Quantcast
Channel: Universitas Padjadjaran
Viewing all 5537 articles
Browse latest View live

Tiga Tahun Berturut-Turut, Unpad Jadi PTN Paling Diminati di SNMPTN dan SBMPTN

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/08/2014] Dalam tiga tahun terakhir, Unpad menduduki peringkat pertama sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan peminat tertinggi di Indonesia, baik jalur SNMPTN maupun SBMPTN. Tahun ini, sebanyak 73.789 peminat di jalur SNMPTN dan 78.980 peminat di jalur SBMPTN memilih Unpad.

Rektor Unpad saat bersilaturahmi dengan orangtua/wali mahasiswa baru di (Foto oleh: Tedi Yusup)

Rektor Unpad saat bersilaturahmi dengan orangtua/wali mahasiswa baru Fakultas Ekonomi & Bisnis Unpad di Bale Santika Unpad Jatinangor  (Foto oleh: Tedi Yusup)

“Sementara itu, untuk lebih meningkatkan aspek pelayanan dan kualitas pendidikan, daya tampung unpad terus menerus ditingkatkan. Secara umum, tahun ini rata-rata tingkat keketatan untuk SNMPTN adalah 1:27, sedangkan untuk SBMPTN  1:26,” jelas Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberikan pidato melalui rekaman video pada acara Open House, Kamis (14/08).

Open House ini dihadiri oleh para orang tua/wali mahasiswa baru Unpad Program Sarjana Tahun Akademik 2014/2015 jalur SNMPTN maupun SBMPTN. Kegiatan Open House sendiri digelar di tiap-tiap fakultas.

oh1oh13Semakin meningkatnya peminat dengan daya tampung yang semakin dirasionalkan, maka persaingan untuk masuk Unpad juga semakin ketat. Menurut Rektor, ketatnya persaingan ini akan meningkatkan peningkatan kualitas input calon mahasiswa. Di sisi lain, meningkatnya jumlah pendaftar di Unpad juga dapat menjadi indikator bahwa kualitas pelayanan dan pendidikan di Unpad diakui oleh masyarakat.

Untuk itu, peningkatan kualitas pelayanan dan pendidikan di Unpad terus dikembangkan. Tahun ini, Unpad meraih beberapa capaian, diantaranya perolehan akreditasi institusi “A”, memperoleh empat bintang emas untuk kegiatan penelitian, mendapatkan opini “Wajar Tanpa Pengecualian” selama 3 tahun berturut-turut untuk aspek pengelolaan keuangan, predikat “A” sebagai PTN BLU, serta penghargaan lainnya.

“Kami berharap putra putri Bapak Ibu bisa lulus tepat waktu, yaitu 8 semester dengan batas waktu maksimal 10 semester. Keterlambatan lulus berarti menghambat generasi di bawahnya untuk bisa masuk Unpad sekaligus menambah beban subsidi masyarakt,” tegas Rektor.

Dari segi pembiayaan, Unpad kembali memberlakukan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pembayaran biaya kuliah yang disesuaikan dengan kemampuan orang tua ini sekaligus menegakkan azas partisipatif, keadilan, dan kejujuran.

“Untuk kejujuran, terima kasih apabila Bapak dan Ibu mengisi daftar isian pendapatan dan kekayaan dengan sebenar-benarnya. Untuk Bidikmisi, kami pun masih sering menemukan kasus-kasus dimana orang tua mengaku miskin, padahal sesungguhnya tidak,”

Open House ini digelar selama dua hari, Kamis (14/08) dan Jumat (15/08) di Kampus Jatinangor. Untuk hari Kamis, Open House digelar bagi orang tua/wali mahasiswa dari FK, Farmasi, FISIP, FIB, FIK, Fikom, dan FEB.

Sementara untuk hari Jumat, Open House digelar bagi orang tua/wali mahasiswa dari FKG, FH, FMIPA, FPIK, FTIP, Faperta, Fapet, Psikologi, dan FTG. Open House untjuk FEB dan FH sendiri digelar di Lapangan Futsal Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor.

Selain Open House, pada Kamis dan Jumat ini juga dilangsungkan registrasi administratif bagi calon mahasiswa Unpad TA 2014/2014 Program Diploma III. Sebanyak 886 calon mahasiswa mengikuti registrasi di Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor.*

oh12 oh11 oh10 oh8 oh7 oh5 oh4 oh9 oh6 oh2

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *


Rakernas IOFI Bahas Pembentukan Prodi Spesialis Odontologi Forensik di Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 14/8/2014] Fakultas Kedokteran Gigi Unpad (FKG) menjadi tuan rumah digelarnya Rapat Kerja Nasional Ikatan Odontologi Forensik Indonesia (IOFI). Kegiatan yang digelar atas kerja sama FKG Unpad dengan IOFI ini diantaranya membahas mengenai segera dibentuknya Program Studi Spesialis Odontologi di Indonesia, salah satunya di FKG Unpad.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

“Kita disini menentukan langkah dari Ikatan Odontologi Forensik Indonesia, kedepannya apa yang akan dilakukan. Mengingat sampai saat ini di Indonesia belum ada Spesialis Odontologi Forensik,” tutur Ketua IOFI, drg. Hartono saat ditemui di sela acara. Kegiatan yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia ini digelar di Aula Gedung B Lantai 3 FKG Unpad, Jln. Sekeloa Selatan No. 1 Bandung, Kamis (14/8).

Ia mengungkapkan, saat ini para ahli odontologi forensik di Indonesia bukan berasal dari pendidikan formal spesialisasi. Mereka mendapatkan kemampuan tersebut dengan belajar dari pelatihan-pelatihan, baik yang diselenggarakan di luar negeri, maupun pelatihan di dalam negeri dengan mendatangkan pengajar dari luar negeri. “Namun pendidikan formal di perguruan tinggi itu belum ada. Itu yang diinginkan oleh Ikatan Odontologi Forensik Indonesia, ingin ada di Indonesia pendidikan spesialisasi seperti itu,” ungkap drg. Hartono.

Saat ini, proses yang sedang dilakukan untuk pembentukan pendidikan tersebut diantaranya dengan melakukan diskusi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia, khususnya di Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia. Drg. Hartono menyebutkan, setidaknya ada tiga perguruan tinggi yang sudah siap untuk menyelenggarakan pendidikan ini, namun untuk tenaga pengajarnya masih harus disetujui oleh majelis kolegium.

Dengan dibentuknya pendidikan spesialisasi ini, diharapkan Indonesia akan memiliki lebih banyak ahli yang dapat melakukan identifikasi korban dengan benar mengingat banyaknya kasus forensik di Indonesia. “Yang sekarang menangani bukan spesialis. Akan lebih baik lagi kalau spesialis yang melakukan,” ujar drg. Hartono.

Sementara itu, Koordinator Ilmu Kedokteran Gigi Forensik FKG Unpad yang juga merupakan Ketua Panitia Kegiatan Rakernas IOFI I ini, Fahmi Oscandar, drg., M.Kes., Sp. RKG mengatakan bahwa untuk membentuk program studi tersebut di FKG Unpad, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Diharapkan, Unpad bisa menjadi pionir pembentukan program studi tersebut. “Sekarang kita sudah mengajukan usulan di fakultas di tingkat senat,” ungkapnya.

Lebih lanjut drg. Fahmi mengatakan, pada Rakernas ini, diharapkan dapat tercapai standarisasi kurikulum pendidikan Forensik, minimal untuk Program Sarjana. Menurut drg. Fahmi, kurikulum pendidikan Forensik untuk mahasiswa Sarjana saat ini masih ada perbedaan. “Targetnya setelah hari ini harus sama semua. Kemudian pendidikan spesialisasinya hari ini juga kita akan menentukan level kompetensinya,” ujarnya.

Hadir pada kegiatan ini yaitu para staf pengajar Forensik dari 18 FKG di Indonesia, yang juga merupakan anggota IOFI. Selain rapat kerja, dilakukan juga pemaparan materi-materi terkait ilmu Forensik yang dilakukan oleh sejumlah pembicara.

Unpad-Monash University Australia
Pada kesempatan tersebut, hadir pula Basoeki Koesasi yang merupakan penasihat senior The Australia-Indonesia Centre. Dengan para pimpinan FKG Unpad, dibahas mengenai kerja sama yang akan dilakukan antara kedua belah pihak. Kerja sama yang diharapkan akan dilakukan dengan FKG Unpad diantaranya adalah dalam bentuk penelitian, pelatihan, dan pengembangan SDM. “Ini bisa membuka kesempatan baik untuk kerja sama. Kalau kami lebih ke kesehatannya, riset dalam bidang kesehatan dan pendidikan tentunya,” tutur Dekan FKG Unpad, Dr. drg. Nina Djustiana, M.Kes.

Basoeki mengungkapkan, tujuannya datang ke Unpad adalah untuk memantapkan urusan kerja sama dengan Unpad. Rabu (13/8) kemarin, Basoeki pun melakukan kunjungan ke Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor untuk membahas kerja sama yang akan dilakukan kedepannya.

