Haris SP).

“Program pemberdayaan yang sustain membutuhkan keterlibatan dari lintas disiplin ilmu, ini karena problematika yang ada di masyarakat sangat kompleks. Oleh karena itu, dalam PKM Prioritas di Cileles, saya mengajak para dosen senior maupun muda dari lintas Prodi, para mahasiswa Program Sarjana tingkat akhir dan mahasiswa Program Magister untuk kedepan menjadikan Cileles sebagai laboratorium lapangan,” terang Prof. Roni.

Selama proses pemberdayaan, para petani dan masyarakat diberikan keterampilan teknis pembuatan produk-produk kreatif berbasiskan potensi lokal cileles yaitu dari komoditas singkong, ubi jalar dan jagung, pelatihan manajemen usaha kecil, manajemen mutu, serta pengemasan dan label produk. Pendampingan terhadap kelompok sasaran terus dilakukan hingga aspek pemasaran. Mereka didampingi secara langsung untuk audiensi dan negosiasi dalam hal penetrasi produk yang telah dihasilkan dengan toko yang ada di sekitar jatinangor.

“Saya mengucap syukur alhamdulillah dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada LPPM Unpad, Prof Roni Kastaman dan Tim PKM juga adik adik mahasiswa yang telah bekerja keras dari awal kegiatan membantu masyarakat Cileles, sehingga sekarang Cileles mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan berupa produk-produk dan menurut saya sudah bisa bersaing di pasar Jatinangor. Dan lebih membanggakan lagi, bahan bakunya ada di halaman rumah kita, semula kita hanya memandang jagung, singkong dan ubi jalar merupakan barang biasa, namun sekarang menjadi barang yang luar biasa bernilai” Ujar Suhendar selaku Kepala Desa Cileles dalam sambutannya di Acara Gelar Produk Cileles.*

Rilis oleh: LPPM Unpad / art

 

The post LPPM Unpad Lakukan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Desa Cileles Jatinangor appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad Lakukan Kunjungan Familiarisasi ke Kantor Pusat IDB Group di Jeddah

$
0
0

[Unpad.ac.id, 8/01/2015] Dalam rangka peningkatan koordinasi pelaksanaan Proyek IDB di Universitas Padjadjaran, delegasi Unpad yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, Dr. med. Setiawan, dr., melakukan kunjungan familiarisasi ke kantor pusat IDB Group di Jeddah, Arab Saudi pada 30 Desember 2014 hingga 6 Januari 2015 lalu.

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., saat memaparkan presentasi tentang Unpad pada kunjungan familiarisasi ke kantor pusat IDB Group di Jeddah, Arab Saudi *

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., saat memaparkan presentasi tentang Unpad pada kunjungan familiarisasi ke kantor pusat IDB Group di Jeddah, Arab Saudi *

Kunjugan tersebut diikuti juga oleh PIC PMU IDB Unpad, Ace Tatang Hidayat dan Achmad Zaenuddin. Rombongan Unpad didampingi oleh Zaenal Arifin dari Bappenas, yang selama ini telah banyak terlibat dalam berbagai proses yang krusial di Unpad.

Rombongan Unpad diterima secara resmi oleh Dr. Daouda Malle selaku Director Human Development Departmen (Education and Health), Dr. Abderrahman Beddi selaku Manager, Education Division, Human Development Department, dan Br Abdi Moalin Abdullahi selaku Project Officer untuk proyek IDB di Indonesia.

Secara khusus, Dr. Daouda Malle menekankan bahwa IDB berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia di seluruh negara anggota IDB. IDB dapat mempertahankan kelasnya dengan sertifikasi triple A, yang membuktikan bahwa program dapat berjalan dengan baik. Ke depan, akan semakin ditingkatkan kualitasnya, disamping untuk meningkatkan alokasi bantuan dari dana IDB yang ada, juga menyangkut kecepatan pelaksanaan program. Hal ini dapat direalisasikan dengan telah dibukanya Country Gateway Office (CGO) di Jakarta.

Unpad mendapat apresiasi, karena setelah mengalami keterlambatan akibat faktor non-teknis, Unpad menjadi contoh kecepatan proses. Dari sejak penetapan pemenang kontraktor hasil evaluasi yang cepat, penandatanganan kontrak yang melibatkan izin Menteri, serta pencairan advance payment, masing-masing memakan waktu 1 minggu. Hal ini menunjukkan komitmen dan kerja sama yang baik antara PMU IDB Unpad selaku Executing Agency, pimpinan Unpad, serta IDB.

Secara teknis, dalam kunjungan ini disampaikan laporan kemajuan proyek IDB. Hal yang menggembirakan, adalah terjadinya deviasi positif dari pekerjaan kontraktor mencapai 5% dari target S-curve yang telah dibuat. Dengan kondisi ini, maka diharapkan terjadi percepatan proses pembangunan, sehingga target berakhirnya proyek pada bulan Desember 2015 dapat dicapai. Namun, mengingat pengadaan alat, proses instalasi, pengetesan dan serah terima masih memerlukan waktu, maka diusulkan ada perpanjangan untuk installment sale, menjadi paling cepat pertengahan tahun 2016.

Selain itu, PMU IDB Unpad melaporkan bahwa ada sedikit perobahan desain dari DEDC tanpa mengurangi jumlah kontrak, serta diperkirakan terjadi efisiensi anggaran karena faktor nilai mata uang. Untuk itu, diusulkan adanya penambahan kegiatan menjadi peningkatan kualitas laboratorium sentral yang akan dibangun, dari pemenuhan standar BSL 1 menjadi BSL 3.   PMU IDB Unpad akan melakukan advokasi ke kementerian terkait, sehingga dapat diajukan untuk efektivitas anggaran yang telah dialokasikan dalam financial agreement.

Pada pertemuan teknis juga dibahas tentang beberapa dokumen pengadaan dan pembayaran (disbursement) yang perlu diselesaikan oleh pihak IDB sehingga dapat dikeluarkan NOL (No Objection Letter), dan NOD (Notice of Disbursement), untuk follow up lebih lanjut, termasuk pencatatan SP3 di Kementerian Keuangan sebagai bukti penyerapan anggaran dari pihak pemerintah Indonesia.

Di samping pembahasan teknis proyek, mengingat perkembangan pendidikan tinggi khususnya pada pemerintahan baru, Dr. Setiawan juga presentasi di kantor pusat IDB dengan judul Current Development and Policy of Higher Education in Indonesia: Unpad Experience di hadapan Community of Practice members of Human Development IDB.

10438512_10205500578942745_1640767299142456611_nPresentasi ini menggambarkan kerangka pikir Dikti yang menekankan program ke arah inovasi untuk kesejahteraan dan daya saing bangsa. Misi ini harus dijalankan oleh PTN kasta tertinggi, yaitu PTN BH. Unpad memasuki era baru pemandatan sebagai PTN BH berdasarkan rekam jejak prestasi selama ini, akan terus meningkatkan inovasi ini melalui pengelolaan inovasi yang sudah dimulai sejak beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, diharapkan Unpad memperoleh kesempatan dukungan program, termasuk bila memungkinkan melalui Proyek IDB, dalam penguatan inovasi dan komersialisasi inovasi diantaranya dengan pengembangan Science Park dan kerjasama dengan industri.

Pihak IDB sangat mengapresiasi pencapaian Unpad selama ini, dan menganggap tahapan pengembangan Unpad sebagai suatu hal yang sangat ambisius. Bagi Unpad, penilaian seperti itu akan semakin memacu upaya percepatan pencapaian tahapan pengembangan Unpad, untuk dapat meningkatkan daya saing bangsa dimulai di tingkat regional melalui pengembangan riset dan inovasi.

Melalui diskusi ini juga, disampaikan oleh Dr. Daan Boom, selaku Senior Consultant Knowledge Management and Innovation Program IDB, tulisan yang merupakan hasil review terbaru ADB tentang Innovative Asia Knowledge-based Economy, yang dapat menjadi salah satu rujukan pengembangan Unpad ke depan.*

Lampiran file presentasi:

Rilis / art

The post Unpad Lakukan Kunjungan Familiarisasi ke Kantor Pusat IDB Group di Jeddah appeared first on Universitas Padjadjaran.

BEM dan BPM Kema Unpad Siap Proaktif untuk Kemajuan Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/01/2015] Untuk masa kepengurusan tahun 2015, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM Kema) Unpad memiliki visi “Semangat Menginspirasi dari Unpad untuk Indonesia”. Melalui visinya tersebut, BEM Kema melalui Kabinet Inspirasi berusaha mendorong sivitas akademika Unpad agar lebih terpacu dalam menciptakan inovasi yang positif bagi masyarakat.

Pengurus BEM Kema Unpad ketika bersilaturahmi dengan Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia *

Pengurus BEM Kema Unpad ketika bersilaturahmi dengan Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia *

“Berlandaskan semangat kebersamaan sebagai elemen Kema lainnya, kami ingin memperluas kebermanfaatan hingga tingkat berbangsa dan bernegara. Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa mahasiswa Unpad harus lebih proaktif memberikan dedikasinya dalam berbagai bidang untuk kemajuan Indonesia,” ungkap Presiden BEM Kema Unpad yang baru terpilih, Aa Habib Baihaqi.

Lebih lanjut Habib mengungkapkan, program kerja BEM Kema 2015 yang merupakan penjabaran dari visi dan misi yang telah ditetapkan yaitu terkait pelayanan, prestasi, pengabdian, dan pergerakan. “Keempat hal tersebut kami pandang sebagai kebutuhan dasar mahasiswa yang harus BEM KEMA bantu dalam pemenuhannya,” ujar mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad ini.

