Quantcast
Channel: Universitas Padjadjaran
Viewing all 5544 articles
Browse latest View live

Mahasiswa FISIP Unpad Juara 2 Kompetisi Debat di Universitas Sriwijaya

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/03/2015] Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad berhasil meraih juara 2 dalam kompetisi debat yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himara) FISIP Universitas Sriwijaya, 13-14 Maret 2015 lalu. Mereka adalah M. Sampurna Jaya dari prodi Kesejahteraan Sosial, Maya Septiani dari prodi Administrasi Negara, dan Kiagus Ahmad Rifqi dari prodi Kesejahteraan Sosial. Ketiganya mengikuti kompetisi bertajuk “Action Himara FISIP Unsri” yang diikuti oleh 20 tim dari 7 PTN di seluruh Indonesia.

(Foto oleh: Tedi Yusup)

Kiri ke kanan: Kiagus Ahmad Rifqi, Maya Septiani, dan M. Sampurna. Mereka meraih juara 2 kompetisi debat di Action Himara FISIP Universitas Sriwijaya (Foto oleh: Tedi Yusup)

Ada dua tema debat yang dilombakan dalam kompetisi tersebut, yaitu Pemilukada tidak langsung dan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Di hadapan para juri yang terdiri dari pengamat politik, guru besar dan akademisi FISIP Unsri, mereka menjadi tim yang mengusung kategori kontra terhadap dua tema tersebut.

“Selama sebulan kita melakukan persiapan mengikuti kompetisi tersebut,” ujar Sampurna saat diwawancarai Humas Unpad, Senin (23/03).

Ada 3 babak dalam kompetisi tersebut, yakni babak penyisihan, semi final, dan final. Di babak penyisihan, 20 tim tersebut dibentuk menjadi Focus Group Discussion (FGD) dan saling mengeluarkan argumen sesuai dengan kategorinya. Dari babak penyisihan ini, ada 4 tim yang lolos menuju babak semi final, yaitu Unpad, UNS, dan 2 tim dari Unsri.

Ketiganya pun lolos melaju ke final bersama dengan tim dari UNS. Dari hasil kompetisi tersebut, mereka meraih juara 2 setelah selisih satu poin dari tim UNS, yaitu 84 poin sementara tim dari UNS meraih 85 poin.

Penilaian tersebut menurut Sampurna didasarkan pada gaya bahasa, etika, strategi, dengan penguasaan materi setiap tema. Materi yang disampaikan mereka merupakan hasil dari diskusi mereka selama berkuliah di FISIP dan pencarian sumber informasi dari media lainnya.

Lebih lanjut ia mengaku, keikutsertaan mereka dalam kompetisi debat ini merupakan kali pertama. Meski begitu, apresiasi terhadappenampilan mereka terbilang baik. jika dalam kompetisi debat selalu diwarnai dengan ketegangan, mereka berhasil menjaga emosi dengan baik.

“Mereka selalu bilang kalau tim dari Unpad adalah tim yang paling tenang,” timpal Maya.

Bagi mereka, menjaga emosi adalah kunci dalam setiap kompetisi debat. Jika satu di antara mereka yang terpancing emosi, anggota tim yang lain pun berusaha mengingatkan.

“Yang kurang dari kita hanya pengalaman bertanding saja. Sebagian besar tim lain sudah sering mengiktui perlombaan debat,” kata Sampurna.

Sehingga, perolehan juara 2 ini merupakan motivasi mereka untuk mengikuti kompetisi lainnya. “Intinya ini bukan semacam penghargaan tertinggi namun jutsru menjadi langkah awal untuk bisa mengharumkan nama Unpad,” tutup Sampurna.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Mahasiswa FISIP Unpad Juara 2 Kompetisi Debat di Universitas Sriwijaya appeared first on Universitas Padjadjaran.


Rektor Unpad Motivasi Pelajar Jatinangor Agar Sukses Masuk PTN

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/03/2015] Sekira 35-40% peserta bimbingan belajar gratis “Super Motivasi” yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran berhasil lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri, baik di Unpad maupun PTN lainnya. Tahun ini diharapkan semakin banyak peserta yang berhasil lulus ke PTN termasuk Unpad, apalagi persaingan masuk Unpad kini semakin ketat.

Rektor Unpad menyerahkan materi pelajaran kepada perwakilan pelajar sebagai simbol dimulainya pelaksanaan bimbel Super Motivasi Unpad tahun 2015 di Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Senin (23/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia didampingi Ketua Pelaksana Bimbel Super Motivasi Ace T. Hidayat, M.Si., MM., menyerahkan materi pelajaran kepada perwakilan pelajar sebagai simbol dimulainya pelaksanaan bimbel Super Motivasi Unpad tahun 2015 di Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Senin (23/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut dikatakan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, ketika membuka pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar gratis “Super Motivasi” bagi pelajar SMA/SMK/MA di Jatinangor di Gedung PPBS Unpad Jatinangor, Senin (23/03). Kegiatan ini dihadiri oleh 200 pelajar kelas XII dari 12 sekolah di Jatinangor, dosen Unpad yang akan mengajar di Super Motivasi, para guru pendamping, Danramil Jatinangor, dan perwakilan Kantor Kecamatan Jatinangor.