Sebelumnya, ia telah membantu memfasilitasi pengiriman dua dosen Unpad ke Monash University Australia untuk mendalami e-Learning disana. Walaupun e-Learning bukan hal yang baru di Unpad, namun diharapkan proses penerapan e-Learning di Unpad akan lebih baik dan universal.

Basoeki juga mengharapkan bahwa di Indonesia, Unpad dapat menjadi pusat percontohan penerapan e-Learning yang baik. Kedepannya, masih dalam program yang sama, Unpad akan mengirimkan 5 staf pengajarnya untuk mendalami e-Learning di Monash University. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Galeri Foto: Peringatan HUT ke-69 Republik Indonesia di Universitas Padjadjaran

$
0
0

Upacara Peringatan HUT ke-69 Republik Indonesia
Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri Jln. Dipati Ukur 35 Bandung
Minggu, 17 Agustus 2014

Foto-foto oleh: Humas Unpad

hutri10 hutri1 hutri2 hutri3 hutri4 hutri5 hutri6 hutri8 hutri9 hutri11

Rektor Unpad, “Kampus Adalah Benteng Moral, Bukan Sekadar Tempat Ilmu Pengetahuan”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 18/08/2014] Perguruan Tinggi bukan hanya sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan, namun juga merupakan benteng moral. Kejujuran merupakan kultur utama yang harus dikembangkan oleh seorang mahasiswa.

Demikian dikatakan Rektor sekaligus Ketua Senat Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, memberikan pidato kepada Mahasiswa Baru Unpad Tahun Akademik 2014/2015 dalam acara Sidang terbuka Senat Universitas berkenaan dengan Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unpad 2014/2015, Senin (18/08) di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Kampus Jatinangor.

Rektor Unpad memakaikan jas almamater kepada perwakilan mahasiswa sebagai simbol penerimaan mahasiswa baru pada Prosesi PMB Unpad 2014 di Stadion Jati Padjadjaran Unpad, Jatinangor, Senin (18/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad memakaikan jas almamater kepada perwakilan mahasiswa sebagai simbol penerimaan mahasiswa baru pada Prosesi PMB Unpad 2014 di Stadion Jati Padjadjaran Unpad, Jatinangor, Senin (18/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Sebagai lembaga tempat berkumpulnya para intelektual, perguruan tinggi harus menjadi pelopor di dalam menegakkan kebenaran,” kata Rektor. Sidang terbuka ini juga dihadiri langsung oleh Guru Besar, Pimpinan, dan perwakilan Senat Fakultas.

Salah satu bentuk kejujuran yang dicontohkan Rektor adalah tidak mencontek ketika ujian dan tidak melakukan tindakan plagiarisme. Perilaku tersebut juga membuktikan bahwa mahasiswa Unpad merupakan insan-insan yang unggul karena diseleksi melalui proses persaingan yang ketat.

Selain kejujuran, mahasiswa pun dituntut memiliki tiga tanggung jawab, yaitu tanggung jawab kepada diri sendiri, orang tua, dan masyarakat. “Betapa berdosanya saudara kepada orang tua apabila perjuangan mereka tidak dibalas dengan kesungguhan belajar dan prestasi yang membanggakan,” kata Rektor.

Menurut Rektor, wujud nyata dari semua pertanggungjawaban tersebut adalah menyelesaikan studi tepat dan dengan prestasi yang setinggi-tingginya.

“Dengan lulus tepat waktu, berarti saudara-saudara telah memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada generasi selanjutnya untuk turut menikmati studi di Unpad di tahun-tahun mendatang. Sesuai dengan peraturan pemerintah, batas waktu studi saudara di Unpad adalah 10 semester,” tegas Rektor.

Pada tahun akademik kali ini, Unpad menerima 7.273 mahasiswa asal Indonesia dengan rincian: 269 orang program Doktor, 712 orang program Magsiter, 197 orang program Spesialis, 177 orang program Profesi, 4965 orang program Sarjana, 28 orang program Diploma IV, serta 925 orang program Diploma III. Selain itu, Unpad juga menerima 129 mahasiswa asing dengan rincian: 2 orang program Doktor, 4 orang program Magister, 12 orang program Profesi, dan 111 orang dari program Sarjana.

Selain mengikuti Sidang Terbuka, mahasiswa baru khususnya program Diploma dan Sarjana juga akan mengikuti kegiatan Student Day, yaitu pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan universitas dan fakultas, pada Selasa (19/08) besok.

Pada prosesi PMB ini pula diikuti oleh 3 orang mahasiswa asing yang merupakan student exchange di Fakultas Farmasi Unpad. Mahasiswa tersebut yaitu Sara Bahnini dari University Paris Descartes, Perancis, Petra Orlic dari Faculty of Pharmacy and Medical Biochemistry at the University of Zagreb, Kroasia, serta Magdalena dari Kingdom University, Inggris. Ketiganya sedang melakukan program riset dari laboratorium Farmasi selama 1 bulan atas kerja sama BEM Fakultas Farmasi dengan International Pharmacy Student Federation (IPSF).*

pmb2014-1 pmb2014-2 pmb2014-3 pmb2014-4 pmb2014-5 pmb2014-6 pmb2014-7 pmb2014-8 pmb2014-9 pmb2014-10 pmb2014-11 pmb2014-12 pmb2014-13 pmb2014-15 pmb2014-16 pmb2014-17 pmb2014-18 pmb2014-19 pmb2014-20 pmb2014-21 pmb2014-22 pmb2014-23 pmb2014-24 pmb2014-25 pmb2014-27 pmb2014-26 pmb2014-28 pmb2014-29 pmb2014-30 pmb2014-14

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *                              

Wujud Kontribusi Terhadap Masyarakat, FK Unpad Lakukan Serangkaian Kegiatan Kesehatan di Sukabumi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 19/08/2014] Dalam rangka Pengembangan Pendidikan Kedokteran Terintegrasi Sistem Kesehatan di Jawa Barat Selatan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) menyelenggarakan serangkaian kegiatan di daerah Jawa Barat Selatan pada 15 – 17 Agustus 2014 lalu. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan inisiasi FK Unpad di daerah Jawa Barat Selatan yang dimulai sejak tahun 2012 melalui kegiatan “Dari Rancabadak ke Rancabuaya” dan tahun 2013 Rancabadak-Rancabuaya dan Cidaun.

Bupati Sukabumi dan Dekan FK Unpad saat meresmikan Bumi Walagri Padjadjaran III di Desa Surade Sukabumi *

Bupati Sukabumi Dr. H. Sukmawijaya, MM (bertopi di depan) dan Dekan FK Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. (bertopi di belakang Bupati) saat meresmikan Bumi Walagri Padjadjaran III di Desa Surade Sukabumi *

 

Kegiatan ini telah berhasil membuka jalur rujukan di bagian selatan Jawa Barat (Garut-Cianjur Selatan-Bandung). Dan untuk menyambung jalur rujukan yang telah dirintis sebelumnya maka pada tahun ini dikembangkan jalur rujukan didaerah Sukabumi, karena itu pada tahun ini kegiatan akan dipusatkan di Ujung Genteng Sukabumi yaitu kecamatan Surade dan kecamatan Ciracap,dengan tajuk “Ka pakidulan Mapag Maslahat, From Rancabadak – Rancabuaya – Cidaun-Ujung Genteng for Society”.

Ketua panitia, Toni Mustahsani Aprami, dr., SpPD., SpJP(K), menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang berkesinambungan sebagai rangkaian kegiatan tahunan dan Dies Natalis FK Unpad ke 57 tahun, berupa survei & skrining kesehatan, revitalisasi fasilitas pelayanan kesehatan, revitalisasi sistem rujukan, pengembangan e-health dan pengembangan jejaring pendidikan yang melibatkan sekitar 1.200 orang, terdiri dari dokter yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter, Program Pendidikan Kedokteran termasuk mahasiswa asing, Program Diploma Kebidanan, Staf pendidik dan Staf Kependidikan.

Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., menyatakan bahwa Kegiatan yang bersinergi dengan kegiatan “Program Unpad Nyaah Ka Jabar” ini merupakan bukti dan kerja nyata sivitas akademika Unpad untuk berkontribusi bagi kemaslahatan umat khususnya masyarakat Jabar.

Setiap tahun kegiatan ini diintegrasikan sebagai kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Penyebaran mahasiswa kedaerah meliputi pengiriman mahasiswa untuk Kegiatan Kuliah Kerja Nyata, magang oleh calon dokter di Puskesmas di wilayah Jawa Barat selatan dan pengiriman tenaga dokter yang sedang mengikuti progam pendidikan spesialis di RSUD Jampang Kulon.

Ketua panitia, Toni Mustahsani Aprami, dr., SpPD., SpJP(K)., saat menyampaikan laporan kegiatan *

Ketua panitia, Toni Mustahsani Aprami, dr., SpPD., SpJP(K)., saat menyampaikan laporan kegiatan *

Para peserta didik di Fakultas Kedokteran Unpad dipaparkan dan dilibatkan secara dini dengan realitas yang ada dimasyarakat terutama daerah Jawa Barat Selatan yang masih membutuhkan perhatian dan pembangunan kesehatan yang lebih baik, sehingga diharapkan sejak awal semangat dan niat mengabdi untuk membangun bangsa khususnya wilayah Jabar Selatan akan terbangun dan tertanam dalam diri para peserta.