Program unggulan BEM Kema terdiri dari delapan kegiatan. Program unggulan tersebut terdiri dari Unpad Sawargi (ruang untuk sivitas akademika memberikan aspirasi), Ngabdi Eksis (Pengabdian Berbasis Kompetensi, yakni pengabdian berbasis penerapan di berbagai bidang ilmu), Mata Unpad (diskusi publik), Go Pimnas (gerakan untuk meningkatkan prestasi Unpad di Pimnas) , Teror Unpad (Temani Rektor Unpad, yakni audiensi dan advokasi antara pimpinan Unpad dengan mahasiswa), AC (Academic Center, yakni pusat informasi akademik bagi mahasiswa), Andong Unpad (Angkutan DU-Nangor, yakni pengadaan transportasi dalam setiap acara BEM), dan Korps Aksi Padjadjaran.

Dalam kinerjanya, BEM Kema diawasi oleh Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Kema Unpad, yang kini diketuai oleh Koko Iwan Agus Kurniawan dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad. Selain pengawasan kinerja, BPM Kema Unpad juga memiliki program unggulan, diantaranya pembuatan produk hukum, jaring aspirasi mahasiswa unpad, UKM, dan seluruh lembaga kemahasiswaan unpad, pembentukan panitia Pemilihan Raya Mahasiswa (Prama), pelatihan legislatif (Montesquieu), advokasi mahasiswa unpad/lembaga yg membutuhkan, dan menyelenggarakan kongres Kema Unpad.

Terkait dengan sinergitas pelaksanaan kerja BEM dan BPM, Habib menuturkan, “Kami memiliki program yang mampu diselaraskan terutama dalam hal advokasi. Advokasi yang dijalankan oleh BPM bersifat aspiratif sedangkan advokasi yg dijalankan oleh BEM bersifat pelayanan. Selain itu, dalam menjalankan kepengurusan, kami BEM dan BPM juga harus saling koordinasi, dimana saat pelaksanaan program-program BEM, ada fungsi pengawasan dari BPM.”

Lebih lanjut Habib menuturkan, saat ini BEM sedang melakukan rekrutmen terbuka staf BEM Kema Unpad 2015. Pendaftaran dibuka hingga 13 Januari 2015 mendatang. Bagi mahasiswa yang berminat, informasi selengkapnya bisa dilihat di akun Facebook BEM Unpad atau twitter @bem_unpad.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

 

The post BEM dan BPM Kema Unpad Siap Proaktif untuk Kemajuan Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Ida Nurlinda, “Keadilan Agraria Belum Juga Terwujud”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 9/01/2015] Selama 55 tahun perjalanan Undang-undang Pokok Agraria di Indonesia sebagai peraturan induk pertanahan, keadilan agraria belum juga terwujud. Padahal, dirumuskannya UUPA pada zamannya adalah untuk membuka akses agrarian yang telah diblokir oleh Pemerintah Kolonial Belanda.

Prof. Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H., saat membacakan Orasi Ilmiah berkenaan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Hukum Agraria Fakultas Hukum Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Jumat (9/1). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof. Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H., saat membacakan Orasi Ilmiah berkenaan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Hukum Agraria Fakultas Hukum Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Jumat (9/1). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Di masa pemerintahan Kolonial Belanda, akses rakyat memang sengaja ditutup sebagai bentuk politik hukum penjajahan. Rakyat langsung merasakan akibat politik hukum tersebut berupa kemiskinan dan kesengsaraan,” urai Prof. Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H., saat membacakan Orasi Ilmiah berkenaan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Hukum Agraria Fakultas Hukum Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Jumat (9/1).

Orasi ilmiah dengan judul “Membangun Struktur Hukum Reforma Agraria Untuk Mewujudkan Keadilan Agraria” ini dibacakan langsung di hadapan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia beserta Guru Besar dan tamu undangan. Hadir dalam tamu undangan Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, Ferry Mursyidan Baldan, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi.

Menurut Prof. Ida, pasca Orde Baru lahir gerakan reforma agraria, gerakan sosial terhadap berbagai isu ketidakadilan agraria. Ada 3 kata kunci yang diangkat, yakni kepastian dan perlindungan hukum, keadilan, serta kemakmuran rakyat.

Pada dasarnya, reforma agraria ini diarahkan untuk melakukan perubahan struktur penguasaan tanah dan perubahan jaminan kepastian penguasaan tanah demi kemakmuran rakyat. Maka, reforma agrarian ini perlu menjadi landasan pembangunan Indonesia.

profida2profida3Sayangnya, ada anomali pendapat yang menyatakan bahwa kemajuan pembangunan bangsa harus menitikberatkan pada pengembangan industri, terutama industri manufaktur. “Pendapat demikian jelas keliru. Kalaupun harus menjadi negara industri, industrialisasi tersebut harus berbasis pertanian bukan manufaktur,” tukas Prof. Ida.

Mantan Dekan FH Unpad periode 2009-2013 ini mengatakan, alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian seperti pembangunan jalan tol, dan industri lainnya menunjukkan pembangunan berbasis pertanian bukanlah menjadi prioritas. Peraturan perundang-undangan yang ada pun dinilai tidak konsisten.

“Padahal untuk menjadi negara modern, Indonesia dapat tetap berwujud negara agraris. Salah satu caranya dengan menjadikan reforma agraria sebagai landasan pembangunan,” cetusnya.

Namun, langkah ini tidak akan berdampak apa-apa tanpa adanya kepastian hukum. Untuk itu, ada 3 unsur yang harus diperhatikan di dalam penegakan hukum, yakni unsur keadilan, unsur kemanfaatan, dan unsur kepastian hukum.

“Ketiga unsur tersebut harus diupayakan proporsional dalam penegakan hukum reforma agrarian, agar keadilan agraria dapat tercapai,” ujar Guru Besar kelahiran Bandung, 28 Juli 1962 tersebut.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

The post Prof. Ida Nurlinda, “Keadilan Agraria Belum Juga Terwujud” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tim Forensik Gigi FKG Unpad Turut Berpartisipasi dalam Identifikasi Korban Air Asia QZ8501

$
0
0

[Unpad.ac.id, 10/01/2014] Fahmi Oscandar, drg., M.Kes., ahli Forensik Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Unpad bersama 6 tim Disaster Victim Identification (DVI) FKG Unpad ikut serta berpartisipasi dalam proses identifikasi jenazah korban Pesawat Air Asia QZ8501 di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.

Fahmi Oscandar, drg., MKes., (kedua dari kiri) bersama tim DVI Nasional yang membantu identifikasi korban kecelakaan Pesawat Air Asia di RS Bhayangkara Surabaya *

Fahmi Oscandar, drg., MKes., (kedua dari kiri) bersama tim DVI Nasional yang membantu identifikasi korban kecelakaan Pesawat Air Asia di RS Bhayangkara Surabaya *

Tim yang menjadi bagian dari tim DVI Nasional ini bertugas mengidentifikasi jenazah melalui forensic kedokteran gigi yang mencakup Forensik Odontologis dan Radiologi Forensik Kedokteran Gigi. Sebanyak 8 jenazahberhasil diidentifikasi oleh Fahmi. Jenazah tersebut merupakan korban pertama yang ditemukan di kawasan Selat Karimata.

“Identifikasi jenazah melalui forensic gigi bias lebih cepat. Dari beberapa jenazah yang hancur, giginya masih bias diidentifikasi,” ujar Fahmi saat ditemui di Bagian Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Unpad, JalanSekeloa Selatan No. I Bandung, Jumat (9/01).

Fahmi adalah ahli pertama dari FKG Unpad yang diberangkatkan ke Surabaya. Selama 4 hari dari tanggal 1 hingga 4 Januari lalu, ia mengidentifikasi jenazah berdasarkan keahliannya di bidang Forensik Odontologis. Identifikasi ini dibantu oleh 2 tenaga medis dari Universitas Hang Tuah dan Trisakti. Keduanya merupakan alumni dari Program Spesialis Radiologi FKG Unpad.

Cara identifikasi yang dilakukan yaitu memeriksa klinis kondisi gigi secara langsung. Seluruh gigi jenazah diperiksa satu persatu lalu didata. Data ini kemudian dipindahkan ke odontogram (catatan medis tentang kondisi gigi).

Proses selanjutnya dilakukan foto rontgen terhadap gigi jenazah. Hasil rontgen dan odontogram tersebut kemudian disimpan dan disesuaikan dengan data jenazah. Setelah semua proses selesai, barulah Fahmi membandingkan data odontogram jenazah dengan data odontogram sebelum kematian dari dokter gigi yang sempat dikunjungi korban ketika masih hidup.

“Semua korban memiliki catatan medis dari dokter giginya. Hal ini memudahkan proses identifikasi. Jika tidak ada data, identifikasi tidak bias dilakukan,” paparnya.

Adapun metode lain yang dilakukan adalah menggunakan teknik superimpose, yaitu membandingkan gigi yang terlihat dari foto korban sewaktu hidup. Foto tersebut kemudian ditimpa dengan foto gigi korban yang sudah meninggal melalui aplikasi tertentu. Jika besarannya cocok, maka jenazah dapat positif diidentifikasi.

Data identifikasi ini sudah diserahkan kepada tim DVI Nasional, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) dan Basarnas untuk kemudian diwartakan kepada kerabat korban dan masyarakat.

Sebenarnya, ada 3 proses identifikasi primer, yaitu identifikasi gigi, sturktur DNA, dan sidik jari. Namun, identifikasi melalui gigi dapat dikatakan lebih efektif. Fahmi menerangkan, semakin lama ditemukan, kondisi jenazah akan semakin membusuk dan beberapa bagian tubuh akan hancur.

Salah satu organ yang masih bias dikenali adalah gigi. Menurut Fahmi, gigi adalah organ yang memiliki karakteristik unik. Gigi tahan terhadap suhu tinggi, sehingga kuat dalam proses pembakaran maupun perendaman saat jasad tenggelam di laut.

Lebih lanjut Koordinator Ilmu Kedokteran Gigi Forensik FKG Unpad ini menerangkan, hamper semua jenazah memiliki kondisi badan yang hancur akibat hentakan yang kuat terhadap permukaan air laut saat pesawat jatuh dalam kondisi vertikal. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh lamanya jenazah berada di dalam laut.

