Quantcast
Channel: Universitas Padjadjaran
Viewing all 5522 articles
Browse latest View live

Dosen FPIK Unpad, Dr. Zuzy Anna, MSi, Terpilih Sebagai Koordinator IMFISERN

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/09/2014] Unpad menjadi tuan rumah diselenggarakannya 5th Congress of Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network (IMFISERN) atau Jaringan Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Acara ini dilaksanakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan dan IMFISERN di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Selasa (23/09).

IMFISERN atau Jaringan Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan adalah organisasi profesi yang bertujuan untuk menghimpun potensi penelitian dan pengembangan, memperkuat jejaring penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan, serta mendukung kebijakan yang berbasis ilmiah untuk pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Adapun anggota dari IMFISERN adalah para ahli, peneliti, penggiat penelitian, dan pengembangan di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan.

Dr. Zuzy Anna, M.Si (kanan) terpilih sebagai Koordinator IMFISERN (Foto oleh: Artanti) *

Dr. Zuzy Anna, M.Si (kanan) terpilih sebagai Koordinator IMFISERN (Foto oleh: Artanti) *

Pada kongres tersebut, salah satu kegiatannya adalah penetapan Koordinator IMFISERN untuk kepengurusan 2014-2016. Terpilih menjadi Koordinator adalah dosen FPIK Unpad, Dr. Zuzy Anna, M.Si.

Ditemui di sela kegiatan, Dr. Zuzy menyampaikan ada beberapa hal yang akan menjadi perhatiannya selama dua tahun kedepan. Diantaranya adalah lebih mengenalkan lagi INFISERN dan merangkul lebih banyak anggota, “Karena sebetulnya kan luas, di seluruh Indonesia FPIK itu ada banyak. Belum lagi lembaga riset yang ada menyangkut sosial ekonomi kelautan dan perikanan juga banyak,” tutur Dr. Zuzy.

Selain itu, Dr. Zuzy juga ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Dalam hal ini, kegiatan yang akan dilakukan diantaranya adalah melakukan sejumlah pelatihan riset di bidang tersebut.

Hal lain yang akan dilakukan adalah memperkuat dan memperluas jaringan, terutama ke luar negeri. IMFISERN perlu lebih banyak melakukan kerja sama dengan berbagai organisasi internasional terkait bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan.

“Dalam waktu dekat kita konsolidasi dulu anggotanya dan mencari pengembangan-pengembangan potensi anggota baru supaya kita lebih luas lagi,” ungkap Dr. Zuzy.

Selain penetapan koordinator, kegiatan dalam kongres ini yaitu laporan pertanggungjawaban kepengurusan IMFISERN peride 2012-2014, Rapat Kerja IMFISERN terkait antisipasi kebijakan KP 5 tahun kedepan dalam pembangunan maritim dan rencana kerja sama, serta perumusannya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si dan Ketua Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP), Dr. Tukul Rameyo Adi. “Kami berharap dengan kongres ini bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua, tentunya juga untuk kemajuan bidang kelautan dan perikanan,” harap Dr. Iskandar saat memberikan sambutannya.

Lebih lanjur Dr. Iskandar menuturkan, bahwa diharapkan IMFISERN dapat menjadi yang terdepan dalam menyosialisasikan berbagai hasil riset, baik dari lembaga riset maupun perguruan tinggi, di dalam dan luar negeri. Kongres ini juga diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga bagi arah kebijakan pembanguinan sektor kelautan dan perikanan.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Dosen FPIK Unpad, Dr. Zuzy Anna, MSi, Terpilih Sebagai Koordinator IMFISERN appeared first on Universitas Padjadjaran.


Empat Mahasiswa dan Alumni Unpad Wakili Jabar di Program Sail Raja Ampat 2014

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/09/2014] Tiga orang mahasiswa dan satu orang alumni Unpad terpilih menjadi delegasi Program Kapal Pemuda Nusantara (KPN)/ Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB) Provinsi Jawa Barat untuk Program Sail Raja Ampat 2014. Mereka adalah Cyntia Rusilawati (angkatan 2010) dan Devi Melyani (angkatan 2012) dari Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta Irsan Ramzee (2010) dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Valdy M. Haikal (angkatan 2007) alumni Program Studi Ilmu Kelautan FPIK Unpad.

dari kiri-kanan: Devi Melyani, Cyntia Rusilawati , Mayor Laut (KH) Uus Rochimat, Letkol Laut (KH) Wisnu Nugraha , B.E. , Valdy M. Haikal, Irsan Ramzee *

dari kiri-kanan: Devi Melyani, Cyntia Rusilawati , Mayor Laut (KH) Uus Rochimat, Letkol Laut (KH) Wisnu Nugraha , B.E. , Valdy M. Haikal, Irsan Ramzee *

Program Sail Raja Ampat 2014 ini merupakan acara pelayaran tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dengan daerah tujuan yang berbeda. Perjalanan Sail Raja Ampat 2014 ini menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Surabaya 591 milik TNI Angkatan Laut dengan rute perjalanan Jakarta-Makassar-Sorong-Waisai-Ambon-Kupang-Benoa-Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan selama 28 hari mulai 6 Agustus hingga 3 September 2014. Peserta KPN Sail Raja Ampat merupakan pemuda hasil seleksi dari 33 provinsi seluruh Indonesia, yang masing-masing provinsi mengirimkan sebanyak 4 orang peserta.

Selama melakukan pelayaran dalam Sail Raja Ampat para peserta KPN/LNRPB tersebut mendapatkan materi mengenai pembentukan karakter pemuda, peningkatan wawasan kebangsaan, peningkatan cinta tanah air dan lingkungan bahari, pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan dan peningkatan keterampilan dalam kebaharian. Materi-materi ini disampaikan antara lain oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI KRMT Roy Suryo dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.

Selain menerima materi, peserta KPN/LNRPB juga melakukan audiensi bersama gubernur atau walikota, melakukan kegiatan sosial pada setiap provinsi yang disinggahi. Sementara itu, pada acara puncak Sail Raja Ampat 2014 yang diselenggarakan di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) Papua Barat, seluruh peserta KPN/LNRPB menjadi among tamu penyambutan Presiden dan Ibu Presiden RI beserta jajaran menteri yang hadir dengan menggunakan pakaian adat dari masing-masing provinsi. *

Rilis oleh: FPIK Unpad/mar

The post Empat Mahasiswa dan Alumni Unpad Wakili Jabar di Program Sail Raja Ampat 2014 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Langkanya Subsidi BBM Membuat Mayoritas Nelayan Belum Sejahtera

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/09/2014] Jumlah profesi nelayan di Indonesia mencapai 37 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, nelayan menjadi salah satu tulang punggung negara dalam memperoleh devisa. Namun, 70% dari total nelayan di Indonesia hidup di bawah ambang kemiskinan.

Narasumber dan moderator pada “Seminar Nasional Penelitian dan Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2014” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (24/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Narasumber dan moderator pada “Seminar Nasional Penelitian dan Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2014” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (24/09). *

“Kebanyakan nelayan hidup dari hutang ke hutang,” demikian dikatakan Wakil Ketua Komite Tetap Penangkapan Hasil Laut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Siwaryudi Heru dalam “Seminar Nasional Penelitian dan Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2014” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (24/09).

Seminar ini menghadirkan 3 pembicara utama, Siwaryudi Heru, Dr. Ir. Iskandar, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK) Unpad, dan Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.Sc.,, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Kelangkaan subsidi BBM menjadi salah satu pengaruh belum sejahteranya nasib nelayan. Siswaryudi mengulas, sekitar 70% nelayan tidak pernah membeli BBM jenis solar sesuai dengan harga eceran yang ditetapkan Pemerintah. Dalam hal ini, Pemerintah belum membangun jaringan distribusi BBM secara terorganisir sehingga acapkali nelayan membeli solar dengan harga yang lebih mahal.

“Kebutuhan solar bagi nelayan jika dihitung mencapai 5.887.080 kiloliter. Tapi dari Pertamina hanya mendistribusi 1,7 hingga 2,1 juta kiloliter saja,” paparnya.

Kondisi ini menyebabkan nelayan menggantungkan hidupnya dari pinjaman tengkulak atau rentenir. Adanya bank rakyat pun tidak berpengaruh banyak pada kesejahteraan nelayan. Belum lagi harga jual ikan tangkapan yang sangat rendah di tangan para tengkulak.

Siswaryudi melalui Kadin pun terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Ada tiga usulan yang ditawarkan Kadin kepada Pemerintah, yaitu mengatur distribusi BBM secara tepat dan ketat, membentuk bulog perikanan, serta meningkatkan infrastruktur nelayan, seperti: membangun desa nelayan.

“Dengan bulog nelayan, harga ikan akan menjadi stabil dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Adapun desa nelayan, selain meningkatkan kesejahteraan, juga dapat berpotensi menjadi desa wisata,” jelas Siswaryudi.