Tujuan lain yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah membangun karakter yang baik, pendidikan etika dan penerapan nilai-nilai luhur pada para peserta didik, karena itu acara ini pun dikemas sebagai bagian dari pendidikan karakter mahasiswa FK Unpad. Sebagai institusi yang memegang komitmen terhadap kualitas lulusannya, FK Unpad sangat menekankan pentingnya kemampuan soft skill yang diasah dalam kegiatan seperti ini. Pada Minggu, 17 Agustus 2014, setelah mengikuti upacara peringatan kemerdekan RI, para peserta akan mengikuti kegiatan character building, serta perenungan (inspiring moment) yang akan disampaikan oleh Abah Iwan Abdulrachman serta acara pesta rakyat untuk mempererat keakraban sivitas akademika.

Sehari sebelumnya, Sabtu 16 Agustus 2014, dilakukan peresmian Bumi Walagri Padjadjaran III oleh Bupati Sukabumi, Drs. H. Sukmawijaya, MM. Bumi Walagri Padjadjaran III adalah bagian dari program FK Unpad yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan kedokteran yang terintegrasi dengan sistem kesehatan di Jawa Barat Selatan.

Fakultas Kedokteran Unpad berencana mengembangkan daerah tersebut sebagai daerah jejaring pendidikan. Para peserta didik akan disebar dan terlibat dalam pelayanan kesehatan di daerah Jawa Barat Selatan. Kendala jarak dan kesulitan untuk mendapatkan akses agar dapat terus memperbaharui pengetahuan yang disebabkan oleh sulit terjangkaunya daerah-daerah tersebut akan diatasi dengan kemajuan teknologi informasi.

Bumi Walagri Padjadjaran akan dilengkapi dengan fasilitas teknologi informasi yang memungkinkan peserta didik dapat berkonsultasi, berdiskusi, bahkan mengikuti berbagai kegiatan yang terkait yang dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Pendidikan secara real time. Dilaksanakan pula video conference kegiatan operasi bibir sumbing dan operasi hernia yang dilakukan di RSUD Jampang Kulon namun dapat diikuti oleh hadirin di Bumi Walagri Padjadjaran III Surade dan disaksikan oleh tim Bedah dari FK Unpad/RSHS dari gedung RS Pendidikan Unpad-RSHS Jl. Eijkman, Bandung.

Kegiatan pelayanan kesehatan diselenggarakan di 10 desa di Kecamatan Surade dan Kecamatan Ciracap berupa skrining kesehatan ibu hamil, kesehatan mata, pendengaran, tumbuh kembang anak-anak, pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu dan penapisan anemia, penapisan kanker servik dan penyuluhan kesehatan. *

Rilis oleh: Humas FK Unpad / eh*

Prof. Bagir Manan, “Kaum Intelektual Wajib Gunakan Ilmunya untuk Kemaslahatan Bangsa”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 19/08/2014] Pada zaman prakemerdekaan, kaum intelektual Indonesia berperan aktif demi menyongsong kemerdekaan sekaligus membentuk negara yang berdaulat. Namun, pascakemerdekaan kaum intelektual dan terpelajar dihadapkan tantangan pada bagaimana mempertahankan kemerdekaan tersebut.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

Demikian dikemukakan Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., MCL., ketua Dewan Pers Nasional yang juga sebagai Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Unpad, saat memberikan ceramah ilmiah Kuliah Perdana Pascasarjana Unpad, Selasa (19/08) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung. Kuliah perdana ini dihadiri oleh mahasiswa baru Pascasarjana Unpad Tahun Akademik 2014/2015.

Kuliah umum dengan tema “Etika dan Integritas Keilmuan Pascasrjana” ini dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dan dihadiri pula oleh Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Wakil Rektor Bidang PPM dan Kerja Sama, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, serta Dekan dan Koordinator Program Studi Pascasarjana.

Pascakemerdekaan, Prof. Bagir tidak menafikan bahwa banyak sarjana dan kaum intelektual yang aktif di lingkungan pemerintahan. Hal tersebut sekaligus menghilangkan pemikiran “miring” bahwa perguruan tinggi hanya menjadi menara gading bagi masyarakat di sekitarnya.

Namun, tidak sedikit pula kaum intelektual yang kurang sadar akan perannya dalam mewujudkan cita-cita bangsa. “Kaum intelektual adalah bagian dari tanggung jawab ilmiah yang wajib menggunakan ilmunya untuk kemaslahatan bangsa,” ujar Prof. Bagir.

Selain itu, kondisi masyarakat Indonesia pun belum sepenuhnya sejahtera sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945. Prof. Bagir menilai masyarakat mengalami powerless, dimana kondisi kehidupannya tidak substantif. Agar mampu bangkit, masyarakat membutuhkan dorongan kekuatan yang didasarkan pada aspek kemanusiaan dan wawasan kelimuan, bukan dengan tindakan yang berujung provokatif.

“Mengutip pernyataan Sutan Sjahrir 70 tahun yang lalu, semestinya kaum terpelajar menjadikan ilmu untuk kekayaan rohaninya. Meraih gelar bukan hanya untuk mengejar kepentingan ilmiah saja,” tandasnya.

Untuk itu, kaum intelektual menurutnya harus memiliki karakter yang dibentuk oleh pendidikan. Dengan karakter inilah kaum intelektual mampu mempertahankan kemerdekaan dan tidak takut untuk membela kebenaran. Meski begitu, Prof. Bagir pun menekankan para mahasiswa Pascasarjana untuk tetap menjaga etika akademik.

“Etika inilah yang menjadi standar utama dari suatu keilmuan dan berperan penting mencegah penyalahgunaan kebebasan akademik,” pungkas Prof. Bagir.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Mahasiswa Belajar Bukan Hanya di Kelas, Tapi Juga di Organisasi Kemahasiswaan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 19/08/2014] Untuk memperkenalkan berbagai kegiatan kemahasiswaan di Unpad kepada mahasiswa baru, hari ini, Selasa (19/08) digelar “Student Day” di Stadion Jati Padjadjaran Unpad, kampus Jatinangor. Kegiatan ini juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru Unpad 2014.

Salah satu unit kegiatan mahasiswa di Unpad saat melakukan parade di depan mahasiswa baru pada kegiatan Student Day di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, Selasa (19/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Salah satu unit kegiatan mahasiswa di Unpad saat melakukan parade di depan mahasiswa baru pada kegiatan Student Day di Stadion Jati Padjadjaran Unpad Jatinangor, Selasa (19/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Kita ingin memperkenalkan kepada mahasiswa baru mengenai berbagai macam kegiatan kemahasiswaan yang diselenggarakan di Unpad. Nanti mahasiswa baru bisa memilih ketertarikannya terhadap bidang apa sehingga dia bisa menyalurkan minat, bakat, dan keinginan sesuai dengan kesukaannya masing-masing,” tutur Ketua PMB Unpad 2014 yang juga merupakan Koordinator Pusat Pengembangan Kemahasiswaan LPKA Unpad, Dr. Dudi Heryadi saat ditemui di sela acara.

Di awal acara, para mahasiswa baru Unpad diperkenalkan dengan berbagai prestasi yang pernah diraih oleh mahasiswa Unpad. Pada kesempatan tersebut, diundang pula beberapa mahasiswa Unpad yang pernah menorehkan prestasi untuk berbagi pengalamannya di hadapan ribuan mahasiswa baru.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan organisasi kemahasiswaan yang ada di Unpad, yang terdiri dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), kelompok mahasiswa, paguyuban daerah, dan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa dari 16 fakultas di lingkungan Unpad.

Pengenalan organisasi kemahasiswaan tersebut diawali dengan parade masing-masing kontingen mengelilingi Stadion Jati Padjadjaran. Yang menarik, masing-masing organisasi melakukan parade dengan menggunakan kostum dan membawa atribut khas masing-masing. Selain itu, pengenalan juga dilakukan dengan atraksi atau pertunjukan dari masing-masing organisasi kemahasiswaan.

Para mahasiswa baru pun dapat bertanya lebih jauh mengenai organisasi kemahasiswaan yang diminatinya dan dapat langsung mendaftar menjadi anggota baru. Ini dilakukan ketika mereka mengikuti wisata stan yang dilaksanakan di akhir acara.

Lebih dari 60 stan organisasi kemahasiswaan turut meramaikan acara ini. Untuk menarik peminat, mereka bukan hanya berlomba-lomba mendandani stan-nya agar tampil menarik, tetapi tidak sedikit pula organisasi yang juga melakukan atraksi khusus di depan stan-nya.