Sampai saat ini ada 48 jenazah yang ditemukandari kecelakaan pesawat yang hilang pada Minggu (28/12/2014) tersebut. Untuk itu, Tim FKG Unpad akan kembali mengirim 2 Dokter Gigi Konsulen Forensik Radiologi Kedokteran Gigi dan 4 tenaga Residen Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi. Rencananya, tim akan berangkat pada Senin minggu depan.

Sebelumnya, tim DVI FKG Unpad juga dilibatkan dalam proses identifikasi jenazah kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Bogor pada 2012 lalu, identifikasi korban imigran gelap yang tewas tenggelam di perairan Cianjur Selatan, serta identifikasi korban pembunuhan di Bintaro, Jakarta Selatan.

Selain itu, tim DVI FKG Unpad juga membantu melakukan forensik antropologi dental, yakni mengidentifikasi gigi manusia purba di Gua Pawon. “Kita patut berbangga, Ilmu Forensik Gigi FKG Unpad merupakan pertama di Indonesia, dan selalu menjadi rujukan,” tandasnya.

Fahmi pun mengapresiasi kesigapan FKG Unpad yang dimotori oleh Dr. Nina Djustiana, drg.,M.Kes., selaku Dekan. “Semoga tenaga dari FKG Unpad ini dapat berguna bagi masyarakat. Kita dari Unpad harus dapat membantu apapun juga,” ujar Fahmi.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Tim Forensik Gigi FKG Unpad Turut Berpartisipasi dalam Identifikasi Korban Air Asia QZ8501 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pemkab Buru Provinsi Maluku Jalin Kerja Sama dengan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 12/01/2015] Unpad melakukan penandatangan Piagam Kerja Sama dengan Pemerintah Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Penandatanganan dilakukan oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia dan Sekretaris Daerah Kabupaten Buru, A.A. Soulisa di Ruang Rektor, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Senin (12/01).

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) dan Sekretaris Daerah Kabupaten Buru, A.A. Soulisa di Ruang Rektor, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Senin (12/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) dan Sekretaris Daerah Kabupaten Buru, A.A. Soulisa di Ruang Rektor, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Senin (12/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr. mengungkapkan, kegiatan kerja sama sebelumnya sudah dilakukan oleh kedua pihak. Diantaranya adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen Fakultas Pertanian Unpad, Dr. Ir. Reginawanti Hindersah, MP beserta tim. Selanjutnya, akan ada sejumlah kegiatan lagi yang akan dilakukan.

“Jadi dimensi kerja samanya pegembangan SDM, kegiatan penelitian, pengembangan institusi,” ungkap Dr. Setiawan. Bukan hanya di Bidang Pertanian, kerja sama juga akan dilakukan di Bidang Peternakan, Perikanan, dan Komunikasi.

Selain Dr. Setiawan dan Dr. Regina, penandatanganan kerja sama tersebut juga disaksikan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS, Sekretaris LPPM, Sondi Kuswaryan, Ir., M.S., Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. , Kepala UPT Kerja Sama, Anne Nurbaity, SP.,MP.,Ph.D , dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad Dr. Yuli Andriani., S.Pi., MP., serta sejumlah staf dari pemerintah daerah Kabupaten Buru.

“Sekarang tinggal bagaimana mengoperasionalkan saja. Silakan supaya nanti kita bisa kembangkan. Apa yang bisa kita lakukan ya kita lakukan bersama-sama,” ujar Rektor.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Pemkab Buru Provinsi Maluku Jalin Kerja Sama dengan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Calon Rektor Unpad Mulai Paparkan Strategi dan Program Kerja

$
0
0

[Unpad.ac.id, 13/01/2015] Para Calon Rektor sudah mulai melakukan sosialisasi strategi dan program kerja. Senin (13/1), sosialisasi dilakukan di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor dengan audiens civitas akademika dari Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, serta Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan.

Suasana sosialisasi strategi dan program kerja para calon Rektor Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (13/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana sosialisasi strategi dan program kerja para calon Rektor Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Selasa (13/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Pada kesempatan tersebut, para Calon Rektor memaparkan masing-masing program kerja yang telah disusun, demi tercapainya visi dan misi Unpad. Para Calon Rektor yang hadir yaitu Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, M.Sc. (Fakultas Pertanian), Prof. Dr. Ir. Ellin Harlia, M.S., (Fakultas Peternakan), Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S. (Fakultas Ilmu Komunikasi), Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc. (Fakultas Teknik Geologi), Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. (Fakultas Ekonomi & Bisnis) dan Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr (Fakultas Kedokteran). Salah satu calon, yakni Prof. Dr. Ina Primiana, S.E., M.T. (Fakultas Ekonomi & Bisnis) berhalangan hadir karena sedang menjalankan ibadah umroh.

Prof. Denny misalnya, yang memaparkan mengenai strategi peningkatan kualitas menuju Entrepreneur University yang berdaya saing tinggi. Hal yang ditekankan oleh Prof. Denny dalam strategi dan program kerjanya yaitu peningkatan kualitas lulusan, Unpad menjadi Universitas Entrepreneur, pelayanan bermutu dan berdaya saing internasional, peningkatan kualitas manajemen, serta peningkatan sarana dan prasarana.

Calon Rektor lain, Prof. Ellin mempresentasikan strategi pencapaian peningkatan kualitas Unpad. Dalam programnya, Prof. Ellin memiliki motto “Etis, Kreatif, dan Berkualitas”. Diantaranya, ia memiliki program meningkatkan peran penjamin kualitas SDM dan lulusan (hardskill dan softskill) etis, kreatif, dan berkualitas, dan mampu menciptakan pekerjaan serta bersaing di pasar kerja dengan berbekal art, heritage, dan language.

Sementara itu, Prof. Engkus memiliki program “Membangun Unpad yang Lebih Sehat, Sejahtera, dan Komunikatif”. Hal tersebut berdasarkan usia Unpad yang sudah memasuki “usia lanjut” dengan tiga daya yang harus dikembangkan, yakni daya sehat, daya sejahtera, dan daya komunikasi sosial yang baik. Selain memaparkan program kerja yang diusungnya, Prof. Engkus juga mengharapkan pemikiran ketujuh Calon Rektor dapat digabung menjadi satu. Selain strategi dan program kerja semakin lengkap, diharapkan juga akan terasa “indahnya kebersamaan”.

Rasa kebersamaan juga ditunjukan melalui program kerja Prof. Hendarmawan . Pada kesempatan tersebut, ia mempresentasikan programnya untuk mengangkat unggulan Unpad yang masih tersebar, dengan memadukan potensi fakultas-fakultas menuju universitas berdaya saing regional. Prof. Hendarmawan sendiri memiliki sejumlah strategi program yang terdiri dari strategi prioritas sebagai pendongkrak IKK, strategi pengembangan, dan strategi penunjang.

Calon Rektor lain, Prof. Rina, pada kesempatan tersebut mempresentasikan programnya yang bertema “Unpad Berkarya Bersama Negeri”. Melalui programnya tersebut, Prof. Rina ingin Unpad semakin maju, sehingga dapat lebih banyak berkontribusi dalam menyelesaikan masalah negeri, terutama dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Program kerja unggulan Prof. Rina adalah peningkatan kemampuan lulusan berkompetisi, efektivitas remunerasi sebagai instrumen kesejahteraan, peningkatan kualitas dan produktivitas SDM, peningkatan produktivitas riset strategis dan inovatif serta kepakaran dosen, penguatan tata kelola yang baik di masa transisi PTN-BH, penikatan interaksi dengan pemerintahan, swasta/industri, dan masyarakat, serta penguatan struktur dan kemandirian keuangan.

Sementara itu, “Unpad Manggul Maslahat” diusung oleh Prof. Tri. Unpad Manggul Maslahat yaitu Unpad Mandiri Unggul Maslahat. Program prioritas dari Prof. Tri diantaranya yaitu pembelajaran transformatif berbasis kearifan lokal, academic leadership grant dimana diharapkan dapat meningkatkan jumlah guru besar, Unpad Academic Society System (U-Pass Extended Campus), dan Pusat Studi Budaya Sunda.

Selain dihadiri dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah alumni. Pada kesempatan tersebut, Dekan Faperta Unpad, Dr. Ir. H. Sudarjat, M.P. bertindak sebagai moderator. Besok, 14 Januari 2015, sosialisasi serupa akan dilakukan bagi civitas akademika Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi & Budaya di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Jln. Dipati Ukur 35 Bandung. Informasi pemilihan rektor Unpad dapat dilihat di website http://pilrek.unpad.ac.id *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Calon Rektor Unpad Mulai Paparkan Strategi dan Program Kerja appeared first on Universitas Padjadjaran.

Ini Cuplikan Harapan Civitas Unpad terhadap Calon Rektor Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 15/01/2015] Seperti diberitakan sebelumnya, Universitas Padjadjaran kini sedang melaksanakan proses Pemilihan Rektor Unpad periode 2015-2019. Proses tersebut saat ini sedang memasuki tahapan Sosialisasi Strategi dan Program Kerja Calon Rektor Unpad. Lalu, Rektor yang seperti apakah yang diinginkan oleh civitas akademika Unpad?

Suasana sosialisasi Pemilihan Rektor Unpad periode 2015-2019 di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (15/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana sosialisasi Pemilihan Rektor Unpad periode 2015-2019 di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (15/01). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Kita sangat mengharapkan Rektor yang terpilih adalah Rektor yang tidak memiliki jarak dengan mahasiswa, dekat dengan mahasiswa, dan siap mendengar aspirasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa,” ujar salah seorang perwakian mahasiswa, Aa Habib Baihaqi, saat ditemui usai acara Sosialisasi Strategi dan Program Kerja Calon Rektor Unpad 2015-2019 di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (15/01).