Sementara di sisi kebijakan, menilai, manajemen perikanan di Indonesia terkesan seperti fashion yang mengikuti mode. “Kebijakan ini hanya akan melahirkan dampak backfire. Kalau kita tidak membedahnya dengan baik, tidak akan menyelesaikan masalah,” tegasnya.

Dalam seminar itu juga, Dr. Iskandar memberikan presentasi tentang Peran Perguruan Tinggi dalam menyiapkan lulusan. Seminar nasional ini digelar atas kerja sama FPIK Unpad dengan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan dan Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network (IMFISERN). Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Tukul Rameyo Adi menjelaskan, seminar ini merupakan wahan penting dalam mendeseminasikan penelitian sosial ekonomi untuk kebutuhan perikanan dan kelautan.

Selain presentasi pembicara utama, seminar ini juga diisi dengan presentasi pemakalah. Ada 112 pemakalah yang akan mempresentasikan makalahnya di Bale Rucita dan Bale Rancage Gedung Rektorat Unpad Jatinangor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Langkanya Subsidi BBM Membuat Mayoritas Nelayan Belum Sejahtera appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sebanyak 351 Peserta Ikuti Olimpiade Sains Nasional Pertamina di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2014] Universitas Padjadjaran kembali menjadi perguruan tinggi mitra tempat penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina . Tahun ini, peserta yang mengikuti kompetisi ini adalah sebanyak 331 peserta kategori Teori dan 20 peserta kategori Proyek Sains.

Peserta OSN Pertamina 2014 yang dilaksanakan di Aula Pusat Pelayanan Basic Science Unpad Jatinangor, Kamis (25/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Peserta OSN Pertamina 2014 yang dilaksanakan di Aula Pusat Pelayanan Basic Science Unpad Jatinangor, Kamis (25/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Peserta yang mengikuti kompetisi kategori Teori tersebut terdiri dari 68 peserta Bidang Matematika, 65 peserta Bidang Fisika, 63 peserta Bidang Kimia, 135 dan peserta Bidang Biologi. Adapun untuk peserta kategori Proyek Sains terdiri dari 1 peserta yang mengikuti Bidang Aplikasi Perangkat Lunak (APL), 16 peserta Bidang Rancang Bangun (RB), dan 3 peserta Bidang Produk Unggulan.

“Jumlah ini meningkat untuk lokasi Unpad dari jumlah peserta tahun lalu,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Kegiatan dan Kreativitas Mahasiswa (P2K2M) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad, Budi Irawan, S.Si.,M.Si. saat ditemui usai acara pembukaan, di Aula Pusat Pelayanan Basic Science, kampus Unpad Jatinangor, Kamis (25/09).

Acara tersebut juga dihadiri oleh Dekan FMIPA Unpad, Prof. Dr. Budi Nuraini R, perwakilan dari panitia pusat Universitas Indonesia, Dr. Eng. Supriyanto, MSc dan Reza Syahputra, M.Si, serta Marketing Branch Manager Pertamina Region III Jawa Barat, Putut Andrianto.

Tahun ini merupakan kali ketujuh kompetisi ini digelar. Peserta OSN Pertamina 2014 adalah mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Seleksi Tingkat Provinsi diselenggarakan serentak di seluruh lokasi di 42 perguruan tinggi di 33 provinsi. Adapun seleksi tersebut dikelompokkan dalam 10 regional.

Di region Jawa Barat sendiri, seleksi dilaksanakan di 4 lokasi. Selain Unpad, perguruan tinggi lain yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seleksi Tingkat Provinisi di Jawa Barat adalah Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Peserta yang mengikuti seleksi pun bukan hanya mereka yang berasal dari FMIPA saja, walaupun mayoritas peserta berasal dari fakultas tersebut. Selain dari FMIPA, peserta yang mengikuti seleksi di Unpad diantaranya berasal dari Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik Geologi, Fakultas ilmu Keperawatan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, dan Fakultas Peternakan.

Bukan hanya mahasiswa Unpad, peserta yang mengikuti seleksi di Unpad berasal dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu, Universitas Muhammadiyah Cirebon, dan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Pada seleksi kategori Teori, dipilih pemenang untuk setiap bidang tingkat regional (40 mahasiswa) dan pemenang lintas bidang di setiap provinsi (33 mahasiswa) yang akan mengikuti Babak Final Tingkat Nasional pada 22-29 November 2014 mendatang. Adapun peserta kategori Proyek Sains yang akan mengikuti Babak Final adalah masing-masing 5 tim (terdiri dari 15 mahasiswa) dari setiap bidang.

“Target untuk tahun ini mudah-mudahan ada mahasiswa Unpad yang lolos ke tingkat nasional. Di OSN Pertamina belum pernah ada yang lolos ke final,” ungkap Budi yang merupakan PIC Unpad untuk kegiatan ini. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Sebanyak 351 Peserta Ikuti Olimpiade Sains Nasional Pertamina di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Peristiwa G30S Sisakan Enam Tafsir Terkait Dalang Pelaku

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2014] Sejarawan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad, Dr. Mumuh Muhsin Z, M.Hum., berpendapat bahwa ada enam tafsiran siapa dalang di balik peristiwa Gerakan 30 September, sebuah percobaan kudeta dengan melakukan penculikan dan pembunuhan kepada enam perwira tinggi militer Indonesia pada tahun 1965.

Sejarawan Ilmu Sejarah FIB Unpad, Dr. Mumuh Muchsin (kanan) saat menjadi pembicara dalam Seminar "Membincang Ulang Peristiwa G30S", Kamis (25/09) di Aula Gedung D Kampus FIB Unpad Jatinangor.  (Foto oleh: Arief Maulana)*

Sejarawan Ilmu Sejarah FIB Unpad, Dr. Mumuh Muchsin (kanan) saat menjadi pembicara dalam Seminar “Membincang Ulang Peristiwa G30S”, Kamis (25/09) di Aula Gedung D Kampus FIB Unpad Jatinangor. (Foto oleh: Arief Maulana)*

“Berdasarkan fakta sejarah, Peristiwa G30S ini termasuk ke dalam fakta lunak, dimana sangat sulit dihadirkan standar kebenarannya sehingga memunculkan 6 tafsiran tersebut,” ujar Dr. Mumuh saat menjadi pembicara dalam Seminar “Membincang Ulang Peristiwa G30S” di Aula Gedung D Fakultas Ilmu Budaya Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (25/09).

Seminar ini digelar oleh Program Studi Ilmu Sejarah FIB Unpad bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Santri (Forsis). Selain Dr. Mumuh, pembicara lain yang hadir yaitu HM. Rafani Akhyar, M.Si., (Sekretaris Umum MUI Jabar), AKBP Arif Wahyu (Kasubdit Internal Polda Kabar), serta Dr. RM. Mulyadi, M.Hum., (Sejarawan/Dosen Ilmu Sejarah FIB Unpad).

Tafsir pertama, menurut Dr. Mumuh, didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam catatan sejarah yang ada, PKI menjadi dalang peristiwa G30S dengan tujuan mengubah ideologi Republik Indonesia menjadi komunis. Namun, fakta ini masih menjadi pro dan kontra.

“Ada pula pihak-pihak yang ingin membelokkan sejarah. Bahkan di beberapa buku pelajaran kata G30S PKI diubah menjadi G30S saja,” ujar Dr. Mumuh yang juga sebagai Wakil Dekan I FIB Unpad.

Tafsir selanjutnya, berturut-turut dugaan gerakan ini didalangi oleh perwira Angkatan Darat (AD), Presiden Soekarno, Mayjen Soeharto, Sjam Kamaruzaman (Ketua Biro Khusus PKI), hingga Amerika Serikat melalui agen CIA. Setiap tafsir memiliki pro dan kontra yang terus diperdebatkan selama 5 dekade.

“Fakta ini sering bisa menguat dan melemah seiring perkembangan zaman, serta sulit pula mencari kesepakatan bersama,” ujar Dr. Mumuh.

Gerakan 30 September merupakan peristiwa sejarah yang selalu diingat Bangsa Indonesia. Ada enam perwira tinggi yang dianggap loyal kepada PKI diculik oleh Letnan Kolonel Untung, salah satu pentolan PKI, yaitu Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Soeprapto, Mayjen TNI MT. Haryono, Mayjen TNI S. Parman, Brigjen TNI DI. Pandjaitan, Brigjen TNI Sutoyo, dan Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, ajudan dari Jenderal TNI AH. Nasution.

Keenamnya dibawa paksa pada malam 30 September 1965 dan disiksa hingga mati. Jasadnya dibuang di sebuah lubang di bilangan Pondok Gede, Jakarta (kini dinamai Lubang Buaya). Mayat keenamnya kemudian ditemukan pada 3 Oktober 1965. Sejak saat itu gerakan penumpasan PKI hingga akarnya dilakukan oleh TNI dengan dipimpin Mayjen Soeharto.