Walaupun aktif di organisasi kemahasiswaan bukanlah suatu keharusan, namun Dr. Dudi mengakui bahwa para lulusan Unpad yang ketika masih menjadi mahasiswa aktif di organisasi, memiliki potensi diri yang lebih baik. “Ada banyak contoh tokoh-tokoh lulusan Unpad yang sekarang sudah berbicara di tingkat nasional itu kebanyakan pada saat mahasiswanya adalah mahasiswa yang aktif, baik di bidang olah raga, kesenian, maupun di organisasi yang sifatnya penalaran,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini dikarenakan mahasiswa yang aktif tersebut tidak hanya memiliki hard skill, melainkan juga soft skill. “Manusia itu belajar tidak hanya dari pelajaran-pelajaran yang didapat di sekolah, tapi bagaimana dia belajar mengaktualisasian diri, belajar berinteraksi dengan teman-temannya, belajar mengorganisasikan kegiatan. Ini secara faktual, secara praktik, didapat di kemahasiswaan,” tuturnya.

Dengan demikian, Dr. Dudi berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk aktif di berbagai lembaga kemahasiswaan yang ada di Unpad. “Tapi yang paling penting adalah aktifitas di dunia kemahasiswaan tidak boleh sampai mengganggu aktifitas di dunia akademik, karena tetap yang nomor satu mereka datang ke Unpad adalah ingin belajar. Jadi harus seimbang antara kedua hal ini,” pesan Dr. Dudi.*

humas unpad _2014_08_19_00028522 humas unpad _2014_08_19_00028497 humas unpad _2014_08_19_00028468 humas unpad _2014_08_19_00028423 humas unpad _2014_08_19_00028393 humas unpad _2014_08_19_00028299 humas unpad _2014_08_19_00028273 humas unpad _2014_08_19_00028248 humas unpad _2014_08_19_00028242 humas unpad _2014_08_19_00028238

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Gubernur Jabar Serahkan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat 2014 pada 4 Dosen Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 19/08/2014] Universitas Padjadjaran memberikan kontribusi penting untuk Jawa Barat dengan terpilihnya tiga peneliti Unpad sebagai pemenang Anugerah Inovasi dan seorang peneliti sebagai pemenang Anugerah Prakarsa Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menyerahkan penghargaan kepada pemenang di Lapangan Gasibu bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Jawa Barat ke 69 pada Selasa 19 Agustus 2014.

Keempat dosen Unpad yang menerima Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat 2014. Kiri ke kanan: Dr Dwi Purnomo (FTIP), Dr. Agung Karuniawan (Faperta), Dr. Mimin Muhaemin (FTIP), dan Dr. Tomy Perdana (Faperta) *

Keempat dosen Unpad yang menerima Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat 2014. *

Penghargaan Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jawa Barat 2014ini adalah program tahunan Biro Pengembangan Sosiol Setda Jawa Barat dengan juri independen. Keempat dosen Unpad yang memperoleh penghargaan tersebut adalah Dr. Mimin Muhaemin (FTIP) untuk Anugerah Inovasi Tema Infrastuktur dengan karya “Sasak Apung”, Dr. Agung Karuniawan (Faperta) untuk Anugerah Inovasi Tema Pangan dengan karya ‘Ubi Cilembu”, Dr. Tomy Perdana (Faperta) untuk Anugerah Inovasi Tema Rekayasa Sosial dengan karya “Rantai Pasok Sayuran Pasar Terstruktur” dan Dr Dwi Purnomo (FTIP) untuk Anugerah Prakarsa Tema Rekayasa Sosial, dengan karya “Fruters Model”.

Seleksi berkas pendaftaran, wawancara dan kunjungan lapangan dikawal oleh Tim Pengkaji dan Penilai AIPJB 2014 yang berasal dari empat Perguruan Tinggi Negeri di Bandung, termasuk dari Unpad yaitu Dr. Reginawanti Hindersah, Dr. Heni Djuhaeni dan Ir. Sondy Kuswaryan MS. Pengkaji lainnya berasal dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Sepuluh orang inovator yang berkarya untuk Jawa Barat dan lima orang pemrakarsa yang akan mengimplementasikan gagasannya di Jawa Barat terseleksi dari 153 orang peserta. Para peserta berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, petani, wirausahawan, pegawai, pendidik dan peneliti yang telah berkompetisi tanpa batas gender, usia, dan pendidikan. Penciptaan Karya dan Prakarsa berdasarkan kompetensi, pengalaman dan upaya luar biasa menjadikan mereka personal yang layak menerima AIPJB.

Penghargaan Tahunan ini adalah program Biro Pengembangan Sosiol Setda Jawa Barat dengan juri indipenden. Gubernur Jawa Barat menyerahkan Penghargaan tersebut pada 19 Agustus 2014 di Lapangan Gasibu bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Jawa Barat ke 69. *

Rilis


Unpad Loloskan 13 Kelompok PKM ke Pimnas XXVII di Undip Semarang

$
0
0

[Unpad.ac.id, 21/08/2014] Ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXVII akan segera digelar pada 25 hingga 29 Agustusmendatang di Universitas Dipenogoro (Undip), Semarang. Unpad berhasil meloloskan 13 kelompok PKM yang berjumlah 59 mahasiswa dan 10 dosen pendamping untuk berkompetisi dalam ajang tersebut.

Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S., saat memberikan pengarahan kepada para delegasi Unpad di Pimnas di Ruang Serba Guna Unpad Bandung, Kamis (21/08). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S., saat memberikan pengarahan kepada para delegasi Unpad di Pimnas di Ruang Serba Guna Unpad Bandung, Kamis (21/08). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S., mengapresiasi para delegasi yang akan berangkat ke Pimnas. Menurutnya, jumlah kelompok yang lolos seleksi ke Pimnas kali ini lebih banyak dari tahun sebelumnya yang berjumlah 9 kelompok.

“Ini tentu saja terjadi peningkatan kualitas dan menjadi peluang untuk bias ditingkatkan prestasinya di tingkat nasional,” tutur Prof. Engkus saat memberikan pengarahan kepada para delegasi Pimnas Unpad, Kamis (21/08) di Ruang Serba Guna Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung.

Pengarahan ini juga dihadiri oleh Direktur Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni  Unpad, Dr. Heryawan Kemal Mustafa, dan Kepala Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Isis Ikhwansyah, S.H., M.H., CN.

Menurut Prof. Engkus, para delegasi harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya saat mengikuti ajang tersebut. Persiapan tersebut tentunya juga didukung oleh kesiapan dosen dan tim pendamping, agar para mahasiswa tidak terbebani dengan hal-hal di luar kompetisi.

“Mohon kepada tim dari LPKA dan Biro Kemahasiswaan Unpad untuk benar-benar membantu mahasiswa selama di sana. Ketiga belas tim itu jangan dibebani dengan pikiran akomodasi,” ujarnya.

Dengan begitu, diharapkan para delegasi dapat berkompetisi dengan sebaik-baiknya dan mampu memperoleh hasil yang terbaik. Prof. Engkus juga menekankan kepada para delegasi untuk tidak menjadikan ajang ini sebagai beban, namun justru menciptakan rasa senang.
“Tidak perlu khawatir dengan hasilnya bagaimana, yang penting kita berupaya sebaik-baiknya. Ini merupakan salah satu langkah bersejarah buat kalian semua,” pesan Prof. Engkus.

Sebagai bentuk apresiasi Unpad, 13 delegasi tersebut juga akan difasilitasi untuk menggelar pameran produknya pada saat peresmian Gedung Pusat Kreativitas dan Kewirausahaan Unpad di Jalan Banda No. 40 Bandung, bertepatan dengan Puncak Perayaan Dies Natalis ke-58 Unpad, 11 September mendatang.

Senada dengan Prof. Engkus, Dr. Heryawan pun mendorong para delegasi untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, termasuk diantaranya menjaga kesehatan. “Meskipun dari kami (pimpinan) tidak bias mendampingi, dukungan dan doa tetap mengalir. Semoga kita bias memberikan yang terbaik,” ujarnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Dharma Wanita Persatuan Unpad Berikan Beasiswa pada 14 Siswa di Jatinangor

$
0
0

[Unpad.ac.id, 22/08/2014] Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unpad memberikan beasiswa kepada 12 siswa Sekolah Menengah Pertama dan 2 orang Siswa Menengah Atas serta 40 setel seragam sekolah untuk anak Sekolah Dasar di kawasan Jatinangor, Kamis (15/08) lalu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Bidang Sosial Budaya DWP Unpad.

Dharma Wanita Persatuan Unpad berfoto bersama dengan para penerima beasiswa *

Dharma Wanita Persatuan Unpad berfoto bersama dengan para guru sekolah dan penerima beasiswa *

Ketua Bidang Sosial Budaya DWP Unpad, Sumartini Dadang Suganda mengatakan, pemberian beasiswa ini merupakan salah satu wujud kepedulian DWP Unpad kepada masyarakat di sekitar kampus Unpad Jatinangor. “Melalui beasiswa ini, kami sekaligus juga menitipkan Unpad kepada masyarakat Jatinangor,” ujar Sumartini saat diwawancarai Humas Unpad.