“Persaingan masuk Unpad sangat ketat. Di SNMPTN dan SBMPTN, Unpad merupakan PTN dengan peminat paling tinggi se-Indonesia dalam 3 tahun terakhir. Tahun ini, Unpad juga yang tertinggi di SNMPTN dengan peminat mencapai 74 ribuan,” ujar Rektor.

Rektor juga memaparkan bahwa semua program studi sama bagusnya, tergantung calon mahasiswanya sendiri mau jadi apa dan mau fokus atau tidak. “Ada banyak program studi yang bisa dipilih, semuanya bagus asalkan kita mau fokus dengan apa yang kita kerjakan. Untuk bisa lulus seleksi PTN, anda harus punya semangat yang super. Jika tidak, maka anda akan kalah,” papar Rektor.

humas unpad_2015_03_23_008433Bimbel Super Motivasi telah diselenggarakan oleh Unpad sejak tahun 2008 sebagai program Corporate Social Responsibility Unpad terhadap lingkungan sekitar kampus. Super Motivasi terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2012 lalu, dan pada 2013 dan 2014 format pelaksanaannya diubah menjadi penyediaan materi pengayaan secara online. Tahun 2015 ini, bimbel Super Motivasi kembali dilaksanakan dengan harapan semakin banyak warga Jatinangor memperoleh akses pendidikan tinggi ke PTN.

Sementara perwakilan kantor Kecamatan Jatinangor, Endang Rohmayudi, mengatakan bahwa bimbel Super Motivasi ini diapresiasi tinggi oleh masyarakat Jatinangor. Ketika pelaksanaan bimbel ini ditiadakan pada tahun 2013 dan 2014, banyak masyarakat yang menanyakan hal tersebut ke kantor Kecamatan Jatinangor.

“Aspirasi itu kami sampaikan ke Unpad. Kami datang, dan ketika itu diterima oleh Wakil Rektor I Unpad, dan alhamdulillah hari ini ada jawabannya. Anak-anak kami bisa kembali mengikuti kegiatan bimbel yang diselenggarakan oleh Unpad,” ujar Endang Rohmayudi.*

Laporan oleh: Erman

The post Rektor Unpad Motivasi Pelajar Jatinangor Agar Sukses Masuk PTN appeared first on Universitas Padjadjaran.

Direktur LEAD Programme Presentasikan Pengelolaan Manajemen Perguruan Tinggi di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 23/03/2015] Direktur The Leiden Ethnosystems and Development (LEAD) Programme, Prof. Dr. L. J. Slikkerveer memberikan presentasi mengenai pengelolaan manajemen perguruan tinggi kepada para Kepala Bagian, Kepala Subbagian, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad, Senin (23/03) di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor.

Prof. Dr. L. J. Slikkerveer saat memberikan presentasi tentang manajemen pengelolaan perguruan tinggi kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (23/03) kemarin. (Foto oleh: Arief Maulana)*

Prof. Dr. L. J. Slikkerveer saat memberikan presentasi tentang manajemen pengelolaan perguruan tinggi kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (23/03) kemarin. (Foto oleh: Arief Maulana)*

Perguruan Tinggi, menurut Prof. Slikkerveer, dituntut untuk menjadi world class university. Hal ini kemudian mendorong pentingnya perbaikan dalam sistem pengelolaannya. Ada 3 fokus yang menjadi perhatian khusus dalam peningkatan pengelolaan Perguruan Tinggi, yaitu quality assurance, leadership, dan manajemen kegiatan universitas.

“Ini kemudian mengerucut pada tema besar peningkatan kapasitas dan pengelolaan institusi pendidikan di Indonesia,” ujar Prof. Slikkerveer.

Berkaca pada program yang telah dilaksanakan LEAD Programme, Prof. Slikkerveer mengenalkan istilah indigenous knowledge system, atau sistem kehidupan masyarakat lokal. Sistem ini merujuk kepada penghargaan kepada sistem pengetahuan/kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun temurun.

“Meskipun LEAD programme datang dari Eropa (Barat), tapi justru mencoba menggali kembali kearifan-kearfian lokal. Indonesia punya kekhasan dari segi budaya sehingga ini yang harus diperkuat,” jelasnya.