Terlepas dari kebenaran peristiwa tersebut, Dr. Mumuh menekankan bahwa komunisme merupakan ideologi yang bersifat utopis, tidak bisa dibumikan. Definisi kesejahteraan dalam komunisme sulit untuk dipraktikkan dan hanya akan melahirkan sebuah ketertinggalan.

Sementara itu, Rafani Akhyar menjelaskan, komunisme merupakan faham yang cepat menyebar di Indonesia dalam kurun 1948 – 1955. Meskipun telah melakukan aksi pembantaian besar-besaran di Madiun pada tahun 1948, PKI resmi menjadi partai terbesar keempat di Indonesia pada tahun 1956.

“Salah satu problem meluasnya faham komunis adalah faktor kesejahteraan. Kemiskinan merupakan ladang sukses lahirnya komunisme,” jelas Dr. Mumuh.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Peristiwa G30S Sisakan Enam Tafsir Terkait Dalang Pelaku appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sejumlah Rektor Perguruan Tinggi dari Swedia Jajaki Kerja Sama dengan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/09/2014] Upaya pengembangan kerja sama Unpad dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri semakin hari semakin meningkat. Rabu (24/09) kemarin, beberapa orang rektor dan perwakilan universitas terkemuka di Swedia mengunjungi kampus Unpad dalam rangka pengembangan kerja sama tersebut.

Foto bersama perwakilan perguruan tinggi dari Swedia dan perwakilan Unpad di Executive Lounge Gedung 2 Unpad, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung *

Foto bersama perwakilan perguruan tinggi dari Swedia dan perwakilan Unpad di Executive Lounge Gedung 2 Unpad, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung *

Mereka adalah President Lund University Prof. Per Eriksson, President KTH Royal Institute of Technology Prof. Peter Gudmundson, Management Support Chalmers University of Technology Ms. Erika Hansson, Regional Manager Asia Lund University Mr. Henrik Hofvendahl, Vice-Chancellor’s Advisor on International Affairs Uppsala University Prof. Leif A. Kirsebom, Pro Vice-Chancellor University of Skövde Ass. Prof. Lena Mårtensson, Educational Information Officer Uppsala University Ms. Jorja Scholes, School of Global Studies University of Gothenburg Ass. Prof. Marie Thynell, Firts Vice President Chalmers University of Technology Prof. Mats Viberg, Deputy Vice-Chancellor Linköping University Prof. Peter Värbrand. Mereka didampingi oleh tim dari the Swedish Foundation for International Cooperation in Research and Higher Education (STINT) dibawah pimpinan Dr. Andreas Goethenberg selaku Executive Director dan perwakilan Kedubes Swedia di Indonesia.

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad Dr. med. Setiawan, dr., menerima kunjungan rombongan dari Swedia tersebut di Executive Lounge Gedung 2 Unpad, Jl. Dipati Ukur 35 Bandung. Pada kesempatan tersebut hadir pula Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Nury Effendi, S.E., M.A., Ph.D, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Dra. Mudiyati Rahamtunnisa, M.A., PhD, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), Dr. Suryani, SKp. MHSc. Selain itu, hadir pula Koordinator Kerja Sama Fakultas Farmasi, Fakultas Peternakan (Fapet), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Fakultas Psikologi serta UPT Kerja Sama Unpad.

Dr. Setiawan menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut, diperoleh inventarisasi rencana kerja sama dengan berbagai fakultas di Unpad. Kerja sama tersebut antara lain dalam bentuk studi lanjut, mobilitas akademik, riset dan seminar bersama, pertukaran mahasiswa, program kuliah musim panas, program bahasa dan kebudayaan.

Follow up kongkret akan dilakukan oleh UPT Kerja Sama dengan mengoordinasikan rencana nyata dari Koordinator Kerja Sama Fakultas dengan menghubungi international office universitas yang dituju,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari STINT mengatakan bahwa Unpad merupakan universitas yang paling aktif melakukan kerja sama dengan Swedia dibandingkan dengan universitas terkemuka lainnya di Indonesia. Hal inilah yang mendasari mengapa Unpad dikunjungi oleh para rektor universitas terkemuka tersebut.

Selain itu, pada pertemuan tersebut terungkap bahwa fasilitasi kerja sama ini dapat diperoleh dari dana pemerintah Indonesia, STINT serta lembaga lain di Swedia. Tidak hanya itu, ada juga peluang pendanaan dari perusahaan-perusahaan Swedia terkemuka yang ada di Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR).*

Laporan oleh: Marlia

The post Sejumlah Rektor Perguruan Tinggi dari Swedia Jajaki Kerja Sama dengan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad dan Pengadilan Agama Kab. Sumedang Lakukan Istbat Nikah kepada 53 Pasangan Suami Istri

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2014] Sebanyak 53 pasangan mengikuti istbat nikah yang dilaksanakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Fakultas Hukum (FH) Unpad bersama dengan Pengadilan Agama Kabupaten Sumedang. Mereka adalah warga dari Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Istbat nikah terhadap 53 pasangan suami istri warga Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang di Bale Santika Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Istbat nikah terhadap 53 pasangan suami istri warga Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang di Bale Santika Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Kegiatan ini dilaksanakan di Bale Santika, kampus Unpad Jatinangor pada Rabu (24/09) hingga Jumat (26/09). Itsbat Nikah Kolektif ini digelar sebagai bagian dari kegiatan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dari sejumlah dosen Fakultas Hukum Unpad.

Salah satu anggota tim pelaksana PPM FH Unpad, Betty Rubiati, SH, MH mengungkapkan bahwa ide kegiatan ini bermula ketika kegiatan PPM tahun lalu, tim menemukan banyak pasangan suami-istri di desa tersebut tidak memiliki akta nikah. Berdasarkan data yang telah dihimpun, banyak alasan mereka tidak memiliki akta nikah. Diantaranya adalah karena hilang, tidak diurus karena keterbatasan ekonomi, maupun karena kurang menyadari pentingnya memiliki akta nikah.

Jika tidak memiliki akta nikah, tentu banyak kerugian yang akan dialami, seperti tidak dapat membuat Kartu Keluarga, Akta Kelahiran anak, dan permasalahan dalam kepengurusan ahli waris. “Jadi memang diperlukan akta nikah itu untuk meningkatkan kualitas keluarga,” ujar Betty.

Betty mengungkapkan, itsbat nikah berbeda dengan nikah massal. Pada itsbat nikah, tanggal penetapan pernikahan disesuaikan dengan tanggal pernikahan mereka dahulu, namun perlu disahkan secara hukum. Mereka pun dibuatkan bukti nikah melalui surat ketetapan pengadilan yang mempunyai kekuatan yang sama dengan akta nikah. “Kalau nikah massal, tanggal nikahnya ya tanggal saat ini. Risikonya, harus ada pengesahan anak,” ujar Betty.

humas unpad _2014_09_24_00038490humas unpad _2014_09_24_00038535Dengan digelarnya kegiatan ini, Betty mengharapkan bahwa kegiatan pengabdian ini dapat turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pengabdian memang diprioritaskan untuk masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar kampus Unpad.

Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha LPPM Unpad, Kiki Pinardi, S.IP., M.Si mengharapkan bahwa acara ini dapat meberikan pencerahan mengenai pentingnya akta nikah. “Diharapkan dapat meberikan suatu pengetahuan bagi warga bahwa setiap pernikahan itu harus ada legalitasnya,dalam hal ini adalah akta nikah,” tutur Kiki.

Ketua LPPM Unpad, Prof. Dr. Wawan Hermawan, MS juga mengatakan bahwa ini merupakan salah satu bagian dari action research yang dilakukan oleh civitas akademika Unpad. Dari LPPM, kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari PPM Prioritas yang rutin diadakan tiap tahun, terutama untuk masyarakat sekitar Jatinangor.

Para warga yang mengikuti itsbat nikah pun mengaku senang dan bersyukur atas adanya acara ini. Dintaranya adalah pasangan Sulaeman dan Lilis Pujiawati yang telah menikah sejak 2002 lalu. “Saya senang sekali. Dari pernikahan, saya baru punya surat nikah sekarang,” tutur Lilis yang mengaku tidak tahu mengapa ia dulu tidak mendapatkan akta nikah.

Sulaeman dan Lilis baru mengetahui bahwa akta nikah ini penting ketika ia ingin membuat akta kelahiran anak, 5 tahun setelah pernikahan mereka. Diakui Lilis, ia sedikit kesulitan ketika mendaftarkan anaknya sekolah, dan harus membuat surat keterangan dari desa sebagai salah satu persyaratan mendaftar sekolah pengganti akta kelahiran.

Pasangan lain, Toto dan Siti yang telah menikah sejak tahun 1961 mengaku bahwa surat nikah pernah mereka miliki, namun kini telah hilang. Kegiatan yang digelar Unpad ini membantu mereka untuk melegalkan pernikahan mereka, khususnya untuk mengurus berbagai keperluan kedepannya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Unpad dan Pengadilan Agama Kab. Sumedang Lakukan Istbat Nikah kepada 53 Pasangan Suami Istri appeared first on Universitas Padjadjaran.