Ada beberapa siswa sekolah/madrasah yang diberikan beasiswa oleh DWP Unpad, yaitu MTs Al Falah Cileles Kecamatan Jatinangor, MTs As Sa’adah Mekarsasi Kecamatan Sukasari, SMPN Jatinangor, serta MA As Sa’adah Mekarsasi Kecamatan Sukasari. Siswa yang diberi beasiswa merupakan siswa yang baru masuk ke sekolah tersebut.

Untuk seragam sekolah, DWP Unpad memberikan kepada 40 siswa kelas 3 dan 4 di MI Raudatul Muta’allimin Cilayung Kecamatan Jatinangor.

“Rata-rata setiap siswa mendapat sekitar Rp700.000. Untuk siswa MA, beasiswa diberikan sekitar satu juta rupiah,” tutur Sumartini.

Pemberian beasiswa ini diberikan langsung oleh Ketua DWP Unpad, Yatty Ganjar Kurnia, di hadapan pengurus sekolah, orang tua penerima beasiswa, serta aparatur desa.

Labih lanjut Sumartini menjelaskan, beasiswa yang berasal dana kas DWP Unpad ini diberikan kepada para siswa yang memiliki kemampuan akademik tapi orang tuanya tidak mampu. Agar tepat sasaran, pihaknya pun melakukan survei secara terprogram dengan terlebih dahulu meminta referensi dari pihak sekolah.

“Para orang tua penerima beasiswa mengaku, uang pangkal masuk sekolah itu sangat berat,” kata Sumartini.

Dengan pemberian beasiswa dan bakti sosial ini, Suamrtini berharap para siswa dapat menambah semangat belajar agar dapat berprestasi dan lulus dengan baik. “Kegiatan ini juga diharapkan dapat ditingkatkan lagi baik secara kualitatif maupun kuantitaif,” kata Sumartini.

Sementara Ketua DWP Unpad, Yatty Ganjar Kurnia, berpesan kepada para penerima beasiswa untuk memanfaatkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya. “Tiada hari tanpa belajar. Capailah prestasi setinggi-tingginya dan jangan sia-siakan kesempatan ini,” ujar Yatty. *

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Unpad, Undip, ITS, dan Unhas Bahas Perubahan Menuju PTN Badan Hukum

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/08/2014] Unpad bersama dengan Undip, ITS, dan Unhas telah ditunjuk oleh Kemdikbud untuk mengubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). Dengan demikian, tiap-tiap PTN telah diminta pula untuk menyusun draft statuta sesuai dengan PP No.4 Tahun 2014.

Prof. Dr. Johannes Gunawan, S.H., LL.M., saat menjelaskan tentang rancangan perubahan PTN menjadi PTN BH di hadapan  Forum 4 PTN menuju PTN BH Unpad-Unhas-ITS-Undip” di ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Jumat (22/08). (Foto: Arief Maulana)*

Prof. Dr. Johannes Gunawan, S.H., LL.M., saat menjelaskan tentang rancangan perubahan PTN menjadi PTN BH di hadapan Forum 4 PTN menuju PTN BH Unpad-Unhas-ITS-Undip” di ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Jumat (22/08). (Foto: Arief Maulana)*

Dalam perjalanannya, draft peraturan tersebut telah didiskusikan kembali oleh Dirjen Dikti berdasarkan hasil rapat pada tanggal 20 Agustus lalu. Menurut Prof. Dr. Johannes Gunawan, S.H., LL.M., salah satu tim dari Dikti menilai perubahan tersebut tidak terlalu fundamental.

“Perubahan status PTN dari semula BHMN itu sudah ada Keputusan Menterinya. Hanya pada waktu itu UU-nya masih menganut Sisdiknas, sekarang dengan munculnya UU No.12 Tahun 2012 maka harus disesuaikan,” ujar Prof. Johannes dalam acara “Focus Group Discussion: Forum 4 PTN Menuju PTN BH Unpad-Unhas-ITS-Undip” di ruang Executive Lounge Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Jumat (22/08).

Focus Group Discussion ini dihadiri oleh tim penyusun statuta PTN BH dari Unpad, Undip, ITS, dan Unhas. Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan InstitutTeknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. Kadarsyah Suryadi.

Lebih lanjut Prof. Johannes mengatakan, meskipun terjadi perubahan, struktur dan pola dari peraturan tersebut tetap sama. Untuk itu, di hadapan forum, Prof. Johannes kembali memaparkan mengenai RPP Perubahan PTN menjadi PTN BH. “Dalam struktur RPP itu ada 4 isinya, pertama adalah persyaratan perubahan, dokumen yang harus disiapkan, evaluasi kinerja, dan prosedur perubahan,” ujarnya.

Dalam pengajuan perubahan menjadi PTN BH,  Mendikbud yang akan memprakarsai perubahan PTN menjadi PTN BH. Prakarsa inilah yang menjadi pembeda dari peraturan sebelumnya, dimana Perguruan Tinggi yang bersangkutan dapat memprakarsai sendiri menjadi  PTN BH.

Secara singkat, dari segi persyaratan, PTN yang akan diubah menjadi PTN BH diantaranya telah melaksanakan kegiatan Pendidikan Tinggi serta pengelolaan Perguruan Tinggi dengan baik. Hal lain yang menjadi persyaratan adalah pada bidang finansial, salah satunya yaitu telah meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 2 tahun berturut-turut.
Selanjutnya, untuk mengetahui kelayakan menjadi PTN BH, setiap PTN pun harus menyusun dokumen berupa evaluasi diri, penyusunan Rencana Jangka Panjang PTN BH, Rencana Statuta PTN BH, serta Rencana Peralihan.

“Lalu Evaluasi Kinerja itu adalah tingkat keterpaduan antara dokumen-dokumen serta tingkat kemampuan PTN untuk melaksanakan PTN BH sesuai dengan dokumen tersebut,” jelasnya.

Evaluasi tersebut akan dilakukan oleh Tim Independen yang dibentuk oleh Menteri berdasarkan persetujuan Dirjen Dikti. Kemudian anggota tim independen langsung bertanggung jawab kepada Menteri.

“Hasil evaluasi kinerja tersebut, maka Menteri dapat menyetujui PTN BH dan kemudian akan diusulkan Rancangan Peraturan Pemerintah termasuk di dalamnya adalah penyusunan statuta,” kata Prof. Johannes.

Sementara itu, menurut Prof. Kadarsyah, pengusulan rancangan peraturan tersebut akan melibatkan Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Kementrian Keuangan. Di hadapan  forum, Prof. Kadarsyah juga memberikan pemaparan mengenai penyusunan statuta perubahan ITB menjadi PTN BH yang  telah disetujui oleh Mendikbud. ITB sendiri bersama dengan IPB, UPI, ITB, UI, USU, dan Unair telah resmi berstatus PTN BH.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Tiba di Undip Semarang, Delegasi Unpad di Pimnas ke-27 Optimis Raih Prestasi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/08/2014] Delegasi Unpad untuk Pekan Ilmiah Mahasiwa Nasional (Pimnas) ke-27 telah tiba di Semarang pada Senin (25/08) pagi. Rombongan pun langsung menuju ke kampus Universitas Diponegoro (Undip) selaku tuan rumah Pimnas untuk melakukan registrasi ulang.

Delegasi Unpad di Pimnas 27 berfoto bersama di Bale Aweuhan Masjid Raya Unpad Jatinangor saat akan berangkat menuju Undip, Minggu (24/08). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Delegasi Unpad di Pimnas 27 berfoto bersama di Bale Aweuhan Masjid Raya Unpad Jatinangor saat akan berangkat menuju Undip, Minggu (24/08). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Delegasi sendiri dilepas secara resmi oleh Sekretaris Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LPKA) Unpad, Drs. Wahyu Alamsyah, M.Si., pada Minggu (24/08) sore di halaman Bale Aweuhan Masjid Raya Unpad Kampus Jatinangor.

Dalam kesempatan tersebut, Wahyu berpesan kepada para peserta Pimnas untuk lebih mempersiapkan diri jelang Pimnas. Persiapan yang penting menurutnya adalah mengetahui jadwal serta kegiatan yang telah dijadwalkan oleh panitia Pimnas.

“Jangan sampai nanti kita akan presentasi malah tidak ada di tempat. Aturan di sana sangat mengikat dan jangan sampai kita lalai,” tegas Wahyu.

Oleh karena itu, Wahyu pun mengharapkan agar para peserta Pimnas Unpad dapat mengikuti tata tertib Pimnas. Selain itu, Wahyu pun mengingatkan agar tidak sungkan-sungkan meminta bantuan kepada tim pendamping apabila membutuhkan sesuatu.“Jika ada kesulitan, kami akan siap membantu,” kata Wahyu.

Tahun ini, Unpad mengirimkan sebanyak 13 tim yang terdiri dari 57 orang mahasiswa dan 10 dosen pendamping, serta tim dari LPKA dan Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Menurut salah satu perwakilan dari LPKA, Dr. Dudy Heryadi, diharapkan para peserta Pimnas dapat memperoleh prestasi yang terbaik.

“Mudah-mudahan kita bisa kembali meraih 10 besar. Dengan peserta yang lebih banyak, saya optimis bisa masuk 10 besar itu,” harap Dr. Dudy.