Selain itu, Habib yang kini menjabat sebagai Ketua BEM Kema Unpad ini juga mengharapkan Rektor kedepannya memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kesejahteraan, termasuk mahasiswa. Komitmen Unpad saat ini terkait tidak boleh ada mahasiswa yang berhenti kuliah karena masalah finansial harus tetap dipertahankan.

Hal senada diungkapkan Koko Iwan Agus Kurniawan, Ketua BPM Kema Unpad. Koko juga menambahkan bahwa seorang Rektor harus visioner, tegas, dan memahami keadaan di Unpad dengan baik. Terkait Unpad menjadi PTN BH, diharapkan Unpad dapat lebih transparan dan akuntabel dalam hal keuangan, terutama terbuka pada mahasiswa.

Perwakilan mahasiswa lain, Kama Sukarno selaku Ketua BEM Fakultas Hukum (FH) Unpad mengatakan bahwa Rektor Unpad yang tepat adalah Rektor yang paham akan visi dan misi Unpad. “Ketika ia paham, ia akan tahu program kerjanya seperti apa. Misalnya Unpad ingin bersaing di kancah internasional, itu tidak akan bisa diwujudkan kalau kualitas dan kuantitas pendidikannya tidak memadai,” ujarnya.

Salah satu hal yang Kama soroti adalah belum memadainya jumlah guru besar di Unpad, termasuk peran guru besar dalam mengajar mahasiswa. Selain itu, diharapkan akan ada kontrol yang lebih baik dari tingkat universitas ke fakultas.

Bukan hanya mahasiswa, tenaga kependidikan Unpad pun memiliki kriteria ideal sendiri untuk Rektor Unpad kedepannya. Ditemui di kesempatan yang sama, Dra. Juni Juningsih, M.H, Dra. Heni Sunyaningsih, M.Ikom. dan Ir. Dhyana Melawati M.Si sepakat mengharapkan Rektor yang lebih memperhatikan kesejahteraan pegawai, baik finansial maupun fasilitas. Rektor diharapkan dapat memperhatikan pegawai, termasuk dalam pengembangan kompetensi dan karir.

“Kita juga mengharapkan Rektor yang visioner, memiliki pola pikir forward looking, dan memilki strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah,” ujar Dhyana.

Sementara itu, salah seorang dosen Unpad, Drs. Slamet Usman Ismanto, M.Si mengharapkan Rektor yang terpilih adalah seseorang yang memiliki kemampuan manajerial yang baik, mampu menghimpun dan mengelola sumber daya yang cukup besar untuk kebutuhan riset dan pengembangan, serta memiliki jaringan yang luas.

“Selain dia punya motif ‘ekonomi’, tetapi dia juga harus memiliki benefit di lingkungan sosialnya,” tuturnya.

Adapun acara Sosialisasi Strategi dan Program Kerja Calon Rektor Unpad yang digelar hari ini bertema “Strategi Unpad sebagai PTN Badan Hukum”. Selain dilakukan presentasi strategi dari masing-masing Calon Rektor, pemaparan juga dilakukan melalui diskusi panel.

Pada kesempatan tersebut, hadir ketujuh Calon Rektor yaitu Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, M.Sc. (Fakultas Pertanian), Prof. Dr. Ir. Ellin Harlia, M.S., (Fakultas Peternakan), Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S. (Fakultas Ilmu Komunikasi), Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc. (Fakultas Teknik Geologi), Prof. Dr. Ina Primiana, S.E., M.T. (Fakultas Ekonomi & Bisnis), Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE. (Fakultas Ekonomi & Bisnis) dan Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr (Fakultas Kedokteran). Acara dimoderatori oleh Prof. Dr. Hj. Nurpilihan dan Dr. Sigid Suseno, SH, M.Hum. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Ini Cuplikan Harapan Civitas Unpad terhadap Calon Rektor Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


Rektor Unpad Kunjungi Mahasiswa di Lokasi KKNM

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/01/2015] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Ganjar Kurnia, beserta rombongan pimpinan universitas dan LPPM Unpad mengunjungi mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) PPMD Integratif Unpad Gelombang I Periode Januari-Februari 2015, Rabu (14/01) dan Kamis (15/01).

Rektor Unpad berfoto bersama dengan mahasiswa dan dosen yang melaksanakan KKNM PPMD Integratif di Desa Kertasari Kecamatan Cipatujah, Kab. Tasikmalaya (Foto oleh: Arief Maulana)*

Foto bersama rektor Unpad, dosen, mahasiswa, masyarakat di lokasi KKNM PPMD Integratif di Desa Kertasari Kecamatan Cipatujah, Kab. Tasikmalaya (Foto oleh: Arief Maulana)*

Pada hari Rabu, kunjungan dilakukan ke beberapa desa, yakni Desa Singajaya, Cibalong, Parung, dan Setiawaras di Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya, Desa Cibatu, dan Cibatuireng di Kecamatan Cikukulu Kabupaten Tasikmalaya serta Desa Kertasari di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Sementara kunjungan yang dilakukan pada Kamis dilakukan ke Desa Emplak dan Bagolo di Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran, serta Desa Kertahayu di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.

Dalam kunjungan tersebut, Rektor berdiskusi terkait apa yang telah didapat mahasiswa selama seminggu berada di lokasi KKNM. Satu persatu mahasiswa menjelaskan kondisi dari setiap desa yang ditinggali, mulai dari kondisi desa, aktivitas mata pencaharian, hingga karakterisik sosial budaya desa.

Di desa Cibatu misalnya, mahasiswa bercerita mengenai sulitnya mendapatkan air untuk keperluan masyarakat maupun persawahan. Selama ini masyarakat mengandalkan air hujan. Di beberapa desa lain, fasilitas sekolah belum sepenuhnya memadai. Rata-rata bangunan sekolah hanya ada sampai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja.

Mahasiswa pun mengaku aktif mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat, seperti pengajian, bekerja di sawah/ladang, hingga berolahraga bersama. Meski terkendala beberapa keterbatasan, mereka mengaku betah dan mendapatkan pengalaman tersendiri saat mengikuti KKNM.

Rombongan pun mengapresiasi pemaparan yang dilakukan oleh para mahasiswa. Memahami kondisi masyarakat di desa adalah tugas utama yang dilakukan oleh mahasiswa selama mengikuti KKNM. Hal ini sesuai dengan analogi KKNM Unpad, yaitu belajar dari masyarakat.

“Esensinya dari KKNM adalah belajar dan merasakan. Kalau sudah merasakan ke depan kita akan lebih pro masyarakat khususnya di pedesaan,” ujar Rektor.

Berbagai kondisi kehidupan di desa dapat dijadikan cerminan oleh para mahasiswa. “Kita seringkali tidak mensyukuri dan banyak mengeluh. Sementara mereka sudah bertahun-tahun hidup dalam segala keterbatasan, baik aksesibilitas maupun keterbatasan lainnya, dari mulai lahir hingga meninggal” jelas Rektor.

Untuk itu, dalam KKNM ini Rektor menargetkan setiap mahasiswa dapat memiliki pengalaman merasakan kehidupan masyarakat desa selama satu bulan. Sehingga, ini menjadi momentum mahasiswa untuk bisa mensyukuri kehidupan.

Keberadaan mahasiswa KKNM Unpad di setiap desa banyak diapresiasi positif oleh para warga. Samsudin, warga desa Bagolo ini sangat mendukung kegiatan KKNM tersebut. “Anak-anaknya ramah dan aktif bergaul dengan warga desa. Kami sangat senang,” ucapnya.

Adapun rombongan yang hadir dalam kunjungan tersebut adalah Ketua LPPM Unpad, Prof. Wawan Hermawan beserta istri, Wakil Ketua LPPM Unpad, Sondi Kuswaryan, Ir., M.S., Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc., Kepala Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., M.H., CN.*

kknma9 kknma1 kknma3 kknma4 kknma5 kknma6 kknma7 kknma8

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Rektor Unpad Kunjungi Mahasiswa di Lokasi KKNM appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad dan Universitas Sam Ratulangi Tandatangani Piagam Kerja Sama

$
0
0

[Unpad.ac.id, 16/01/2015] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Ganjar Kurnia dan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc., DEA., menandatangani Piagam Kerja Sama Unpad dengan Unsrat. Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di Ruang Rektor Unpad, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Jumat (16/01).

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA dan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc., DEA saat menandatangani Piagam Kerja Sama di Ruang Rektor Gedung Rektorat Unpat Jatinangor, Jumat (16/01). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA dan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc., DEA saat menandatangani Piagam Kerja Sama di Ruang Rektor Gedung Rektorat Unpat Jatinangor, Jumat (16/01). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Acara tersebut juga dihadiri oleh dosen Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Prof. Dr. Cece Sobarna dan Taufik Ampera, M.Hum. Dari Unsrat, turut hadir Wakil Rektor bidang Perencanaan, Penganggaran, dan Kerja Sama, Prof. Dr. Ir. Sangkertadi, DEA serta Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Grevo S. Gerung.

Ditemui seusai acara, Prof. Ellen mengatakan bahwa sebelumnya beberapa kegiatan bersama antara Unsrat dengan Unpad sudah dilakukan. Kerja sama dilakukan di Bidang Lingusistik, Perikanan, dan Farmasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain penelitian bersama dan dilibatkannya dosen Unpad sebagai penguji eksternal bagi mahasiswa Pascasarjana Unsrat.

“Kegiatan kedepan kita lanjutkan lagi supaya lebih ditingkat apa yang sudah kita buat sebelumnya supaya lebih banyak dosen-dosen yang terlibat penelitian,” tutur Prof. Ellen.

Prof. Ellen menilai kerja sama yang dilakukan selama ini antara Unsrat dan Unpad berjalan dengan baik. Kedepannya, diharapkan kerja sama juga dilakukan di Bidang Pertanian dan Teknologi Pertanian.