Oleh karena itu, kearifan lokal menjadi penting di dalam manajemen pengelolaan. Menurutnya, masyarakat lokal biasaya melihat sesuatu secara komprehensif, tidak parsial. Sehingga, ini menjadi modal dari sebuah pembangunan yang berkelanjutan.

Modal tersebut kemudian direpresentasikan dalam pembangunan manajemen pengelolaan LEAD Programme, yakni pembangunan dari bawah.

humas unpad_2015_03_23_008329 “Yang terkait dengan tugas kita adalah, manajemen pengelolaan yang baik itu adalah dengan mendengarkan suara dari bawah, bukan secara top down,” imbuh Prof. Slikkerveer.

Alumni LEAD Programme
Sebelumnya, Prof. Slikkerveer mengundang alumni dan rekan kerja LEAD Programme di Unpad pada Sabtu (21/03) malam di Hotel Grand Preanger, Bandung, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan Wakil Rektor Bidang PPM dan Kerja Sama Unpad, Dr.med. Setiawan, Dekan FMIPA Unpad, Prof. Dr. Budi Nurani R, dan Dekan Fakultas Farmasi Unpad, Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt, Senin (23/03) siang di Ruang Rapat Wakil Rektor Unpad Kampus Jatinangor.

Dalam pertemuan tersebut Prof. Slikkerveer beserta istri didampingi oleh Director Institute and Coordinator Animal Sciences & Health Leiden University, Prof. Dr. H.P. Spaink, Managing Director Faculty of Science, Drs. Geert van Helden, Director of Hoctus Botanicus Paul J.A. Kessler, perwakilan dari Institut of Environmental Science Dr. Hans de Iongh, dan staf dari LEAD Programme.

Pertemuan tersebut membahas rencana kerja sama lanjutan antara LEAD Programme Universitas Leiden dengan Unpad. Dalam sejarahnya, kerja sama internasional ini sudah terselenggara sejak tahun 1987. Berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai joint research, joint seminar, digitalisasi arsip bersejarah bidang antropologi di Universitas Leiden hingga pembukaan Program Magister Integrated Microfinance Management (MIMM) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di tahun 2011.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

The post Direktur LEAD Programme Presentasikan Pengelolaan Manajemen Perguruan Tinggi di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

SMAN 4 Tangerang Selatan Kunjungi Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/03/2015] Sebanyak 200 orang rombongan SMA Negeri 4 Tangerang Selatan berkunjung ke Unpad. Rombongan yang merupakan pelajar kelas XI IPA/IPS dan perwakilan guru tersebut diterima secara resmi oleh staf UPT Humas Unpad, Selasa (24/03) di Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor.

Salah satu pelajar SMAN 4 Tangerang antusias bertanya saat melakukan kunjungan ke Unpad Jatinangor, Selasa (24/03). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Salah satu pelajar SMAN 4 Tangerang antusias bertanya saat melakukan kunjungan ke Unpad Jatinangor, Selasa (24/03). (Foto oleh: Arief Maulana)*

Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 4 Tangerang Selatan, Ahmad Alwan Fatwani, S.Pd., mengungkapkan, maksud dari kunjungan ke Unpad adalah untuk memotivasi pelajar untukbisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi setelah mereka lulus nanti.

“Sebelumnya kita sudah pernah berkunjung ke Unpad, kita terus motivasi agar mereka mau melanjutkan studinya,” ujar Ahmad.

Ahmad yang juga sebagai ketua rombongan ini menerangkan, masih sedikit lulusan SMAN 4 Tangsel yang diterima di Unpad, terutama pada jalur SNMPTN. Hal ini menurutnya disebabkan ketatnya proses seleksi untuk masuk ke Unpad.

Untuk itu, Ahmad berharap agar para siswanya dapat mengetahui gambaran mengenai Unpad, mulai dari proses seleksi maupun kehidupan di kampus. “Cukup besar harapan kami, mudah-mudahan ini menjadi langkah positif. Kami berharap siswa kami ada yang masuk ke Unpad melalui jalur undangan,” pungkas Ahmad.

Acara pun dilanjutkan pemutaran video profil Unpad dan presentasi mengenai Unpad oleh staf UPT Humas Unpad, yakni Safa Annisaa dan Marlia. Dalam kesempatan tersebut, Safa juga menjelaskan mengenai jalur seleksi yang dilakukan Unpad.

Terkait ketatnya masuk ke Unpad, dalam 3 tahun terakhir Unpad menjadi PTN yang paling banyak diminati pada SNMPTN. Pada tahun ini, jumlah pendaftar SNMPTN ke Unpad mencapai 74.159 orang. Seusai memperoleh presentasi, rombongan pun antusias melontarkan beberapa pertanyaan terkait Unpad.