Adapun para delegasi sendiri optimis bisa meraih prestasi dalam ajang tahunan yang digelar oleh Dikti tersebut. “Insya Allah, kita akan membawa kembali Unpad dalam 10 besar Pimnas,” ujar Enang Saepulloh, salah satu delegasi.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Wujudkan Kerja Sama, Tim Unpad Kunjungi Universitas Pattimura Maluku

$
0
0

[Unpad.ac.id/25/08/2014] Kerjasama penelitian yang diawali oleh dosen Faperta Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Pattimura (Unpatti) Maluku berkembang bergerak ke arah kerja sama institusional terprogram. Pada 20-23 Agustus 2014, tim Unpad berkunjung ke Unpatti untuk menyusun program kerja sama melalui pembahasan bersama Ketua Lembaga Penelitian, Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat, Wakil Rektor Kerja Sama Unpatti, khususnya dari Fakultas Pertanian dan Kedokteran.

Tim Unpad dan Unpatti saat melakukan panen Sawi hasil riset bersama *

Tim Unpad dan Unpatti saat melakukan panen Sawi hasil riset bersama *

Tim Unpad terdiri dari Ketua LPPM Unpad, Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS, Sekretaris LPPM Unpad, Sondi Kuswaryan, Ir. MS., Dosen Fakultas Pertanian Unpad, Dr. Reginawanti Hindersyah, dan Dosen Fakultas Farmasi Unpad, Dr. Ajeng Diantini. Sebagai langkah awal, Dr. Ajeng Diantini memberikan kuliah umum mengenai perkembangan obat herbal terstandar di hadapan mahasiswa semester IX dan dosen Fakultas Kedokteran Unpatti.

Potensi bahan alam Kepulauan Maluku yang segera diteliti oleh Fakultas Farmasi Unpad adalah kerang laut Abalone (Haliotidae haliotis)yang telah berhasil dibudidayakan oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti, Dr. Magdalena Latuhamallu, di desa Hualiu Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten MalukuTengah.

Selain itu, dilakukan pula diskusilebih detail bersama Dinas Pertanian Maluku dan Kota Ambon, UPT Pertanian, Bappeda, Bank Indonesia dan Petani Kota Ambon untuk menentukan program kerja PKM Unpad bertema “Pencanangan Kemandirian Pangan Sayuran di Ambon dan Maluku Tengah” pada September-November 2014. Disepakati bahwa pada 2014-2015 fokus program adalah modifikasi teknik budidaya di musim hujan dan penguatan unit produksi pupuk organik. Pemerintah Provinsi Maluku pun sepakat mendukung program PKM Unpad di 2015 dan 2016.

Di akhir kunjungan kerja, dilakukan panen sawi di lahan penelitian Unpad-Unpatti, menguji efektivitas pupuk hayati Azotobacter chroococcum Unpad, dan agen hayati Trichoderma harianum yang dikembangkan oleh Dr. Marthin Kalay dari Unpatti. Pengujian lapangan dengan jelas memperlihatkan bahwa sinergi kedua mikroba membantu menurunkan kejadian serangan penyakit dan meningkatkan hasil sawi. Ke depan, kiprah Unpad di Indonesia Timur diharapkan bisalebih kuat lagi.*

IF IF IF

Rilis

Rektor Unpad, “Junjung Nasionalisme, Jangan Merasa Paling Hebat dan Merendahkan Pihak Lain”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/08/2014] Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia memberikan kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan kepada mahasiswa baru Unpad Tahun Akademik 2014/2015. Kuliah umum diselenggarakan di Bale Sawala, Unpad, Jatinangor, Senin (25/08). Dalam kesempatan tersebut, Rektor memaparkan materinya mengenai “Nasionalisme dan Patriotisme Kekinian”.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberikan kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan kepada mahasiswa baru Unpad Tahun Akademik 2014/2015 di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (15/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, saat memberikan kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan kepada mahasiswa baru Unpad Tahun Akademik 2014/2015 di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (15/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Di hadapan para mahasiswa, Rektor mengatakan bahwa dalam menjunjung semangat nasionalisme dan patriotisme, yang dapat dilakukan oleh para mahasiswa diantaranya adalah dengan semangat untuk belajar. Rektor berpesan agar mereka dapat kuliah dengan baik, lulus tepat waktu, dan berprestasi sebaik mungkin. Hal tersebut merupakan bukti awal tanggung jawab terhadap negara.

“Patriotisme yang harus dibangun, paling tidak bertanggung jawab kepada masyarakat. Kuliah kalian kan sebagian besar didanai oleh masyarakat,” pesan Rektor. Selain tanggung jawab kepada masyarakat, Rektor mengatakan bahwa hal tersebut juga sebagai bentuk dari tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang tua.

Selain itu, dalam menjunjung nasionalisme, yang paling penting adalah tidak merasa menjadi yang paling hebat, lalu merendahkan orang lain. “Lebih baik ketika kita sama-sama saling membangun kehebatan itu,” tutur Rektor.

Rektor juga mengungkapkan, bahwa kemerdekaan merupakan sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Namun saat ini, masih banyak hal yang belum sesuai harapan. Diantaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia yang berada di posisi 124 dari 187 negara, Indeks Korupsi berada di posisi 100 dari 182 negara, tingkat kemiskinan yang masih tinggi, kerusakan lingkungan sering terjadi, dan masih banyaknya pengangguran.

Meski demikian, masih ada harapan untuk memperbaiki hal tersebut. Harapan terutama ada pada para mahasiswa. “Universitas hanya fasilitator. Apa dan bagaimananya tergantung kalian. Jadi harus dipersiapkan dari sekarang,” ujar Rektor.

Rektor juga menekankan, yang paling utama adalah bukan gelar atau titel yang melekat pada nama seseorang, melainkan moral. Pada masa awal kemerdekaan, jumlah intelektual di Indonesia masih sedikit, tapi mampu membawa kemerdekaan Indonesia. Namun kini, jumlah intelektual semakin banyak tapi masih banyak hal yang tidak sesuai harapan. “Jadi dimana masalahnya? Jadi jangan-jangan di budaya, di jiwa bangsa ini,” ujarnya.

Menurutnya, seseorang itu dinilai dari sejauh mana ia dapat berprestasi, terutama di bidang ilmunya. “Titel panjang kalau dia tidak bermoral, tidak ada nilainya,” tutur Rektor.

perdana3 perdana2Kuliah umum tersebut terselenggara dibawah koordinasi Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Unpad melalui bagian e-Learning. Kuliah tersebut juga dapat disaksikan secara streaming melalui http://streaming.unpad.ac.id dan disiarkan secara khusus di sejumlah fakultas.

Di Bale Sawala sendiri, kuliah umum diikuti oleh ratusan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Keperawatan, dan Fakultas Ilmu Komunikasi. Selain itu, mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis turut berpartisipasi dalam kegiatan ini melalui fasilitas teleconference.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Mahasiswa Baru FPIK Unpad Tanam 1.200 Bibit Pohon di Kampus Unpad Jatinangor

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/08/2014] Sebagai penutup rangkaian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tingkat fakultas yang telah dimulai sejak Rabu (20/8) lalu, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaranmengadakan kegiatan bakti lingkungan berupa penanaman 1.200 bibit pohon yang terdiri dari tanaman buah, tanaman keras, dan tanaman langka di areal Kolam Percobaan FPIK Unpad di Ciparanje, Jatinangor, Sabtu (23/8) lalu.

Foto bersama usai penanaman 1.200 bibit pohon di areal Kolam Percobaan FPIK Unpad di Ciparanje, Jatinangor, Sabtu (23/8) lalu. *

Foto bersama civitas akademika FPIK Unpad usai penanaman 1.200 bibit pohon di areal Kolam Percobaan FPIK Unpad di Ciparanje, Jatinangor, Sabtu (23/8) lalu. *

Dalam rilisnya disebutkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari pengenalan wawasan lingkungan kepada mahasiswa baru agar memiliki kepedulian untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekaligus mengenal fasilitas Kolam Percobaan outdoor yang dimiliki oleh FPIK Unpad.

Kegiatan bakti lingkungan ini merupakan hasil kerjasama antara FPIK Unpad dengan Balai Pembenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura yang menyumbangkan bibit pohon dan UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad yang menyumbang pupuk pada penanaman pohon kali ini.

Kegiatan yang diikuti oleh 259 orang mahasiswa baru, panitia PMB, staf dosen, dan tenaga kependidikan FPIK ini diawali dengan penanaman secara simbolis bibit pohon mangga oleh Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si., yang selanjutnya diikuti oleh seluruh peserta kegiatan, termasuk perwakilan UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus Unpad, Duduh Syahroni S.Sos.