“Harapannya supaya kerja sama ini betul-betul bisa ditingkatkan dalam konteks lebih ke arah riset, dan terutama untuk dosen-dosen kita yang perlu pendampingan supaya berjalan dengan baik, karena kedepan kita cenderung lebih banyak penelitian yang harus kita tingkatkan,” harap Prof. Ellen.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Unpad dan Universitas Sam Ratulangi Tandatangani Piagam Kerja Sama appeared first on Universitas Padjadjaran.

Peran Penting Nutrisi untuk Obati dan Cegah Penyakit Mulut

$
0
0

[Unpad.ac.id, 17/1/2015] Bila terjadi gangguan (penyakit) di mulut, pasien biasanya kesulitan untuk makan yang mengakibatkan ia mengalami kekurangan nutrisi. Hal ini justru akan memperparah penyakitnya, karena pasien akan mengalami gangguan pada sistem imunnya. Maka, yang dibutuhkan oleh pasien dalam membantu penyembuhannya adalah terapi nutrisi, yakni memberikan zat-zat gizi berupa protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan sebagainya sesuai dengan yang dibutuhkan pasien.

Kiri ke kanan: Rovina Ruslami, dr. Sp.PD., PhD, Elizabeth Fitriana, drg., Sp.PM, Dadang Arief Primana, dr., MSc., Sp.KO., Sp.GK (Foto oleh: Artanti)*

Kiri ke kanan: Rovina Ruslami, dr. Sp.PD., PhD, Elizabeth Fitriana, drg., Sp.PM, Dadang Arief Primana, dr., MSc., Sp.KO., Sp.GK (Foto oleh: Artanti)*

“Oleh karena itulah diperlukan kerja sama antara dokter gigi dengan dokter spesialis gizi,” ujar Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Immanuel Bandung, Dadang Arief Primana, dr., MSc., Sp.KO., Sp.GK., saat menjadi pembicara pada pertemuan ilmiah Oral Medicine One Day Seminar (OMODS) 3. Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Dokter Gigi Spesialis Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad di  Auditorium Rumah Sakit PendidikanUnpad (RSP) Unpad, Jln. Eijkman 38 Bandung, Sabtu (17/01).

Hal senada diungkapkan pembicara lain, Koordinator Program Studi Dokter Gigi Spesialis Ilmu Penyakit Mulut  FKG Unpad, Elizabeth Fitriana Sari, drg., Sp. PM. Ia mengungkapkan bahwa peran nutrisi sangatlah besar dalam mengatasi penyakit mulut. Menurutnya, banyak penyakit mulut (paling banyak dialami adalah sariawan) yang faktor pemicu utamanya adalah defisiensi nutrisi.

Ia menegaskan bahwa dalam proses penyembuhan penyakit perlu dilakukan juga dengan perbaikan nutrisi. Selain dapat turut mengobati penyakit mulut, pemberian nutrisi yang baik juga dapat berperan untuk mencegah munculnya penyakit mulut.

“Nutrisi adalah suatu bagian yang penting untuk mencegah dan mengobati penyakit mulut. Banyak penyakit mulut juga secara jelas di-trigger oleh kurangnya kondisi nutrisi,” ujar drg. Elizabeth.

Bagaimana nutrisi dapat mendukung suatu penyembuhan luka? Elizabeth menjelaskan, proses penyembuhan luka akan meningkatkan aktivitas metabolik. Peningkatan metabolism ini tentu juga akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan nutrisi.

“Pada status inflamasi, terutama pada inflamasi yang kronis, tentu suksesnya penyembuhan adalah dibutuhkan nutrisi yang tinggi, yang di-supply pada daerah yang rusak, dan nutrisi ini bias merupakan suatu bentuk dari makanan, imunonutrisi, ataupun terintegrasi dari herbal medicine,”jelas drg. Elizabeth.

Penjelasan mengenai herbal medicine pun dijelaskan oleh salah satu pembicara, Rovina Ruslami, dr., Sp.PD., PhD selaku Kepala Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Unpad. Ia menuturkan, dalam pengembangan herbal medicine, diperlukan kerja sama interdisiplin yang terintergrasi. “Yang sifatnya lintas program untuk mengembangkan bahan alam tersebut betul-betul sampai ke tujuannya sebagai terapi yang bisa diyakini safety dan efikasinya,” ujar dr. Rovina.

Sementara itu, Ketua Panitia OMODS 3, Tenny Setiani Dewi, drg., M.Kes., Sp.PM mengatakan bahwa OMODS merupakan kegiatan ilmiah yang kali ini digelar untuk ketiga kalinya. OMODS 3 mengangkat tema “Oral Medicine Today: Conventional  and Complementary Therapy”. Peserta seminar terdiri dari dokter gigi umum, dokter gigi Spesialis Penyakit Mulut, dokter gigi PPDGS, dan mahasiswa Kedokteran Gigi. Peserta berjumlah 130 orang, yang berasal dari berbagai daerah antara lain Bandung, Jakarta, Surabaya, Sulawesi, dan Kalimantan.

Acara dibuka oleh Dekan FKG Unpad, Dr. Nina Djustiana, drg.,M.Kes. “Diharapkan OMODS mampu mendorong  para praktisi kesehatan, baik di Kedokteran Umum maupun Kedokteran Gigi untuk senantiasa semakin baik dalam bekerja sama menangani kasus-kasus penyakit mulut serta meningkatkan pengetahuan masyarakat,” tutur Dr. Nina.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Peran Penting Nutrisi untuk Obati dan Cegah Penyakit Mulut appeared first on Universitas Padjadjaran.

Kebijakan G to G Tingkatkan Kepercayaan Internasional terhadap Tenaga Kerja Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/01/2015] Kebijakan Government to Government (G to G) antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan terkait Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan berhasil meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas TKI dan juga memberi perlindungan bagi TKI. Meski demikian, masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi dalam mewujudkan TKI sebagai human capital yang memiliki daya saing di era pasar terbuka seperti sekarang ini.

Netty Prasetiyani Sidang Terbuka Promosi Doktor Bidang Ilmu Pemerintahan di Gedung Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (29/01). Netty meraih yudisium “Sangat Memuaskan” untuk disertasinya itu.

Netty Prasetiyani,Ketua Tim Penggerak PKK saat mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Bidang Ilmu Pemerintahan di Gedung Pascasarjana Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (29/01), dan meraih yudisium “Sangat Memuaskan” (Foto oleh: Dadan T.)*

Hal tersebut diungkapkan Netty Prasetiyani, Ketua Tim Penggerak PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Provinsi Jawa Barat, saat mempertahankan disertasinya yang berjudul “Evaluasi Kebijakan Government to Government Indonesia dengan Korea Selatan (Studi Kasus Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Korea Selatan” pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Bidang Ilmu Pemerintahan di Gedung Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (29/01). Netty meraih yudisium “Sangat Memuaskan” untuk disertasinya itu.

“Melalui skema penempatan G to G ke Korea Selatan ada peningkatan permintaan penempatan TKI dari 6 ribuan (tahun 2012) menjadi hampir 10 ribuan (2013). Artinya persepsi Korea Selatan terhadap kualitas TKI tidak diragukan,” ujar Netty yang lulus studi S-1 dan S-2 dari Universitas Indonesia (UI).

Penempatan program G to G adalah penempatan TKI ke luar negeri oleh pemerintah yang hanya dapat dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan TKI. Dalam upaya melindungi TKI, program G to G tidak mengizinkan pihak swasta untuk menempatkan TKI ke negara yang sudah melakukan kesepakatan.

Layanan penempatan program G to G Korea Selatan dilakukan oleh pemerintah atas dasar perjanjian kerja sama yang ditandatangani 13 Juli 2004, dan diperbaharui pada 2006 dan 2008. Pada 2007, Indonesia dan Korea Selatan menyepakati mekanisme Entry Permit System (EPS) dimana tenaga kerja asing hanya dapat bekerja di Korea Selatan setelah pemerintah negara asal membuat perjanjian bilateral dengan pemerintah negara tujuan.

Netty mengungkapkan, sejumlah responden penelitiannya mengakui adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan G to G. Perbedaan itu antara lain, biaya yang harus dikeluarkan dalam proses perijinan jadi lebih murah, tempat pelatihan jadi lebih nyaman, dan waktu keberangkatan juga lebih cepat. Konsistensi dalam implementasi Undang-undang Ketenagakerjaan dan kesepakatan program G to G menjadi kunci dalam perlindungan TKI.

“Manfaat dari program G to G ini tidak hanya sebatas prosedur penempatan TKI ke Korea Selatan, tetapi juga berimbas pada bidang lainnnya. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya frekuensi peningkatan jumlah kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam berbagai bidang,” ujar Netty yang merupakan istri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Beberapa catatan yang masih diperbaiki, menurut Netty, adalah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai perumus kebijakan perlu mempertimbangkan unsur sistem kontrak, jangka waktu kontrak kerja, dan penyesuaian toleransi budaya atau ideologi. Sementara BP2TKI sebagai pelaksana perlu membenahi sejumlah praktik penyimpangan yang masih ditemukan dalam tahap pelatihan bahasa Korea, tes, sending, dan pelatihan peserta. Dan upaya advokasi yang dilakukan KBRI hendaknya tidak sekadar penyambutan di bandara, namun juga pendampingan selama berada di Korea.*

Laporan oleh: Arf / eh

The post Kebijakan G to G Tingkatkan Kepercayaan Internasional terhadap Tenaga Kerja Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Akademisi Fakultas Hukum Unpad Serukan Penyelamatan Negara Hukum Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/01/2015] Berbagai aksi dilakukan masyarakat meminta Presiden RI, Joko Widodo, untuk segera menyelesaikan polemik yang terjadi antara dua lembaga penegak hukum negara, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK). Keinginan dan rasa prihatin tersebut juga muncul dari para dosen dan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.