Lima Mahasiswa Jepang Ini Terkesan dengan Keramahan Mahasiswa Unpad dan Keindahan Bandung

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2014] Tingginya rasa solidaritas, keterbukaan, serta keramahan civitas akademika Unpad menimbulkan kesan tersendiri bagi lima mahasiswa asal Jepang ini. Mereka merupakan peserta JASSO Short-Stay Program at Universitas Padjadjaran, khususnya untuk program Environmental Horticulture Global Expert.

Kelima mahasiswa Chiba University Jepang yang mengikuti JASSO short-stay program di Unpad (Foto oleh: Artanti)*

Kelima mahasiswa Chiba University Jepang yang mengikuti JASSO short-stay program di Unpad (Foto oleh: Artanti)*

Kelima mahasiswa tersebut adalah Yuichi Honda, Noboru Miyamoto, Yoshito Koga, Shunki Takai, dan Yuzuru Usami. Mereka mengikuti JASSO Short-Stay Program di Unpad selama sepuluh hari, yakni mulai 17 hingga 27 September, khususnya di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad.

“Motivasi belajar mahasiswa Unpad juga begitu tinggi, dan ini menjadi pendorong bagi kami,” ujar Noboru Miyamoto saat ditemui bersama keempat rekannya di Ruang UPT Humas Unpad, Gedung Rektorat, kampus Jatinangor, Kamis (26/09).

Selain itu, Usami menuturkan bahwa kebanyakan mahasiswa Unpad berani mengemukakan pendapat, tidak menutup diri, dan sangat interaktif. Mereka sependapat bahwa keakraban mahasiswa Unpad sangat terlihat, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Koga juga mengungkapkan, antusiasme mahasiwa Unpad untuk dekat dan membantu mereka pun sangat tinggi. Walaupun masalah bahasa kadang menjadi kendala, mereka dapat mengerti dan senang atas segala kebaikan yang didapatkan.

“Mahasiswa Unpad sangat terbuka menerima kami sebagai teman. Sangat ramah. Suasana kelas juga sangat mendukung,” tambah Honda. Ia juga menuturkan bahwa mahasiswa Unpad sangat membaur, tidak mempedulikan perbedaan budaya dan asal daerah.

Adapun fokus dari kegiatan mereka adalah melakukan perbandingan terkait sistem budaya komoditas holtikultura antara Jepang dengan Indonesia. Aktivitas yang dilakukan antara lain mengikuti perkuliahan di beberapa kelas, melakukan kunjungan laboratorium, serta kunjungan ke sejumlah sarana riset dan pembelajaran di Unpad. Selain di FTIP, kegiatan juga di lakukan di Fakultas Pertanian Unpad. Terkait dengan salah satu bidang yang sedang dipelajari, food and resource economics, mereka pun melakukan kunjungan ke pasar tradisional dan pasar modern di Bandung.

Kelima mahasiswa ini mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa memilih Indonesia, dan Unpad khususnya, sebagai lokasi mengikuti short stay program ini. Koga misalnya, yang ingin mengetahui metode budidaya tanaman di negara tropis, termasuk tanaman apa saja yang ditanam di Indonesia.

Sebelum datang ke Indonesia, mereka pun terlebih dahulu belajar dan mencari tahu banyak hal dari lokasi tujuannya ini. Mereka yang baru pertama kali datang ke Indonesia, mengaku sangat ingin mengetahui tentang Bandung.

“Sebelumnya, diketahui bahwa Bandung merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia. Saya membayangkan bahwa di sini pasti sangat padat dan ramai. Tapi setelah kesini, ternyata Bandung begitu indah dan dikelilingi oleh pegunungan. Pemandangannya sangat menarik,” ungkap Koga. Hal tersebut terutama dirasakan setelah mereka juga mengunjungi beberapa lokasi di Bandung, serta berwisata di Tangkuban Parahu dan Ciater, Lembang.

Kedepannya, mereka ingin membagi apa yang mereka dapat selama short stay di Unpad ini kepada teman-teman lainnya di Chiba University, terutama bagi yang mengikuti program serupa di universitas dan negara lain. “Ini juga akan bermanfaat bagi calon-calon peserta untuk tahun berikutnya yang akan atau mempunyai minat memilih Unpad sebagai perguruan tinggi tujuannya,” ujar PIC kerja sama Unpad dengan Chiba University, Handarto, M.Agr., Ph.D. saat ditemui pada kesempatan yang sama.

Selain menerima mahasiwa dari Chiba University, Unpad juga mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti program tersebut kesana. Tahun ini merupakan kali kelima kegiatan pertukaran mahasiswa ini dilaksanakan. “Mereka ini gelombang kelima yang dikirim dari sana, dan kita juga sudah mengirim kesana,” ungkapnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Lima Mahasiswa Jepang Ini Terkesan dengan Keramahan Mahasiswa Unpad dan Keindahan Bandung appeared first on Universitas Padjadjaran.


Perguruan Tinggi Adalah Entitas Pengembang Pengetahuan, Bukan Pabrik atau Perusahaan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2014] Dalam rangka membekali pimpinan perguruan tinggi dengan keahlian dan pengetahuan yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya, Unpad menyelenggarakan Lokakarya Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi yang diikuti oleh Wakil Dekan II Fakultas dan Ketua Prodi S1 Fakultas di lingkungan Unpad. Lokakarya ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang SDM, Sarana dan Prasarana dan Tata Kelola Unpad, Prof. Dr. Ir. H. Roni Kastaman, MSIE, pada Rabu (24/09) bertempat di Wisma Universitas Padjadjaran Jl. Cimandiri No. 14 Bandung.

Foto bersama panitia, narasumber, dan peserta Lokakarya Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi di Wisma Unpad Jln. Cimandiri Bandung, Rabu (24/09)*

Foto bersama panitia, narasumber, dan peserta Lokakarya Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi di Wisma Unpad Jln. Cimandiri Bandung, Rabu (24/09)*

Dalam lokakarya yang berlangsung hingga Kamis (25/09) ini, peserta akan membahas secara intensif berbagai studi kasus terkait pengelolaan perguruan tinggi. Dengan lokakarya ini diharapkan para pimpinan tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan tetap meniti karier akademiknya, dan secara bersamaan juga mampu memberdayakan koleganya agar mencapai karier optimum.

“Universitas Padjadjaran sangat memerlukan pengembangan kepemimpinan berkaitan dengan perubahan status BLU Unpad menjadi PTN BH,” ujar Prof. Roni dalam sambutannya.

Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara yaitu mantan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) periode 1999-2007, Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro. Di hadapan peserta Prof. Satryo membahas materi mengenai misi perguruan tinggi, prinsip tata kelola perguruan tinggi, manajemen pengetahuan, aset perguruan tinggi, pengaruh dan implementasi kebijakan, manajemen fakultas/jurusan.

Menurut Prof. Satryo, pimpinan perguruan tinggi, misalnya Rektor, Direktur, Dekan, Ketua Jurusan, Kepala Pusat, dan lainnya perlu dilengkapi dengan keahlian dan pengetahuan yang memadai. Kemampuan tersebut antara lain kepemimpinan akademik, manajemen pengetahuan, tata kelola perguruan tinggi, dan manajemen fakultas/jurusan.

“Memimpin perguruan tinggi memerlukan keahlian dan pengetahuan yang khusus karena perguruan tinggi merupakan suatu entitas yang unik. Perguruan tinggi bukanlah sebuah kantor, bukan sebuah pabrik dan juga bukan sebuah perusahaan. Perguruan tinggi adalah suatu entitas pengembang pengetahuan yang tujuannya adalah menciptakan masyarakat berpengetahuan,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Biro SDM, Hukum dan Tata Kelola Unpad Drs. Sudarma, MM, selaku penyelenggara kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan kepada para pimpinan perguruan tinggi tentang bagaimana cara mengelola perguruan tinggi secara profesional, mulai dari pengelolaan akademik, seperti bagaimana cara mengelola program studi, SDM hingga sarana prasarana secara lebih baik.

“Semuanya dilakukan secara komprehensif untuk saling melengkapi dan mendukung sehingga perguruan tinggi menjadi lebih baik,” ujarnya.*

Laporan oleh: Wati Sukmawati/mar

The post Perguruan Tinggi Adalah Entitas Pengembang Pengetahuan, Bukan Pabrik atau Perusahaan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Berkurban Bukan Karena Mampu, Tapi Karena Kita Iman kepada Allah

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/09/2014] Berkurban atau menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt pada Hari Raya Idul Adha sangat dianjurkan bagi seorang Muslim. Namun, tidak semua umat Muslim bisa berkurban karena ada anggapan bahwa hanya orang mampu yang bisa melakukan kurban.