“Dengan kegiatan penanaman bibit pohon ini diharapkan lingkungan Kolam Percobaan Ciparanje menjadi lebih asri sekaligus dengan ini kita turut menjaga stabilitas iklim mikro di lingkungan kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor,” tutur Dekan FPIK saat membuka kegiatan ini
Selain melakukan penanaman pohon di Kolam Percobaan FPIK Unpad, seluruh mahasiswa baru juga diajak mengunjungi berbagai fasilitas pembelajaran yang dimiliki oleh FPIK Unpad, baik fasilitas indoor maupun outdoor, mulai dari dekanat, program studi hingga laboratorium tempat praktikum sehari-hari. Tidak hanya itu, mahasiswa baru juga diberi kesempatan untuk mengenal kegiatan penelitian yang dilakukan oleh FPIK Unpad melalui penayangan video kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan di berbagai tempat.*

Rilis oleh: Humas FPIK Unpad / mar


Peringati HUT ke- 50, Menwa Unpad Adakan Operasi Mata Katarak Gratis di RS Guntur Garut

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/08/2014] Dalam rangka memperingati ulang tahun emas Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon II/Universitas Padjadjaran (Unit Kegiatan Mahasiswa Menwa Unpad) tahun ini, diselenggarakan berbagai kegiatan bakti sosial antara lain Operasi Mata Katarak gratis yang telah diselenggarakan pada Rabu (20/8) dan Jumat (22/8) lalu di Rumah Sakit Guntur, Garut.

Anggota Menwa Unpad

Anggota Menwa Unpad dan tim dokter yang terlibat dalam kegiatan operasi mata katarak gratis di RS Guntur Garut

Dalam rilisnya disebutkan bahwa pada penyelenggaraan operasi katarak kali ini diikuti oleh sebanyak 34 orang pasien yang terbagi dalam dua hari. Pada hari pertama, Rabu (20/8) diikuti oleh 20 orang pasien sedangkan pada hari kedua, Jumat (22/8) diikuti oleh 14 orang pasien. Operasi kali ini tidak hanya diikuti oleh pasien dari wilayah Garut saja, tapi juga diikuti oleh pasien-pasien yang berasal dari Tasik, Bandung dan Ciamis.

Penyelenggaraan operasi kali ini didukung penuh oleh RS Guntur dan PT Indosiar Visual Mandiri dalam program Peduli Kasih. Pada pelaksanaannya, dua orang senior Menwa Unpad juga turut terlibat dalam kegiatan operasi katarak tersebut. Mereka adalah dr. Tito Apriana, Sp.B., selaku Ketua Tim Medis RS. Guntur Garut dan dr. Widjayanti, Sp.M. Para pasien dan dokter sangat mengapresiasi kegiatan bakti sosial ini.

Salah seorang pasien usai menjalani operasi mata  katarak *

Salah seorang pasien usai menjalani operasi mata katarak *

“Saya sangat mengapresiasi yang setinggi-tingginya dalam perencanaan yang baik dan dalam pencarian pasien yang telah berhasil, ” jelas dr. Widjayanti.

Selain penyelenggaraan operasi katarak ini, UKM Menwa Unpad juga akan menyelenggarakan Operasi Bibir Sumbing yang rencananya akan diselenggarakan pada Sabtu, 6 September yang akan datang, bertempat di RS Guntur, Garut.*

Rilis oleh: UKM Menwa Unpad/mar

Sebanyak 2.300 Mahasiswa Seluruh Indonesia Ikuti Pimnas 27 di Universitas Diponegoro

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/08/2014] Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 27 resmi dibuka melalui upacara yang digelar Selasa (26/08) pagi di Lapangan Widyapuraya Kampus Universitas Diponegoro, Semarang, oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Pendidikan, Musliar Kasim. Pimnas 27 akan berlangsung pada 26-28 Agustus 2014.

Pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Selasa (26/08). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Selasa (26/08). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Pembukaan ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Walikota Semarang, Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, perwakilan Pangdam IV Diponegoro, serta tamu undangan dan kontingen peserta Pimnas se-Indonesia. Dalam sambutannya Muliar mengatakan, Pimnas ini merupakan salah satu program untuk meningkatkan daya kreativitas pelajar Indonesia.

“Saya berharap hasil Pimnas kali ini akan diikutkan juga pada lomba-lomba internasional supaya kita semakin percaya diri bahwa kita mampu,” kata Musliar.

Untuk itu, Musliar pun mengoordinasikan kepada setiap perguruan tinggi untuk dapat mewadahi kreativitas mahasiswanya . Dengan demikian, diharapkan akan dihasilkan produk-produk inovatif yang berguna bagi kepentingan bangsa.

Lebih lanjut Musliar pun mengambil contoh beberapa anak Indonesia yang bisa hasilkan produk unggulan padahal bukan dari kalangan akademisi. Ini menjadi tantangan bagi para mahasiswa untuk bisa hasilkan produk yang lebih unggul dan inovatif. “Untuk itu, kalian harus tetap mengasah kreativitas dan inovasi yang dimiliki. Jangan hanya puas karena bisa ikut Pimnas,” pesannya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo pun mengapresiasi para peserta Pimnas yang memiliki ide-ide kreatif. Hal ini merupakan salah satu gebrakan dari para generasi muda Indonesia, sejak gebrakan-gebrakan yang telah diciptakan pada saat Sumpah Pemuda tahun 1928 Proklamasi Indonesia.

“Tentu diharapkan dengan menjadi bagian dari gebrakan ini akan membuat mahasiswa punya peran-peran strategis dan dapat menghasilkan tokoh-tokoh yang berkaliber,” ungkapnya.

Untuk itu, Ganjar pun berharap para peserta Pimnas dapat berjuang dengan gigih dengan tetap menjaga semangat persaudaraan di antara peserta lainnya.

Selain sambutan, upacara pembukaan ini juga diisi dengan penampilan seni dari mahasiswa Undip dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Penampilan ini disesuaikan dengan tujuan Pimnas kali ini yaitu mengangkat nilai-nilai Pangeran Diponegoro dalam kehidupan mahasiswa.

Pimnas tahun ini diikuti oleh 2.300 mahasiswa dan 440 dosen pembimbing dari 90 PTN/PTS se-Indonesia. Unpad sendiri meloloskan 13 tim yang terdiri dari 6 tim PKM Karsa Cipta, 1 tim PKM Teknologi, 4 tim PKM Kewirausahaan, 1 Tim Penelitian, dan 1 Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dengan didampingi oleh 10 dosen pembimbing.

Setelah upacara pembukaan, Pimnas pun dilanjutkan dengan pameran poster dan produk PKM di kampus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, serta presentasi PKM di kampus FISIP dan Fakultas Hukum Undip.*

Laporan oleh Arief Maulana / eh *

Dirut Telkom Jadi Wisudawan Terbaik Program Doktor Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/08/2014] Sebanyak 3.128 lulusan Unpad dilantik pada Wisuda Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014. Dalam pidatonya, Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia secara khusus memberikan ucapan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya pada lulusan terbaik di masing-masing strata, lulusan termuda, dan lulusan tertua.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) memberi selamat kepada Direktur Utama PT Telkom Indonesia yang lulus menjadi wisudawan terbaik Program Doktor pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (kanan) memberi selamat kepada Direktur Utama PT Telkom Indonesia yang lulus menjadi wisudawan terbaik Program Doktor pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2013/2014 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Salah satunya adalah wisudawan terbaik Program Doktor, Arief Yahya, yang merupakan Direktur Utama PT Telkom Indonesia. Arief berhasil meraih gelar Doktor dalam Bidang Manajemen Bisnis dengan yudisium Cumlaude pada Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar pada Bulan Juni lalu. Wisuda sendiri dilaksanakan di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Selasa (26/08) hingga Jumat (29/08) mendatang.

“Saya orangnya fokus. Fokus itu adalah mengutamakan yang utama,” tutur Arief Yahya saat ditemui usai prosesi wisuda. Ia mengharapkan, prestasinya ini dapat menjadi inspirasi, terutama untuk keluarga dan anak-anaknya. Arief juga ingin ilmu yang ia dapat dapat bermanfaat untuk masyarakat luas, dengan membuat buku berdasarkan hasil disertasinya.

Selain Arief, wisudawan terbaik lainnya adalah Sulistianah dari Program Studi Ilmu Sastra (wisudawan terbaik Program Magister), Liena Suryani dari Program Studi Ilmu Patalogi Anatomi (Program Spesialis), Talitha Nurul Bulan dari Program Studi Profesi Apoteker (Program Profesi), Lydia Febriani dari Program Studi Peternakan (Program Sarjana), dan Corolla Rosa Damania dari Program Studi Hubungan Masyarakat (Program D-III).

“Kriteria lulusan terbaik didasarkan kepada IPK, predikat yudisium, publikasi ilmiah, masa studi tepat waktu, serta tidak adanya pengulangan dalam mata kuliah selama studi,” ungkap Rektor saat menyampaikan pidato wisuda.

Adapun wisudawan termuda adalah Intan Larasati Setia Utami dari Program Studi Farmasi, dengan usia 19 tahun 10 bulan. Wisudawan tertua adalah Etty Haryati Djukardi dari Ilmu Hukum dengan usia 72 tahun.