Dosen dan mahasiswa Fakultas Hukum Unpad saat menggelar aksi “Save Negara Hukum Indonesia” di depan Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (29/01). (Foto oleh: Dadan T.)*

Dosen dan mahasiswa Fakultas Hukum Unpad saat menggelar aksi “Save Negara Hukum Indonesia” di depan Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (29/01). (Foto oleh: Dadan T.)*

Para dosen dan mahasiswa FH Unpad yang tergabung dalam Aksi Masyarakat Bandung Untuk Negara Hukum menggelar aksi “Save Negara Hukum Indonesia” di depan Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (29/01).

Dalam acara yang digagas oleh Paguyuban Akademisi se-Bandung Raya ini menghadirkan orator Dr. Indra Perwira, S.H., M.H., Atip Latipulhayat, PhD., Susi Dwi Harijanti, S.H., LL.M., PhD, dan para akademisi lainnya serta pembacaan puisi oleh Yesmil Anwar, S.H., M.H. Aksi juga dihadiri oleh mahasiswa dan akademisi di lingkungan Unpad.

Salah satu orator, Atip Latipulhayat mengatakan, problem utama dari polemik politik ini adalah adanya ketidakpercayaan antara Polri dan KPK. Sehingga, Presiden adalah objek utama yang dapat menyelesaikan permasalahan ini.

“Presiden harus memadamkan api ini. Presiden harus kuat, bukan yang bisa didikte, tapi betul-betul mencerminkan aspirasi rakyat,” tegas Atip.

Yang harus diselamatkan menurut Atip bukan pada eksistensi lembaganya, tetapi pada aspek ideologinya. “KPK itu insitusi. Tetapi yang harus diselamatkan bukan KPK-nya, melainkan ideologi pemberantasan korupsinya. Yang harus diselamatkan adalah ideologi negara hukum,” ujar Atip.

Jika Presiden tidak bisa mengatasinya, masyarakat pun akan semakin tidak percaya terhadap institusi penegak hukum. Menurut Atip, masyarakat pun akan mempertanyakan bagaimana eksistensi akademisi sebagai penjaga moral negeri dalam mengatasi polemik ini. Untuk itu, Atip dan dosen FH Unpad mengajak para akademisi Unpad untuk ikut menjadi bagian dalam penyelamatan negara hukum Indonesia. Sebagai puncak aksi dibacakan beberapa butir pernyataan Aksi Masyarakat Bandung untuk Negara Hukum.

“Kami mendesak Presiden sebagai Kepala Negara untuk dapat secara arif dan bijaksana, menjunjung tinggi hukum, etika, dan bertindak layaknya seorang negarawan untuk menghindari munculnya krisis ketatanegaraan,” demikian salah satu butir pernyataan yang dibacakan oleh Susi Dwi Harijanti.

Aksi pun ditutup dengan pembubuhan tanda tangan sebagai wujud partisipasi oleh dosen dan mahasiswa Unpad.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Akademisi Fakultas Hukum Unpad Serukan Penyelamatan Negara Hukum Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Berkas Dokumen Calon Rektor Unpad Siap Dikirim ke MenristekDikti, Pelaksanaan Pemilihan pada 12 Februari 2015

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/01/2014] Berkas dokumen tiga Calon Rektor Unpad terpilih sudah siap untuk dikirimkan ke Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dari hasil pengajuan tersebut, akan dilakukan pemilihan final oleh Menteri dan Anggota Senat Unpad melalui Sidang Pleno Senat Universitas Padjadjaran pada 12 Februari 2015 mendatang, untuk menentukan siapa Rektor Unpad Periode 2015-2019.

Tiga calon Rektor Unpad periode 2015-2019, kiri ke kanan: Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, MSc., dan Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE., MSIE (Foto oleh: Dadan T.)*

Tiga calon Rektor Unpad periode 2015-2019, kiri ke kanan: Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, MSc., dan Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE., MSIE (Foto oleh: Dadan T.)*

“Nanti (dokumen tersebut) dievaluasi oleh Menteri Ristek Dikti,” ujar Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unpad 2015-2019, Prof. Dr. Ir. Soeparna, M.S saat Jumpa Pers Pemilihan Rektor Unpad Periode 2015-2019, di Executive Lounge, Gedung 2 Lantai 2 Unpad, Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (29/01).

Dokumen yang dimaksud diantaranya adalah curriculum vitae, hasil tes kesehatan, dan program kerja masing-masing Calon Rektor, beserta Berita Acara hasil pemilihan Calon Rektor yang dilakukan Rabu (28/01) kemarin.

“Tanggal 12 Februari, kami mengundang lagi Senat Unpad dan Menteri. Nanti voting lagi disitu,” jelas Prof. Soeparna.

Prof. Sopearna menambahkan, Menteri memiliki suara sebanyak 35 persen dari jumlah suara anggota Senat. “Jadi Menteri nanti bisa memilih. Ya terserah, kan tiga, mau dibagi tiga atau bagaimana terserah Menteri,” jelasnya.

Sebelumya, pemilihan Calon Rektor telah dilakukan pada Sidang Pleno Senat Universitas Padjadjaran Rabu kemarin di Ruang Serba Guna Gedung II Lantai 4 Unpad, Bandung. Dari 7 Calon Rektor, dilakukan pemilihan secara voting, untuk memilih 5 Calon Rektor. Lima Calon Rektor terpilih kemudian kembali memaparkan strategi dan program kerjanya di hadapan anggota Senat. Pemungutan suara tahap dua kemudian dilakukan, sehingga muncul 3 nama Calon Rektor terpilih.

Adapun 3 nama calon tersebut adalah Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. dengan perolehan 104 suara, Prof. Dr. Ir Hendarmawan, M.Sc. yang memperoleh 40 suara, dan Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE memperoleh 16 suara. Jumlah total suara yang masuk adalah 172 suara dengan 1 suara abstain.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Berkas Dokumen Calon Rektor Unpad Siap Dikirim ke MenristekDikti, Pelaksanaan Pemilihan pada 12 Februari 2015 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Fakultas Hukum Unpad Turut Rumuskan Deklarasi Bandung Kota HAM

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/01/2015] Dalam rangka menjadikan Bandung sebagai Kota Hak Asasi Manusia (Bandung Kota HAM), Paguyuban Hak Asasi Manusia (PAHAM) Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (FH Unpad) melakukan kerja sama dengan Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST). Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) telah dilakukan pada tanggal 28 Januari 2015 lalu di Kantor Dewan Pers Jl. Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta.

Honorary Chairman PAHAM FH Unpad, Prof. Bagir Manan, saat menandatangani MoU dengan FIHRRST dalam rangka mewujudkan deklarasi Bandung sebagai Kota Hak Asasi Manusia *

Honorary Chairman PAHAM FH Unpad, Prof. Bagir Manan, saat menandatangani MoU dengan FIHRRST dalam rangka mewujudkan deklarasi Bandung sebagai Kota Hak Asasi Manusia *

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Prof. Dr. H. Bagir Manan selaku Honorary Chairman PAHAM FH Unpad,  Susi Dwi Harijanti, SH., LLM., PhD. Selaku Direktur PAHAM FH Unpad, dan Dr. Marzuki Darusman selaku Founding and Chairman FIHRRST. Acara tersebut juga dihadiri oleh Dr. Makarim Wibisono (Perwakilan dari FIHRRST) dan James Kallman (Praktisi Audit HAM – Perwakilan dari FIHRRST).

Kerja sama dilakukan untuk mewujudkan Bandung menjadi kota ramah Hak Asasi Manusia (HAM) melalui deklarasi Kota HAM. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu ditentukan kriterianya dan dirancang deklarasinya. PAHAM FH Unpad sebagai salah satu pusat studi di Fakultas Hukum yang memfokuskan diri pada berbagai kajian mengenai HAM menjadi salah satu pihak yang dapat merealisasikan terwujudnya Bandung sebagai Kota HAM.

Kegiatan yang akan dilakukan antara lain merumuskan Bandung Charter of Human Rights melalui metode bottom up, dengan melibatkan berbagai pihak dalam perumusannya yang meliputi akademisi (dari berbagai perguruan tinggi di Bandung), praktisi hukum dan HAM, stakeholders, serta masyarakat umum. Selain itu, juga akan dirumuskan kriteria Kota HAM. Deklarasi Bandung Charter of Human Rights direncanakan akan diluncurkan pada saat perayaan Konferensi Asia Afrika (KAA) oleh Walikota Bandung. *

perwakilan paham & FIHRRST 1foto MOU paham 1

Rilis oleh: Fakultas Hukum Unpad / arf

The post Fakultas Hukum Unpad Turut Rumuskan Deklarasi Bandung Kota HAM appeared first on Universitas Padjadjaran.


Unpad Bantu Masyarakat Cireundeu Cimahi Produksi Egg Roll Berbahan Dasar Beras Singkong

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/01/2015] Berbeda dengan kue egg roll yang saat ini banyak beredar di pasaran, Egg Roll hasil produksi Kampung Cireundeu dibawah binaan Unpad ini sama sekali tidak menggunakan tepung terigu sebagai bahan dasarnya. Egg Roll ini menggunakan bahan dasar Rasi, atau “Beras Singkong”.

Dosen FTIP Unpad, Marleen Sunyoto, Ir. MP., dengan produk egg roll hasil karya masyarakat Cireundeu Cimahi di bawah pembinaan Unpad (Foto oleh: Dadan T.)*

Dosen FTIP Unpad, Marleen Sunyoto, Ir. MP., dengan produk egg roll hasil karya masyarakat Cireundeu Cimahi di bawah pembinaan Unpad (Foto oleh: Dadan T.)*

Rasi bukanlah bahan yang terbuat dari campuran antara beras dengan singkong, melainkan limbah yang tersisa dari proses produksi singkong menjadi tepung tapioka. Rasi ialah perasan singkong yang dikeringkan sehingga akhirnya bertekstur mirip beras. Rasi itulah yang menjadi makanan pokok sehari-hari masyarakat Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwi Gajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Dosen dan peneliti dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad, Marleen Sunyoto, Ir. MP. mengatakan, pembinaan pada Kampung Cireundeu mulai dilakukan sejak tahun 2007 sebagai bagian dari kegiatan pengabdian pada masyarakat. Tahun 2008 kemudian mulai dilakukan berbagai penelitian, hingga akhirnya memutuskan Egg Roll sebagai produk unggulan.