Logo Unpad *

Logo Unpad *

“Selalu ada anggapan kalau ‘kaya maka saya berkurban’. Seharusnya ‘saya berkurban maka saya kaya’,” ujar Ustadz Solikhin Abu Izzudin saat memberikan ceramah bertema “Pendekatan Diri kepada Allah dengan Berkurban”, Jumat (26/06) di Bale Aweuhan Masjid Raya Unpad Jatinangor. Ceramah ini digelar sebagai bagian dari kegiatan Tabligh Akbar “Semarak Berkurban Bersama BKMR Padjadjaran” oleh Badan Kemakmuran Masjid Raya (BKMR) Padjadjaran.

Menurut Ustadz Solikhin, berkurban salah satunya merupakan jalan menuju surga. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seorang Muslim untuk tidak melakukan kurban. Allah akan menjamin umatNya ketika berkurban selagi tidak punya apa-apa.

“Melakukan kurban bukan karena kita mampu/kaya. Tanamkan dalam hati bahwa berkurban itu karena iman kita kepada Allah,” ujarnya di hadapan civitas akademika Unpad.

Pada saat seorang Muslim tidak memiliki apa-apa namun melakukan kurban, maka Allah akan membalasnya dengan karunia yang lebih besar. Hal inilah yang menjadi esensi berkurban, yakni sebuah spirit persiapan bekal untuk menghadap Allah swt.

Persiapan bekal yang terbaik adalah takwa. Dalam Al Quran Surah Ath-Thalaq ayat 2 – 3 disebutkan, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,”. Ayat inilah yang ditegaskan Ustadz Solikhin untuk berkuban atas nama Allah.

Selain itu, berkurban merupakan konsekuensi sebuah perjuangan di jalanNya. Ketika seorang Muslim telah berikrar untuk berjuang di Jalan Allah, maka ia harus rela mengorbankan apa pun demi kemajuan Islam.

“Berkurban adalah salah satu cara menolong agamamu, maka Allah akan menolong kamu,” tegasnya.

Tabligh Akbar ini digelar menjelang Hari Raya Idul Adha 1435 pada 5 Oktober mendatang. Selain Ustadz Solkhin, acara ini juga diisi ceramah oleh Ustadz Nanang Qosim dengan tema “Meraih Surga dengan Berkurban” dan Ustadz Salman dengan tema “Menjadi Pribadi yang Terdepan dalam Berkurban”.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Berkurban Bukan Karena Mampu, Tapi Karena Kita Iman kepada Allah appeared first on Universitas Padjadjaran.

Praktik Kolaborasi Kesehatan Penting untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 27/09/2014] Dalam dunia kesehatan, praktik kolaborasi sangatlah penting. Permasalahan pasien yang kompleks tidak dapat ditangani hanya oleh satu profesi medis, melainkan harus melibatkan berbagai profesi. Praktik kolaborasi bukan hanya diperlukan demi keselamatan pasien, tetapi juga untuk meningkatkan kepuasan serta terciptanya mutu pelayanan kesehatan yang baik.

Ketua Program Studi Magister Keperawatan Unpad, Dr. F. Sri Susilaningsih, MN., dan moderator pada acara Nusantara Health Collaborative (NHC) 2014 di Bale Sawala, Gedung Rektorat, kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (27/09). (Foto oleh: Artanti)*

Ketua Program Studi Magister Keperawatan Unpad, Dr. F. Sri Susilaningsih, MN., dan moderator pada acara Nusantara Health Collaborative (NHC) 2014 di Bale Sawala, Gedung Rektorat, kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (27/09). (Foto oleh: Artanti)*

“Tidak ada satu profesi yang bisa menyelesaikan permasalahan pasien secara komplit, karena penanganan pasien harus utuh, berkualitas, dan memuaskan,” tutur Ketua Program Studi Magister Keperawatan Unpad, Dr. F. Sri Susilaningsih, MN. yang menjadi salah satu pembicara pada acara Nusantara Health Collaborative (NHC) 2014 di Bale Sawala, Gedung Rektorat, kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (27/09).

Berbagai profesi medis tersebut diantaranya dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, dan psikolog. Apabila tidak dilakukan kerja sama tim yang baik, maka dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pasien akan berpotensi terjadinya fragmanted care, pelayanan yang tumpang tindih, konflik interprofesional, serta keterlambatan pemeriksaan dan tindakan.

Berdasarkan data dari WHO, 70-80% kesalahan dalam pelayanan kesehatan disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman di dalam tim. Kerja sama tim yang baik dapat membantu mengurangi masalah patien safety.

Dr. Sri juga menyebutkan, keselarasan langkah yang dinamis antar berbagai klinisi dan keilmuan untuk membangun tim pelayanan membutuhkan dua hal, yaitu tatanan dan kultur, serta pendekatan interdisiplin atau interprofesional. Berdasar hasil penelitian, penanganan pasien secara interdisiplin baik pada rawat inap maupun pelayanan kesehatan primer, dapat meningkatkan kepuasan serta mengurangi hospitalisasi dan angka kematian.

Dengan demikian, proses pengambilan keputusan klinis bukanlah monopoli dari satu profesi medis. “Pengambilan keputusan harus terintegrasi, melibatkan berbagai keahlian dan memberikan suatu keutuhan dalam penanganan,” tegas Dr. Sri.

Menurut Dr. Sri, esensi dari pelayanan interdisiplin adalah mengutamakan shared expertise dan mengurangi personal autonomy. “Personal autonomy tidak hilang, tapi porsinya dikurangi sehingga terjadi proses berbagi peran,” jelasnya.

Hal terpenting dari praktik kolaborasi adalah hubungan saling percaya , menghargai, dan mampu bekerja sama. “Kolaborasi harus ada equality, apapun latar belakangnya. Tidak ada yang merasa paling tinggi atau paling rendah. Semua pada level yang sama,” ujar Dr. Sri.

Terciptanya praktik kolaborasi kesehatan ini pun tidak secara tiba-tiba, melainkan harus tumbuh melalui proses pembelajaran yang disiapkan dengan baik. Dengan demikian, perlu dipersiapkan tenaga pendidik dan kurikulum yang mengarah kesana.

NHC 2014 ini digelar oleh Health Professional Education Quality Students (HPEQ Students) berkolaborasi dengan Indonesian Young Health Professionals’ Society (IYHPS) dengan dukungan Ditjen Dikti Kemdikbud RI. Kegiatan ini digelar di 10 regional, dan Unpad menjadi tuan rumah pada Regional 10 (Jawa Barat), pada 27-28 September 2014. Kegiatan meliputi seminar, workshop, dan field trip, diikuti oleh ratusan peserta yang merupakan mahaiswa kesehatan dan profesional muda kesehatan di Jawa Barat.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Praktik Kolaborasi Kesehatan Penting untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Masih Sedikit, Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia

$
0
0

[Unpad.ac.id, 27/09/2014] Munculnya berbagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia membuat negara ini seakan menjadi lahan dan laboratorium bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan subur. Kondisi alam dan perilaku penduduknya menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang beragam, rumit, dan penuh tantangan.

Prof. Dr. Dr. Adik Wibowo, MPH, alumni FK Unpad yang kini mengajar di UI, saat melakukan peluncuran buku “Kesehatan Masyarakat di Indonesia: Konsep, Aplikasi, dan Tantangan” di RSP Unpad, Jumat (26/09). (Foto oleh: Artanti)*

Prof. Dr. Dr. Adik Wibowo, MPH, alumni FK Unpad yang kini mengajar di UI, saat melakukan peluncuran buku “Kesehatan Masyarakat di Indonesia: Konsep, Aplikasi, dan Tantangan” di RSP Unpad, Jumat (26/09). (Foto oleh: Artanti)*

Hal tersebut melatarbelakangi ditulisnya buku berjudul “Kesehatan Masyarakat di Indonesia: Konsep, Aplikasi, dan Tantangan” karya Prof. Dr. Dr. Adik Wibowo, MPH dan 45 mahasiswa bimbingannya di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Buku ini memuat berbagai pengalaman, kreasi, dan inovasi yang diharapkan dapat berkontribusi biasa bagi perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia.

Buku tersebut diluncurkan dalam salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jln. Eijkman 38 Bandung, Jumat (26/09). “Buku ini bertujuan memperkenalkan kesehatan masyarakat, bagi yang belum kenal, dan mudah-mudahan menambah kecintaan bagi yang sudah mengetahui atau berkecimpung di dunia kesehatan masyarakat,” ungkap Prof. Adik yang merupakan alumni FK Unpad angkatan 1965.

Dalam buku yang terdiri dari 13 bab ini, diantaranya berisi permasalahan kesehatan masyarakat di dunia dan Indonesia, penjelasan peraturan dan perundang-undangan, serta aplikasi dan tantangannya. Penyusunan buku ini melibatkan 45 mahasiswanya, dengan harapan dapat menggambarkan keberagaman kesehatan masyarakat di Indonesia., mengingat para mahasiswa tersebut berasal dari berbagai profesi dan posisi, yang memiliki pengalaman di bidang kesehatan masyarakat di tempat kerja dan daerah asalnya.