Di hadapan para wisudawan, Rektor juga mengatakan bahwa keintelektualitasan seseorang, dapat diwujudkan dalam bentuk pendukungan (supporting), pemberi arah (driving), pemberdaya (enabling/empowering) dan pentransformasi (transforming) ke arah perubahan bangsa dan negara yang lebih baik.

Para sarjana sebagai kaum intelektual pun dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah bangsa, dan bukan menjadi tambahan masalah baru bagi bangsa. “Para sarjana harus menjadi subjek dari peradaban, sehingga dihasilkan peradaban baru yang lebih baik dari peradaban-peradaban sebelumnya,” tutur Rektor.

Sejarah menunjukkan, bahwa berdirinya Indonesia tidak terlepas dari kaum intelektual Indonesia (bukan hanya sarjana) masa itu. Jumlahnya pun sangat kecil, bahkan belum mencapai 100 orang di seluruh wilayah Indonesia. Meski demikian, karena semangatnya yang tinggi, mereka bisa memerdekakan Indonesia.

“Kalaulah dewasa ini dengan jumlah sarjana yang mencapai jutaan orang, kita belum bisa mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, bisa jadi karena kita baru berada pada tahapan pengagum ‘titel’ sebagaimana kata Sutan Sjahrir, dan bukan sebagai ‘intelektual’ pengabdi kepada masyarakat sebagaimana yang dikemukakan Sharif Shaary, Gramsci, dan Benda, dan juga jauh dari dasar-dasar dan nilai-nilai ke-ilahiahan,” tutur Rektor.

Kepada para wisudawan, Rektor juga mengingatkan bahwa pendidikan tinggi adalah modal dasar untuk terus dikembangkan. “Apabila tidak ingin ketinggalan zaman, kita semua harus terus berusaha untuk menambah ilmu.” *

wisuda2 wisuda3 wisuda4 wisuda5 wisuda6 wisuda7 wisuda8 wisuda9 wisuda10 wisuda11

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Unpad Tandantangani MoU dengan RUS Thailand

$
0
0

[Unpad.ac.id, 27/08/2014] Unpad melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) dengan Rajamangala University of Technology Suvarnabhumi (RUS), Thailand. Penandatanganan dilakukan di Ruang UPT Kerja Sama Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (26/08).

Foto bersama perwakilan Unpad dan RUS Thailand usai penandantangan MoU di Ruang UPT Kerja Sama Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Foto bersama perwakilan Unpad dan RUS Thailand usai penandantangan MoU di Ruang UPT Kerja Sama Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Selasa (26/08). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr. dengan Vice President dari RUS, Mr. Pongwit Wudhiwiriya. Kerja sama yang dilakukan yaitu dalam bidang akademik.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati, M.S., Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Dr. Ir. Iskandar, M.Si., Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. H. Sudarjat, M.P., Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan, Kusman Ibrahim, S.Kp.,M.NS.,PhD., dan Kepala UPT Kerja Sama, Anne Nurbaity, PhD.

Selain acara penandatanganan, dilakukan juga presentasi pengenalan universitas dan diskusi peluang kerja sama yang akan dilakukan. Adapun delegasi dari RUS terdiri dari 9 orang yang berasal dari sejumlah bidang dan program studi.

Dari hasil diskusi tersebut, setidaknya Unpad dan RUS akan melakukan kerja sama dalam dua kegiatan, yakni kerja sama penelitian dan pertukaran mahasiswa. Kerja sama penelitian yang akan dilakukan yaitu di bidang perikanan mengenai fishery nutrition, di bidang pertanian mengenai jagung dan umbi-umbian, di bidang peternakan mengenai pakan ternak, dan bidang teknologi pertanian mengenai food processing.

Selain itu, masih dalam bidang yang sama, Unpad dan RUS juga akan melakukan pertukaran mahasiswa untuk 4 hingga 8 mahasiswa. Menurut rencana, kegiatan ini akan mulai dilakukan pada tahun 2015 mendatang.

“Diharapkan, apa yang direncanakan ini bisa dilaksanakan dan dikembangkan. Karena secara strategis, untuk bisa mengembangkan universitas, untuk kegiatan penelitian diperlukan kerja sama,” tutur Dr. Setiawan saat ditemui seusai acara.

Dr. Setiawan menambahkan, kerja sama ini juga dilakukan sebagai bagian dari persiapan menuju ASEAN Community. “Prinsipnya, ASEAN Community itu kita justru harus mendorong kerja sama dengan negara-negara di ASEAN,” tuturnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Peserta Sudah Mulai Lakukan Presentasi Karya di Pimnas 27

$
0
0

[Unpad.ac.id, 27/08/2014] Delegasi Unpad tampil mempresentasikan karya ilmiahnya di depan juri dan peserta lainnya pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, Selasa (26/08) kemarin. Dari 13 tim yang lolos ke Pimnas, 4 diantaranya sudah lakukan presentasi, sementara sisanya akan dilanjutkan pada Rabu (27/08) pagi ini.

Ketua rombongan Pimnas Unpad, Drs. Wahyu Alamsyah, MSi., saat memberikan motivasi kepada peserta PImnas Unpad, Selasa (26/08) malam. (Foto oleh: Arief Maulana)*

Ketua rombongan Pimnas Unpad, Drs. Wahyu Alamsyah, MSi., saat memberikan motivasi kepada peserta PImnas Unpad, Selasa (26/08) malam. (Foto oleh: Arief Maulana)*

Para delegasi telah mempresentasikan karya ilmiahnya dengan baik. Mereka mengaku sempat mengalami nervous saat berhadapan dengan juri dan peserta lainnya. Angga Apriansyah, salah satu delegasi dari tim PKM Pengabdian Kepada Masyarakat mengaku sudah mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan presentasi. Meskipun beberapa peserta lain sempat “dijatuhkan” oleh tim juri, timnya justru tidak menemui kendala.

“Alhamdulillah, kita hanya dikasih saran-saran sama tim jurinya. Meskipun presentasi kita tidak pakai video, kita lakukan gerakan simulasi-simulasi sehingga ketegangan langsung menjadi cair,” ungkapnya.

Bersama timnya, mereka mempresentasikan karya ilmiahnya berjudul “Saung Ulin Cangkurileung: Wahana Bermain dan Belajar Melalui Permainan Tradisional Sunda Untuk Siswa SDN Cikeruh Kecamatan Jatinangor Sebagai Upaya Efektif Melestarikan dan Mencegah Erosi Budaya Sunda” dengan dosen pendamping Budi Irawan, S.Si., M.Si.

Namun, hal lain diungkapkan oleh Enang Saepuloh dan timnya yang mempresentasikan karya ilmiahnya berjudul “Sintesis Lapisan Aktif  Sel Surya Hybrid Campuran Bahan Poly(3-hexilthiophene) dan Zinc Oxide Nanopartikel (P3HT:ZnO-NP) untuk Aplikasi Sel Surya Berefisiensi Tinggi”. Karya ilmiah yang masuk dalam kategori PKM Penelitian ini cukup mendapat beberapa pertanyaan sulit dari tim juri.

“Penelitian kita ini baru mengategorikan, tapi tadi sudah ditanya angka efisiensinya berapa. Untungnya kita dapat menjawabnya dengan baik,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. rer. Nat. Ayi Bahtiar, dosen pendamping tim tersebut. Menurutnya, pertanyaan yang diajukan oleh tim juri terlalu teoretis dan bukan menjadi bidang mahasiswa bimbingannya yang berjenjang Sarjana. “Pertanyaannya sepertinya lebih tepat ditujukan untuk mahasiswa yang sedang melakukan Sidang Tesis,” ujarnya.

Meskipun begitu, Enang dan kawan-kawan pun juga telah mempersiapkan dengan baik materi yang akan dibawakan. Mereka pun juga mencermati gaya presentasi dari peserta lain sebagai bahan referensi saat melakukan presentasi.

Agar peserta yang lain dapat melakukan presentasi dengan baik. Ketua rombongan tim Pimnas Unpad, Drs. Wahyu Alamsyah, M.Si., pun memotivasi seluruh tim. “Ini adalah sebuah perjuangan yang harus kalian hadapi. Menjadi delegasi Pimnas memang butuh perjuangan,” tegasnya.

Wahyu pun kembali mengingatkan kepada para peserta agar tidak sungkan menghubungi dosen atau tim pendamping Pimnas apabila menemukan permasalahan. “Sampaikan kepada kami, jangan sampai kalau ada masalah jadi ngawur kemana-mana. Apalagi sampai melemahkan semangat,” kata Wahyu.

Presentasi PKM sendiri digelar di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Hukum Undip. Presentasi ini tertutup oleh umum sehingga selain peserta, dosen pedamping, dan juri tidak diperkenankan memasuki ruangan presentasi untuk sekadar melihat ataupun mendokumentasikan.

Menurut Ketua Pelaksana Pimnas 27, Ir. Bambang Sulistyanto, presentasi PKM selalu dibuat tertutup agar lebih membuat para peserta fokus terhadap presentasinya. “Kita juga sengaja melakukan scan barcode untuk peserta dan dosen pendamping untuk mencegah orang lain memasuki ruangan,” tandasnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Viewing all 5537 articles
Browse latest View live