“Awalnya tertarik sekali kok ada masyarakat adat makanan pokoknya bukan seperti kita. Kita itu nasi kan, mereka ampasnya singkong,” ungkapnya.

Rasi telah menjadi makanan pokok masyarakat kampung adat tersebut selama ratusan tahun. Menjadikan Rasi sebagai makanan pokok, ternyata membuat masyarakat di kampung adat tersebut sehat dan jauh dari penyakit.

“Nah dari situ kita coba ajak mereka untuk memproduksi lebih untuk kita teliti. Kita buat tepungnya, tepungnya kita buat banyak produksi makanan. Salah satunya yang kita unggulkan adalah membuat egg roll. Itu hasil penelitian mahasiswa,” ungkap Marleen yang juga menciptakan formula khusus untuk kue tersebut.

Dengan menggunakan Rasi sebagai bahan dasar, maka Egg Roll ini menjadi kayak akan serat dan memiliki harga yang lebih murah. Egg Roll ini sudah mulai dipasarkan sejak tahun 2011, termasuk dijual di sejumlah toko kue di kota Bandung. Konsumen yang berminat pun sudah banyak yang berdatangan ke rumah produksi di Cireundeu.

Dalam hal ini, Unpad ingin memberdayakan masyarakat Kampung Cireundeu, agar dapat mengolah pangan asli daerah tersebut sehingga memiliki nilai tambah dan nilai jual tinggi dengan sentuhan teknologi.

“Selain meningkatkan nilai bahan baku dan produknya, kita juga ingin meningkatkan nilai ekonomi masyarakat disana,” ujar Marleen. Saat ini, Egg Roll hasil binaan Unpad ini sedang dalam proses pengajuan HaKI.

egg roll 1Bukan hanya Egg Roll, tim Unpad juga telah mencoba untuk memformulasikan berbagai hasil olahan pangan lainnya. Marleen pun mengaku masyarakat sudah berhasil mengembangkan hasil olahan pangan lainnya, seperti kue-kue yang dijual untuk bingkisan lebaran. Egg Roll yang diproduksi pun memiliki aneka rasa dan dikemas dalam berbagai ukuran.

“Ini pemberdayaan masyarakat saja. Tidak ada keuntungan bagi kami. Tapi yang paling kita harapkan adalah Unpad punya sesuatu yang sudah diberikan untuk masyarakat yang sangat tidak bersentuhan dengan teknologi,” tutur Marleen.

Kegiatan yang dilakukan ini merupakan salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat Unpad, bekerja sama dengan Pemkot Cimahi dalam rangka mewujudkan Desa Wisata Ketahanan Pangan (Dewitapa) di Cireundeu. Berbagai penelitian pun telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, termasuk melalui hibah dari Dikti pada PPM Ipteks bagi Wilayah (IbW) tahun 2011.

Sementara itu, Sekretaris LPPM Unpad, Sondi Kuswaryan, Ir., M.S. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk hilirisasi penelitian di Unpad. “Ini merupakan bagian dari strategi LPPM Unpad untuk hilirisasi produk. Produk kita klarifikasi menjadi dua, produk yang untuk kepentingan masyarakat langsung dan produk untuk kepentingan produksi. Yang untuk kepentingan masyarakat ya yang seperti ini,” jelas Sondi.

Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat mewujudkan kedaulatan pangan yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Ada tiga pilar utama yang terlibat, yaitu masyarakat adat Cireundeu sebagai inventor, akademisi Unpad sebagai inovator, serta pemerintah sebagai fasilitator dan regulator.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Unpad Bantu Masyarakat Cireundeu Cimahi Produksi Egg Roll Berbahan Dasar Beras Singkong appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Unpad Pimpin Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Prof. Sukaya Sastrawibawa

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/02/2015] Kabar duka kembali menyelimuti keluarga besar Unpad. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, S.U., meninggal dunia di rumah sakit Borromeus Bandung, Minggu (1/02) pukul 15:15 WIB.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memimpin penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, SU, guru besar Akuakultur FPIK Unpad di Mesjid Al Jihad Unpad Bandung, Senin (2/02). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memimpin penghormatan terakhir kepada almarhum Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, SU, guru besar Akuakultur FPIK Unpad di Mesjid Al Jihad Unpad Bandung, Senin (2/02). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat melepas almarhum dalam upacara penghormatan terakhir di Masjid Al Jihad Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Senin (02/01) mengungkapkan, Almarhum merupakan sosok yang sehari-harinya mendarmabaktikan keilmuannya demi kemajuan Unpad.

“Bagian ini tentu adalah sesuai dengan hadits Rasul yaitu ilmu yang terus diamalkan yang Insya Allah akan terus mengalir hingga akhir hayat,” ujar Rektor.

Rektor pun berharap sivitas akademika khususnya di FPIK Unpad dapat meneruskan jejak keilmuan almarhum, terutama dalam pencapaian sebagai guru besar. “Ini adalah tantangan tersendiri khususnya FPIK Unpad untuk segera melakukan regenerasi guru besar di fakultas tersebut. Sebentar lagi juga ada guru besar yang pensiun. Oleh karena itu, kita harus cepat-cepat melakukan regenerasi,” imbuhnya.

Di akhir sambutannya, Rektor mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa Almarhum Prof. Sukaya dalam mengembangkan kemajuan Unpad.

Ditemui seusai pelepasan, Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si., mengungkapkan, almarhum merupakan sosok yang sederhana, telaten, serta selalu memberikan petunjuk bagi para dosen muda tentang bagaimana membimbing mahasiswa. Dr. Iskandar sendiri termasuk ke dalam dosen muda yang dibimbing oleh Prof. Sukaya.

“Karya-karya beliau cukup banyak untuk dijadikan referensi pengembangan ilmu khususnya di bidang perikanan. Beliau juga telah memberikan pondasi bagi FPIK Unpad khususnya pada bidang akuakultur,” terangnya.

Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, S.U. *

Prof. Dr. Ir. Sukaya Sastrawibawa, S.U. *

Terkait tantangan yang disampaikan Rektor, Dr. Iskandar pun terus mendorong para dosen FPIK ke arah pencapaian guru besar. “Kita sedang merintis untuk mempersiapkan penerus-penerus beliau. Mudah-mudahan dari lab akuakultur dan lab lainnya dapat meneruskan jejaknya,” pungkas Dr. Iskandar.

Tercatat, Guru Besar yang lahir pada tanggal 12 November 1945 ini menyelesaikan studi Sarjana di Fakultas Pertanian Unpad tahun 1973, Magister Sains di Universitas Gadjah Mada tahun 1984, dan Program Doktor di Unpad tahun 1997. Almarhum merupakan Guru Besar pada bidang Akuakultur di FPIK Unpad. Almarhum akan dikebumikan di Pemakaman Keluarga di Limbangan, Garut.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Rektor Unpad Pimpin Penghormatan Terakhir kepada Almarhum Prof. Sukaya Sastrawibawa appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Unpad, “Lulusan Perguruan Tinggi Harus Kreatif dan Produktif”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 3/02/2015] Melalui bangku kuliah, para sarjana pada dasarnya telah dibekali dengan kemampuan di bidang ilmu masing-masing, dan juga kemampuan sintesa. Langkah berikutnya yang harus dikembangkan oleh masing-masing individu adalah pola pikir kreasi, yaitu kemampuan menggabungkan berbagai ide menjadi satu gagasan atau produk yang kreatif dan produktif.

Suasana prosesi Wisuda Unpad Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (3/02). (Foto oleh: Humas Unpad)

Suasana prosesi Wisuda Unpad Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (3/02). (Foto oleh: Tedi Yusup)

“Karena itu, apapun bidang ilmunya, apapun bidang pekerjaannya, tingkat kesuksesan hidupnya akan ditentukan oleh sampai sejauh mana kreatifitasnya,” tutur Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia saat menyampaikan pidatonya pada prosesi Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015, di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (3/02).

Rektor menambahkan, kreatifitas itu diperlukan, bukan hanya untuk menciptakan kerja, tetapi juga pada saat bekerja. Terjadinya pengangguran sarjana, sebagai insan-insan yang telah diberikan bekal ilmu pengetahuan oleh almamaternya menunjukkan bahwa sesungguhnya orang-orang tersebut kurang mempunyai kreatifitas. Padahal kesempatan terbuka lebar, terutama apabila mau menjadi wirausaha.

“Ke depan, kuliah-kuliah dan latihan-latihan untuk membangun kreatifitas yang berbasis bidang ilmu masing-masing akan lebih digalakkan lagi,” ujar Rektor.

Selain kreatifitas, keberhasilan di dunia kerja juga akan ditentukan oleh sejauh mana kita mempunyai integritas kepada pekerjaan dan tempat dimana kita bekerja. Banyak orang yang pekerjaannya tidak dilaksanakan dengan fokus dan kualitas. Padahal untuk bekerja, dibutuhkan ketekunan, disiplin, semangat, dan kegigihan.

Menurut Rektor, Banyak orang yang tidak berhasil di dalam dunia kerja, karena kurang memiliki fighting spirit. Dalam pandangan seorang Psikolog, Mc. Gregor, kondisi ini disebut sebagai teori “X”, yaitu teori yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk memajukan organisasi, namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi.

“Perilaku dari teori “X” ini hanya akan menghasilkan orang-orang yang tertinggal. Padahal tantangan dan persaingan kedepan semakin berat. Misalnya saja persaingan di dalam dunia kerja setelah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun ini,” tutur Rektor.

2015 02 03 wisuda unpad 02 hires2015 02 03 wisuda unpad 01 hires2015 02 03 wisuda unpad 10 hiresSelain itu, hal lain yang harus menjadi penciri lulusan perguruan tinggi khususnya Unpad adalah kejujuran. Oleh karena itu, Rektor pun berpesan kepada para wisudawan agar senantiasa menjaga nama baik Unpad.