Pada kesempatan tersebut, Dekan FK Unpad, Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Achmad, dr. mengapresiasi positif diterbitkannya buku ini. Diharapkan buku ini dapat berkontribusi positif bagi para mahasiswa dan praktisi ilmu kesehatan masyarakat. Menurutnya, saat ini mahasiswa kedokteran lebih banyak yang memiliki paradigma “mengobati penyakit” ketimbang menjaga kesehatan masyarakat. “Karena yang ingin kita bangun terus kedepan adalah bangsa yang sehat, dan perlu didorong paradigma seperti ini,” ujar Prof. Tri.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad, Dr. Elsa Pudji Setiawati, dr., MM. Ia meyakini, praktisi di bidang kesehatan masyarakat bertugas untuk menjaga hajat hidup orang banyak. Kesehatan harus dijaga, dan yang sakit harus diminimalisir.

Dr. Elsa meyakini, buku ini akan sangat membantu dalam perkembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya di Indonesia. Saat ini, buku ilmu kesehatan masyarakat sangat sedikit jumlahnya, apalagi buku yang berasal dari penulis dalam negeri.

Dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, buku ini bukan hanya berisi teori ilmu kesehatan masyarakat, tetapi juga sampai ke beberapa kasus yang memang terjadi di Indonesia dan komparasinya dengan kasus di luar negeri. “Sehingga memberikan wawasan yang cukup lengkap kepada kita semua dalam buku ini,” ujar Dr. Elsa.

Dr. Elsa menambahkan, buku ini juga menyajikan berbagai tantangan yang harus dihadapi, sehingga dapat menimbulkan inspirasi dan ide untuk menyelesaikan tantangan tersebut. “Buku ini merangsang kita untuk mencari berbagai alternatif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat.”*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh*

The post Masih Sedikit, Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.

Galeri Foto: Pentas Seni & Wayang Golek di Dies Natalis ke-55 Faperta Unpad

Sembilan Tim Ikut Meriahkan Pertandingan Tenis Antaralumni Perguruan Tinggi 2014

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/09/2014] Pasangan Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Ketua Ikatan Alumni Unpad mengalahkan pasangan Alumni ITB dalam sesi eksibisi pembuka Pertandingan Tenis Antaralumni Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni (Ika) Unpad, Minggu (28/9) di lapangan tenis tertutup Siliwangi Bandung. Eksibisi ini diikuti oleh sembilan pengurus alumni perguruan tinggi negeri.

Rektor Unpad dan Ketua Ika Unpad (kiri) saat tampil dalam pertandingan pembuka di Pertandingan Tenis Antaralumni Perguruan Tinggi 2014 yang diselenggarakan Ika Unpad di Bandung, Minggu (28/09). (Foto oleh: Aceng Abdullah)*

Rektor Unpad dan Ketua Ika Unpad (kiri) saat tampil dalam pertandingan pembuka di Pertandingan Tenis Antaralumni Perguruan Tinggi 2014 yang diselenggarakan Ika Unpad di Bandung, Minggu (28/09). (Foto oleh: Aceng Abdullah)*

Tim tenis alumni Universitas Diponegoro tampil sebagai juara pertama. Posisi kedua diduduki oleh Unpad, sedangkan juara ketiga dimenangkan oleh ITS dan UGM. Pertandingan tenis ini diikuti oleh sembilan pengurus ikatan alumni perguruan tinggi terkemuka, yakni Ikatan Alumni Unpad, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Parahyangan, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dengan total seluruh atlet mencapai 160 orang.

Menurut Sekjen Ika Unpad, Rizafsyah Taufik, pertandingan tenis ini merupakan ajang silaturahmi antar pengurus alumni di perguruan tinggi lain. Melalui ajang olahraga seperti ini diharapkan memunculkan gagasan untuk berbagai kerjasama antar pengurus alumni perguruan tinggi.

Untuk kalangan internal sendiri, sambung Kang Icap (panggilan akrab Rizafsyah), ajang seperti olahraga ini merupakan ajang komunikasi antar alumni Unpad. “Banyak alumni yang jarang hadir dalam acara-acara IKA Unpad, namun selalu hadir dalam acara kegiatan olahraga seperti ini” ungkapnya. Ke depan paparnya, bukan hanya dengan ajang olahraga, tetapi juga melalui ajang seni dan budaya mengingat banyak alumni Unpad yang pada saat dia menjadi mahasiswa bergelut di berbagai komunitas atau UKM kesenian di kampusnya.*

Laporan oleh: Aceng Abdullah / eh

Galeri foto oleh: Tedi Yusup

humas unpad _2014_09_28_00040168 humas unpad _2014_09_28_00040165 humas unpad _2014_09_28_00040098 humas unpad _2014_09_28_00040073 humas unpad _2014_09_28_00040187 humas unpad _2014_09_28_00040195 humas unpad _2014_09_28_00040200 humas unpad _2014_09_28_00040202 humas unpad _2014_09_28_00040207 humas unpad _2014_09_28_00040223 humas unpad _2014_09_28_00040236 humas unpad _2014_09_28_00040239 humas unpad _2014_09_28_00040251 humas unpad _2014_09_28_00040309 humas unpad _2014_09_28_00040265 humas unpad _2014_09_28_00040319

The post Sembilan Tim Ikut Meriahkan Pertandingan Tenis Antaralumni Perguruan Tinggi 2014 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa FH Unpad Juara Umum di Business Law Competition 2014

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/09/2014] Tim Fakultas Hukum (FH) Unpad kembali meraih prestasi yang membanggakan. Kali ini Tim FH Unpad berhasil meraih Juara Umum pada acara 5th Business Law Competition 2014 Piala Hafni Sjahruddin yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia pada 19-21 September 2014 lalu. Dalam kompetisi tersebut, Unpad meraih Juara 2 Contract Drafting, Juara 3 Legal Opinion dan peringkat ke-4 Battle of Brain.

Tim Fakultas Hukum (FH) Unpad pada 5th Business Law Competition 2014 Piala Hafni Sjahruddin yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia *

Tim Fakultas Hukum (FH) Unpad pada 5th Business Law Competition 2014 Piala Hafni Sjahruddin yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia *

Kompetisi yang diikuti oleh 16 perguruan tinggi ini mengangkat tema “Get to Know the Importance of Investment in Public Private Partnership”. Kompetisi tersebut memiliki tujuan mengasah kemampuan mahasiswa dalam membangun pemahaman mengenai topik dan isu hukum bisnis yang aktual dalam masyarakat dan menumbuhkan kemampuan dan jiwa kompetitif mahasiswa.

Pada kompetisi kali ini, Unpad mengirimkan enam orang mahasiswa untuk kategori Contract Drafting, yaitu Ahmad Rifqi Nurilmi, Michiko Trihadianty, Hizkia Trifirmanto, Parindrati Ayu Larasati, Parisabel R. H. N., dan Krikammanis Noviarty. Dalam kategori tersebut, peserta berlomba menyusun kontrak dagang dan simulasi negosiasi terkait hukum bisnis khususnya hukum investasi terkait dengan Kerjasama Pemerintah Swasta (Public Private Partnership).

Sementara itu, untuk kategori Battle of Brain, FH Unpad mengirimkan tiga orang mahasiswanya, yaitu Dewi Chariesta, Gita Andini dan Maharanny Permata. Battle of Brains Competition sendiri adalah lomba adu ketajaman berpikir dan ketangkasan menjawab pertanyaan secara cepat dan tepat terkait hukum bisnis khususnya hukum investasi.

Sedangkan untuk kategori Legal Opinion, Unpad mengirimkan satu orang mahasiswa, yaitu Mega Carrera Pakpahan. Pada kategori tersebut peserta diminta menganalisis kasus dari sudut pandang hukum secara tertulis dan pemaparan argumen secara lisan terkait hukum bisnis khususnya hukum investasi terkait Kerjasama Pemerintah Swasta (Public Private Partnership).*

Rilis oleh: FH Unpad/mar

The post Mahasiswa FH Unpad Juara Umum di Business Law Competition 2014 appeared first on Universitas Padjadjaran.


Capung Java Jive, “Semangat Bermusik di Indonesia Tidak Ada Matinya”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/09/2014] Musikus sekaligus produser musik ternama Indonesia, Capung “Java Jive” meluncurkan buku “101 Rahasia Sukses Dunia Rekaman” yang diterbitkan penerbit Grasindo. Peluncuran dan diskusi buku tersebut digelar oleh Departemen Susastra dan Kajian Budaya FIB Unpad di Aula Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) FIB Unpad Kampus Jatinangor, Senin (29/09).

Capung "Java Jive"

Capung “Java Jive” (kiri) saat peluncuran buku “101 Rahasia Sukses Dunia Rekaman” di Aula PSBJ FIB Unpad Jatinangor, Senin (29/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Menurut gitaris band “Java Jive” tersebut, karyanya berisikan perjalanan Capung selama 21 tahun di dunia industri musik, mulai dari proses kreatif mencipta lagu, perjalanan karir bandnya, hingga menjadi produser musik di Indonesia.

“Spirit bermusik di Indonesia tidak ada matinya. Ia bisa survive meski hancur lebur. Selain itu, industri musik juga menjadi penyumbang devisa terbanyak,” ujar Capung yang sukses memproduseri grup musik “Noah” dan “D Masiv”.

Ia juga menuliskan kronologi perubahan industri rekaman musik Indonesia, mulai dari era analog pada tahun 1990-an hingga era digital seperti sekarang. Bagi Capung, industri major label dalam beberapa tahun terakhir tidak lagi menjadi sesuatu yang besar.

“Sekarang kalau mau bikin video clip tinggal beraksi di depan laptop lalu diunggah ke Youtube dan terkenal. Beda sekali dengan zaman kami yang harus benar-benar merumuskan dahulu konsepnya dengan sutradara, alat-alatnya pun belum secanggih sekarang,” ujar Capung yang juga alumni Unpad.

Menjamurnya aktivitas pembajakan dan unduh bebas secara ilegal di beberapa media online juga pun turut menjadi penyebab industri musik timbul tenggelam. Meski demikian, dalam buku tersebut Capung memberikan energi postif dengan menghadirkan berbagai jurus sukses bagi generasi muda yang ingin berkecimpung di dunia rekaman.

“Lagu adalah kumpulan nada yang punya arti. Setiap musik punya genre masing-masing. Jangan malu dengan tampang, bebaskan untuk berkarya. Musik akan berjalan sendiri keluar dari tempatnya,” tegas Capung.

Selain Capung, diskusi tersebut juga menghadirkan Dosen Ilmu Sejarah FIB Unpad, Dr. R.M Mulyadi, dan Sandya Maulana, M.Hum., dosen Sastra Inggris FIB Unpad, dengan moderator Rasus Budhyono, M.Hum.

Sementara itu, Dr. Mulyadi mengatakan bahwa buku ini sangat cocok bagi kelompok/individu yang menekuni dunia musik. Lahir dari pengalaman langsung seorang musikus membuat buku ini memiliki keunggulan. “Inti dari buku ini adalah jika ingin terjun dalam industri musik harus benar-benara berada di ‘habitat’ yang tepat. Musik harus sudah menjadi pakaiannya sendiri,” ujar Mulyadi.

Acara peluncuran dan diskusi buku ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen di lingkungan FIB Unpad. Ketua Departemen Susastra dan Kajian Budaya FIB Unpad, Aquarini Priyatna, Ph.D., mengatakan, acara ini digelar bukan hanya sebagai bagian dari kegiatan yang bersifat akademik di Unpad.

“Kita dapat sambil memahami bahwa musik Indonesia dapat menjadi kajian yang kaya dan masih membuka peluang untuk dijadikan penelitian akademik,” ujarnya.*

 

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

 

The post Capung Java Jive, “Semangat Bermusik di Indonesia Tidak Ada Matinya” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Korindo Foundation Serahkan Beasiswa kepada 7 Mahasiswa Faperta Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 29/09/2014] Sebanyak tujuh mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad mendapatkan beasiswa dari Korindo Foundation, sebuah yayasan dari Korea Selatan. Penyerahan Piagam Beasiswa tersebut dilakukan di Ruang Rapat Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Senin (29/09).

Perwakilan Korindo Foundation dan para mahasiswa Unpad penerima beasiswa Korindo (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Perwakilan Korindo Foundation dan para mahasiswa Unpad penerima beasiswa Korindo (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Ketua Yayasan Korindo, Mulia Wijaya mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang terpilih memperoleh beasiswa tersebut. “Semoga dapat meningkatkan motivasi mahasiswa agar terus berprestasi. Semoga mahasiswa dapat memanfaatkan beasiswa ini secara baik,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Tahun ini, beasiswa diberikan kepada Nurul Fazri (Agribisnis), Silfiya Amaliyana S. (Agroteknologi), Melani (Agroteknologi), Vivi Ayu Arista (Agribisnis), Indah Ayuningsari (Agroteknologi), Indriani Nugrahwati (Agribisnis), dan Mayang Agustina (Agroteknologi).

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. H. Isis Ikhwansyah, SH.,MH.,CN, Kepala Bagian Kemahasiswaan Unpad, Dadang Abdurahim, SH., Kepala Sub Bagian Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Siti Nurhayati, Sos., Sekretaris Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unpad, Wahyu Alamsyah, Drs.,M.Si., Dekan Faperta Unpad, Dr. Ir. H. Sudarjat, M.P., dan Wakil Dekan I Faperta Unpad, Ir. Anas, M.Sc., Ph.D.

Kedepannya, Mulia berharap kerja sama antara Korea dengan Indonesia, khususnya Yayasan Korindo dengan Unpad, dapat terjalin lebih erat. Bukan hanya pada bidang pendidikan, tetapi juga diperluas ke bidang lain, seperti sosial dan budaya.

Adapun kerja sama antara Yayasan Korindo dan Unpad telah terjalin sejak 1998. Pada kesempatan tersebut, Dr. Isis menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang dilakukan selama ini. “Kerja sama yang terjalin selama ini harus dipertahankan kedepannya,” tuturnya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh para penerima beasiswa. Salah seorang penerima beasiswa, Vivi mengharapkan kerja sama dapat terus dilakukan, terutama untuk membantu mahasiswa yang ingin memperoleh bantuan biaya pendidikan. “Terima kasih kepada Yayasan Korindo yang telah menyediakan beasiswa, dan kepada Unpad khususnya Faperta Unpad yang telah memfasilitasi kami semua untuk mendapatkan beasiswa ini.,” tuturnya.

Selain pemberian piagam beasiswa, pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan plakat dari Unpad yang diwakili oleh Dr. Isis, kepada Yayasan Korindo.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Korindo Foundation Serahkan Beasiswa kepada 7 Mahasiswa Faperta Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Dorong Mahasiswa Aktif di Kegiatan Akademik Internasional

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/09/2014] Pada tahun 2026, Unpad siap menjadi world class university sesuai dengan Renstra Unpad periode 2022 – 2026 yakni “Menjadi Universitas Berdaya Saing Internasional”. Untuk itu, Unpad mendorong civitas akademikanya untuk melakukan aktivitas internasional dalam kegiatan akademik.

Suasana Seminar “Student Mobilty” di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (30/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Suasana Seminar “Student Mobilty” di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (30/09). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Lembaga Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad, Dr. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc. dalam Seminar “Student Mobilty” di Ruang Rapat Bersama Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Selasa (30/09). Seminar ini digelar oleh UPT Kerja Sama Unpad dan diikuti perwakilan mahasiswa dari BEM, BPM, UKM, dan fakultas.

Menurut Dr. Heryawan, banyak peluang aktivitas internasionalisasi yang bisa dilakukan oleh mahasiswa. Peluang itu bisa melalui aktif di organisasi kemahasiswaan, BEM, BPM, himpunan mahasiswa, kelompok/komunitas, UKM, departemen, fakultas, universitas, hingga individu yang aktif mencari informasi tentang kegiatan/program di luar negeri.

Dari peluang tersebut, mahasiswa bisa mengikuti berbagai program di luar negeri, seperti student exchange, joint degree (twinning program), joint research, hingga berpartisipasi dalam kegiatan seminar, kongres, olimpiade, hingga kompetisi.

“Dengan peluang itu, teman-teman bisa berinteraksi dengan teman-teman di universitas di luar negeri,” ujarnya.

Kuncinya, lanjut Dr. Heryawan, mahasiswa harus mampu bergaul dan aktif baik di akademik maupun di organisasi kemahasiswaan. Selain itu, mahasiswa pun harus ulet, rajin, komunikatif, serta memiliki catatan akademik yang baik agar bisa mengikuti program internasional.

“Anda bisa beraktivitas secara internasional tergantung kemauan Anda sendiri,” pesan Dr. Heryawan.

Sementara itu, Kepala UPT Kerja Sama Unpad, Anne Nurbaity, PhD., mengatakan, sampai saat ini Unpad telah menjalin kerja sama internasional dengan 119 institusi di 35 negara. Hal ini membuka peluang bagi civitas akademika Unpad untuk mengikuti berbagai program yang ditawarkan sekaligus merealisasikan kerja sama antar institusi.

Dengan aktif di kegiatan internasional, mahasiswa pun dapat memperkaya wawasan dan pengalaman sehingga mampu memiliki daya saing. “Dunia kerja saat ini membutuhkan lulusan Perguran Tinggi yang kreatif, inovatif, siap kerja, dan berwawasan internasional,” jelasnya.