Pada kesempatan tersebut, Rektor secara khusus mengucapkan selamat kepada para wisudawan terbaik di masing-masing strata, serta wisudawan yang mendapat predikat lulusan termuda dan tertua pada wisuda gelombang II kali ini.

Adapun wisudawan terbaik adalah Isran Noor dari Bidang Ilmu Administrasi (Doktor), Priatna dari Program Studi Teknik Geologi (Magister), Fennisa Wibisono dari Program Studi Ilmu Patologi Anatomi (Spesialis), Suratno dari Program Studi Profesi Akuntan (Profesi), Cyntia Kurniawan dari Program Studi Kedokteran (Sarjana), Marshela Andriani dari Program Studi Teknik Informatika (Diploma).

Sementara itu, wisudawan termuda adalah Stella Valencia dari Program Studi Kedokteran dengan usia 19 tahun, 10 bulan, 19 hari, dan wisudawan tertua adalah Isa Mansyur dari Program Studi Ilmu Kimia dengan usia 65 tahun, 7 bulan, 2 hari.

Pada pelaksanaan wisuda kali ini, Rektor melantik 2.223 wisudawan yang terdiri dari lulusan Program Diploma, Sarjana, Pendidikan Spesialis dan Profesi, serta Pascasarjana. Pelaksanaan wisuda sendiri dibagi dalam lima sesi, yang digelar mulai hari ini hingga Kamis (5/02) mendatang. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Rektor Unpad, “Lulusan Perguruan Tinggi Harus Kreatif dan Produktif” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Lulus 2,5 Tahun dengan IPK 3,8 , Marshela Andriani Jadi Wisudawan Terbaik Program Diploma Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 3/02/2015] Senyumnya mengembang tatkala namanya disebut sebagai salah satu Wisudawan Terbaik Unpad Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015 bulan Februari. Itulah kebahagiaan yang dirasakan Marshela Andriani, alumni Program Diploma III Teknik Informatika FMIPA Unpad, yang terpilih sebagai Wisudawan Terbaik Unpad Program Diploma pada pelaksanaan wisuda kali ini.

Marshela Andriani, alumni Diploma III Teknik Informatika FMIPA Unpad, yang terpilih sebagai Wisudawan Terbaik Unpad Program Diploma (Foto oleh: Dadan T.)*

Marshela Andriani, alumni Diploma III Teknik Informatika FMIPA Unpad, yang terpilih sebagai Wisudawan Terbaik Unpad Program Diploma (Foto oleh: Dadan T.)*

“Saya tidak menyangka. Tadinya saya hanya berkuliah untuk membuat orang tua bangga saja,” ungkap Marshela saat diwawancarai di Ruang UPT Humas Unpad, Gedung II Unpad Jalan Dipatiukur No. 35, Bandung, Selasa (03/02) usai pelaksanaan Wisuda Unpad Gelombang II sesi pertama.

Gadis asal Kepahiang, Bengkulu ini menjadi wisudawan terbaik setelah menyelesaikan studi Diploma selama 2 tahun 6 bulan. Mengambil topik Tugas Akhir tentang Sistem Informasi Penjualan, Marshela dinyatakan lulus pada 19 Januari lalu dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,8.

Marshela mengaku, prestasi ini taklepas dari doa kedua orang tuanya. Ia mengaku tidak memiliki target apa-apa selama berkuliah. Bahkan, di kelasnya, ia merasa banyak teman-teman yang jauh lebih pintar.

”Teman-teman saya banyak yang lebih pintar. Tapi mungkin ini rezeki saya,” ujarnya.

Bagi Marshela, kunci keberhasilan yang diraihnya cukup sederhana. Ia hanya memperhatikan dengan sungguh-sungguh setiap materi yang diberikan dosen. Dengan demikian, ia mengaku takperlu banyak belajar lagi ketika akan menghadapi ujian kelas.

Marshela juga aktif di kegiatan kemahasiswaan. Salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang digelutinya adalah Sadaluhung Padjadjaran de Corps (SPdC), unit Marching Band Unpad. Keikutsertaannya di SPdC tidak lantas membuat pelajarannya terabaikan.

“Saya sering ikut latihan SPdC sampai malam padahal besoknya mau UAS. Kalau begitu, saya biasanya belajar selepas shalat Subuh atau siang hari. Belajar ketika Subuh biasanya lebih mudah masuk,” ujar gadis kelahiran Kepahiang, 5 Januari 1995 tersebut.

Dengan kuliah, membuat putri pasangan Syaiful Anwar dan Mamay Maryati ini mendapatkan pengalaman baru. Mengambil studi jauh dari tempat tinggalnya, Marshela mengaku menjadi lebih mengenal hidup dan jauh lebih mandiri.

“Pernah kehabisan uang sementara orang tua belum kirim, tapi untungnya punya banyak teman. Mereka sering bilang ‘selama masih ada kita ya buat apa?’,” kata Marshela.

Untuk itu, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan berkuliahnya. Untuk itu, selepas lulus berkuliah, ia ingin segera kembali ke Bengkulu. Target selanjutnya adalah bekerja lalu memiliki kesempatan untuk melanjutkan kuliah.

“Yang jelas, saya ingin cepat bekerja untuk membahagiakan kedua orang tua saya,” ujarnya.

Bagi Marshela, orang tua merupakan seorang pahlawan. Prestasi yang diperoleh di Unpad merupakan secuil pemberian Marshela untuk membuat orang tuanya bangga. “Saya selalu berterima kasih, terutama kepada Mama. Mama selalu mengikuti perkembangan saya sewaktu kuliah,” kata Marshela.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Lulus 2,5 Tahun dengan IPK 3,8 , Marshela Andriani Jadi Wisudawan Terbaik Program Diploma Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Cynthia Kurniawan, Wisudawan Terbaik S-1 Unpad, Lulus Pendidikan Dokter Selama 3,5 Tahun dengan IPK 3,99

$
0
0

[Unpad.ac.id, 4/02/2015] Banyak orang menganggap belajar Ilmu Kedokteran itu sulit karena banyak teori yang harus dihapal dengan buku-buku diktat yang tebal. Namun bagi Cynthia Kurniawan, belajar Ilmu Kedokteran tidaklah sulit asal ada strateginya.

Cynthia Kurniawan, Wisudawan Terbaik S-1 Unpad pada Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015 (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Cynthia Kurniawan, Wisudawan Terbaik S-1 Unpad pada Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015 (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Banyak orang yang kira kalau di kedokteran itu kerjanya menghapal. Kalau saya sih sebenarnya tidak terlalu suka menghapal. Jadi lebih baik itu dimengerti materi-materinya,” tutur Cyntia saat ditemui di ruang UPT Humas Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (3/02).

Cynthia adalah lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran yang mendapat predikat sebagai Wisudawan Terbaik di Strata Sarjana pada Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2014/2015. Cynthia menjalani wisuda pada pelaksanaan wisuda sesi II yang dilaksanakan Selasa siang di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad. Ia lulus dengan IPK 3,99 dan masa studi 3,5 tahun.

Baginya, belajar dilakukan secara rutin, namun tetap diselingi dengan aktivitas lainnya seperti berorganisasi, berkumpul bersama teman, dan istirahat. Sistem belajar di FK Unpad yang menerapkan student based learning pun sangat membantunya dalam memahami materi pelajaran. Setelah membaca materi yang akan dipelajari, ia pun mendiskusikannya bersama kelompok kecil di kampus dengan didampingi dosen sebagai tutor.

“Tapi kalau misalnya diskusi saja tanpa baca terlebih dahulu itu susah, karena kita enggak tahu apa yang mau didiskusikan. Kita perlu baca dulu, nanti diskusi sama teman-teman jadi lebih nempel, lebih nangkep,” ujar perempuan kelahiran Jakarta, 29 Maret 1993 ini.

Selama kuliah, Cynthia aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan seperti Persekutuan Mahasiswa Kristen FK Unpad, Science Research Center FK Unpad, dan Center for Indonesian Medical Student Association. Ia selalu bisa membagi waktu antara sejumlah kegiatannya tersebut.

Cynthia sendiri sudah bercita-cita menjadi dokter semenjak ia kecil. “Dari kecil memang sudah ingin masuk kedokteran, terus memang saya juga tertarik sama materi yang harus dipelajari. Orang tua juga ingin ada anak yang menjadi dokter, jadi didukung sama orang tua,” tutur putri pertama dari dua bersaudara pasangan Kon Teddy Kurniawan dan Inderia.

Ia mengaku sangat bersyukur berhasil menjadi salah satu wisudawan terbaik di Unpad. Meski bukan menjadi target, tetapi ia sangat senang karena bisa membanggakan orang tua. Cynthia pun memiliki pesan bagi para mahasiswa lain yang ingin berprestasi sepertinya.

“Kalau belajar saja saya rasa belum cukup. Jadi yang penting itu perlu berdoa juga. Karena buat saya apa yang saya dapatkan itu anugerah. Bukan karena usaha saya semata-mata, tetapi karena memang berkat dari Tuhan,” tutur perempuan yang selalu berprestasi semenjak duduk di bangku sekolah ini.

Setelah lulus Sarjana, Cyntia ingin fokus melanjutkan studinya di Program Profesi. Setelah menjadi dokter, ia ingin mengabdi di masyarakat untuk selanjutnya mengambil Spesialis Penyakit Dalam. “Harapan kedepannya, bisa jadi dokter yang bisa melayani masyarakat. Karena kan saya belajar jadi memang punya ilmunya, jadi saya ingin ilmu itu bisa diaplikasikan di masyarakat,” harapnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

 

The post Cynthia Kurniawan, Wisudawan Terbaik S-1 Unpad, Lulus Pendidikan Dokter Selama 3,5 Tahun dengan IPK 3,99 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 5528 articles
Browse latest View live