Universitas pun terus mendukung aktivitas internasional di kalangan mahasiswa. salah satu program yang akan dikembangkan adalah bekerja sama dengan Kantor Imigrasi terkait pembuatan paspor kolektif untuk mahasiswa Unpad.

Selain student exchange ke luar negeri, mahasiswa pun dapat mengikuti program pertukaran mahasiswa di dalam negeri. Hal tersebut dikemukakan oleh Kasno Pamungkas, M.Hum., sekretaris UPT Kerja Sama Unpad. Salah satu program pertukaran mahasiswa dalam negeri yang dilakukan Unpad adalah “Permata” (Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara).

Permata merupakan program yang digagas oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia (MRPTNI) dan didukung oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dikti. Program ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa PTN setanah air untuk mengikuti perkuliahan yang relevan di PTN lainnya di nusantara, dalam bentuk kegiatan akademik atau credit earning/credit transfer. Unpad sendiri telah merealisasikan kerja sama perdana terkait program Permata ini dengan USUdan Unhas.

Seminar ini juga diisi dengan sharing pengalaman dari para alumni program pertukaran mahasiswa di luar negeri, diantaranya Ajou University, Rikyo University, Tenri University, dan Kwansei Gakuin University.*

Laporan oleh Arief Maulana / eh

The post Unpad Dorong Mahasiswa Aktif di Kegiatan Akademik Internasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Sebanyak 159 Mahasiswa Internasional dari 22 Negara Ikuti Program Orientasi Mahasiswa Baru Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 1/10/2014] Universitas Padjadjaran melalui UPT Kerja Sama Unpad menyelenggarakan program orientasi kepada para mahasiswa internasional baru tahun akademik 2014/2015. Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr. mengharapkan para mahasiswa internasional tersebut tidak hanya terlibat dalam kegiatan akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.

Para mahasiswa internasional Unpad berfoto bersama saat mengikuti program orientasi sebagai mahasiswa baru di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Rabu (1/10). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Para mahasiswa internasional Unpad berfoto bersama pimpinan Unpad saat mengikuti program orientasi sebagai mahasiswa baru di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Rabu (1/10). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Menurutnya, berbagai kegiatan kemahasiswaan perlu diikuti sebagai bagian untuk meningkatkan kompetensi. “Di kegiatan kemahasiswaan, ada banyak yang bisa dipelajari. Belajar kreatifitas, belajar untuk melayani, belajar untuk peduli, belajar kepemipinan, termasuk belajar kebudayaan,” tutur Dr. Setiawan saat membuka Unpad International Student Orientation di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, pada Rabu (1/10).

Pada kegiatan kemahasiswaan, Dr. Setiawan juga berharap para mahasiswa internasional tersebut dapat berinteraksi langsung dengan mahasiswa lain, termasuk mahasiswa dari Indonesia. Dengan demikian, selain dapat saling mengenal, para mahasiswa pun dapat saling mempelajari budaya masing-masing. Aktif di kegiatan kemahasiswaan diantaranya dapat dilakukan dengan bergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa di Unpad.

Ia menambahkan, eksistensi dari mahasiswa internasional ini sangat penting bagi Unpad. Dalam hal ini, Unpad dapat mendapatkan pandangan dan masukan untuk meningkatkan kualitas sebagai bagian dari internasionalisasi. Hal tersebut kemudian dapat diintegrasikan dalam berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan akademik, penelitian, hingga community engaged program.

“Mudah-mudahan kalian mendapat pengalaman baik selama di sini. Walaupun berasal dari luar negeri, tetapi kalian bukan orang asing, kalian adalah mahasiswa Unpad,” ujar Dr. setiawan.

Sementara itu, Sekretaris UPT Kerja Sama Unpad, Kasno Pamungkas, M. Hum., mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan para mahasiswa baru dari luar negeri tersebut pada lingkungan akademik, kehidupan sosial, dan kegiatan kemahasiswaan di Unpad.

Kegiatan ini diikuti oleh 159 mahasiswa internasional dari 22 negara. Mereka berasal dari berbagai program studi dan jenjang di Unpad, diantaranya berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Ilmu Budaya. Para mahasiswa tersebut berasal dari berbagai program, yakni Twinning Program, Kemitraan Negara Berkembang, Darmasiswa, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), pertukaran mahasiswa, dan beasiswa unggulan.

Pada program orientasi ini, para mahasiswa internasional diberi penjelasan menganai Kota Bandung, Jatinangor, dan sekitarnya serta pemanfaatan fasilitas umum di Kota Bandung dan Kampus Unpad oleh Ketua Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc. Selain itu, para mahasiswa juga diberikan paparan regulasi akademik dan kemahasiswaan oleh Prof. Dr. Kusmayadi Suradi dari Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad. Acara dimoderatori oleh Kepala UPT Kerja Sama Unpad, Anne Nurbaiti, PhD.

Selain itu, para mahasiswa pun melakukan wisata kampus di Jatinangor. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke sejumlah sekretariat UKM di lingkungan Unpad. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Sebanyak 159 Mahasiswa Internasional dari 22 Negara Ikuti Program Orientasi Mahasiswa Baru Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pamass Unpad Perkenalkan Seni Monolog Bahasa Sunda ke Pelajar SMA

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/01/2014] Untuk memperkenalkan seni monolog Bahasa Sunda kepada siswa SMA, Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda (Pamass) Unpad menyelenggarakan Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014. Sebanyak 21 peserta mengikuti kompetisi tersebut.

Penampilan salah satu peserta monolog bahasa Sunda di Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014 yang diselenggarakan Pamass Unpad di Jatinangor, Kamis (2/10). (Foto oleh: Arief Maulana)

Penampilan salah satu peserta monolog bahasa Sunda di Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014 yang diselenggarakan Pamass Unpad di Jatinangor, Kamis (2/10). (Foto oleh: Arief Maulana)

“Kami ingin fokus ke monolog, karena jarang, sekalian memperkenalkan monolog bahasa Sunda ke anak SMA. Banyak yang belum mengenal sehingga kami ingin mengenalkan dan mengangkat kembali monolog bahasa Sunda,” ungkap Pupuhu Panata Calagara (Ketua Pelaksana Pasanggiri Monolog Basa Sunda SMA/K Sa-Jawa Barat 2014, Nova Sulaeman Rasyid Fajar saat ditemui di sela acara, Kamis (2/10).

Acara digelar sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ke-50 Pamass Unpad, di Aula PSBJ Fakultas Ilmu Budaya Unpad, selama tiga hari hingga Sabtu (4/10) mendatang. Di hari terakhir, selain pengumuman pemenang, juga digelar malam puncak peringatan milangkala Pammas Unpad.

Peserta yang mengikuti kompetisi tersebut adalah siswa SMA dan SMK se-Jawa Barat. Sebelum kompetisi, para peserta pun diberi pembekalan terlebih dahulu terkait seni monolog bahasa Sunda. Para peserta kemudian dapat memilih satu dari sepuluh naskah yang dipersipkan panitia, untuk mereka pentaskan.

Sepuluh naskah tersebut yaitu karya dari Deni Ahmad Fajar (Sastrawan) berjudul “Ramal dan “Maklumat Iteung”, karya dari Dian Hendrayana (DosenSastra Sunda UPI) berjudul “Lalayu Sekar”, “Lagu Longkewang”, “Implengan Lewan”, “Gupay Malabar”, dan “Pileuleuyan Eretan”, karya dari Teddi Muhtadin (Dosen Sastra Sunda Unpad) berjudul “Ngeunteung” dan “Infus”, serta karya dari Asep Yusup Hudayat (Dosen Sastra Sunda Unpad) berjudul “Kuring jeung Bapa”.

Adapun kriteria penilaian diantaranya dilihat dari penguasaan panggung, estetika, mimik, kelancaran bicara, dan hapalan naskah. Bertindak sebagai juri yaitu dosen Sastra Sunda Unpad, Dian Amaliasari, mahasiswa Sastra Sunda Unpad yang sering menorehkan prestasi dan juga aktif di seni teater, Yandi Nurdiansyah, serta praktisi monolog, Yusef Muldyiana.

“Sekarang kan baru pertama kali, diharapkan kedepannnya dapat dilaksanakan secara berkala. Kegiatan ini jadi patokan. Mudah-mudahan jadi lebih banyak lagi yang tahu monolog itu apa,” ujar Nova.

Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unpad, Drs. Yuyu Yohana Risagarniwa, M.Ed., Ph.D. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi positif digelarnya acara ini. Ia mengharapkan acara ini dapat rutin digelar setiap tahun.

Kepada peserta, Yuyu pun memberi semangat dan mengajak untuk menjunjung tinggi sportivitas. “Yang paling penting, bukan masalah menang atau kalah, karena semua sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti pasanggiri ini,” tuturnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

The post Pamass Unpad Perkenalkan Seni Monolog Bahasa Sunda ke Pelajar SMA appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 5522 articles
Browse latest View live