“Kita menggunakan 2 jalur masuk, yakni SNMPTN dan SBMPTN. Kita murni berdasarkan kemampuan akademik dan tidak ada jalur seleksi berdasarkan prestasi olahraga,” ujar Safa saat menjawab pertanyaan mengenai ada tidaknya jalur prestasi berdasarkan olahraga di Unpad.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post SMAN 4 Tangerang Selatan Kunjungi Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Setelah 14 Tahun, Otonomi Khusus Papua Masih Alami Kendala

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/03/2015] Undang-undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi Propinsi Papua sudah empat belas tahun diterapkan. Berbagai pembangunan di Papua pun sudah banyak dilaksanakan. Namun, apakah tujuan otonomi khusus Papua sudah tercapai?

Seminar Nasional 2015 “Kebijakan Otonomi Khusus Papua dalam Pembangunan Politik dan Ekonomi: Perspektif Politik dan Keuangan” di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Selasa (24/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Suasana pelaksanaan Seminar Nasional 2015 bertema “Kebijakan Otonomi Khusus Papua dalam Pembangunan Politik dan Ekonomi: Perspektif Politik dan Keuangan” di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Selasa (24/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Ternyata, berbagai permasalahan masih banyak terjadi di Papua. Guru Besar Luar Biasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, Prof. Rizal Djalil, mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua masih rendah, terutama bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yang ukurannya berbeda. Kualitas pendidikan dan kesehatan masih rendah, serta tingkat kemiskinan masih tinggi.

“Tidak semua persoalan selesai dengan dialog. Harus ada action. Apa actionnya? Ubah Undang-undang ini,” ujar Prof Rizal saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional 2015 “Kebijakan Otonomi Khusus Papua dalam Pembangunan Politik dan Ekonomi: Perspektif Politik dan Keuangan”. Acara digelar oleh FISIP Unpad di Bale Sawala Unpad, Jatinangor, Selasa (24/03).

Menurut Prof. Rizal, berbagai persoalan di Papua harus diselesaikan dengan regulasi yang jelas dan tepat, yang berpihak kepada rakyat Papua. Selain itu, sebaiknya persoalan Papua biarlah diselesaikan oleh masyarakat Papua sendiri, pemerintah pusat hanya melakukan pendampingan bila dibutuhkan.

Dalam hal ini, akademisi Unpad dapat berperan dalam membuat naskah akademis untuk diserahkan DPR. “Bukan lagi otonomi khusus, dia harus menjadi otonomi diperluas. Bagaimana caranya? Yang pertama kuncinya adalah naskah akademis,” tuturnya.

Sementara itu Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH., mengatakan ada lima prinsip dasar Otsus Papua. Kelima prinsip tersebut adalah Proteksi (perlindungan terhadap orang asli Papua), Affirmasi (keberpihakan kepada orang asli Papua), Pemberdayaan (bagi masyarakat Papua), Universal (berlaku umum), Akuntabilitas (harus ada pertanggungjawaban kepada publik).

Bagi Papua, UU Otsus membawa harapan baru bagi Papua untuk menjawab berbagai persolan yang terjadi bertahun-tahun sejak Indonesia merdeka. Namun terdapat masalah formulasi dan implementasi Otsus Papua. Diantaranya adalah beberapa kebijakan nasional dalam bentuk Peraturan Perudang-undangan yang tidak sejalan dan selaras dengan UU Otsus. Bahkan, banyak lembaga pemerintahan yang tidak tahu mengenai Otonomi Khusus Papua ini sehingga kebijakannya menjadi berbenturan. Menurut Lukas, pemerintah pusat tidak melakukan sosialisasi UU Otsus pada tingkat Kementerian/Lembaga.

Permasalahan di daerah, banyak aparat penyelenggara pemerintahan tidak memahami dengan baik filosofi dan substansi isi UU Otsus Papua. Akibatnya, yang terjadi adalah munculnya birokrasi konvensional. Perencanaan pembangunan pun berjalan secara konvensional.

Guru Besar Ilmu Pemerintah FISIP Unpad, Prof. Dr. Drs. H. Utang Suwaryo, MA. menuturkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan otonomi khusus di Papua perlu memperhatikan aspek filosofis, sosiologis, historis, politis, dan yuridis. Saat ini, kadang yang terjadi adalah tidak sinkronnya pemikiran dari pemerintah atau pengamat, dengan apa yang terjadi pada masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya, otonomi khusus juga bukan hanya diterapkan pada Papua, Aceh, atau Yogyakarta saja. Otonomi khusus juga dapat diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia, asal kesejahteraan dan kemakmuran dapat terjamin meningkat. “Tetapi basicnya adalah kewenangan dan potensi yang dimiliki oleh daerah, bukan politis,” ujar Prof. Utang.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Setelah 14 Tahun, Otonomi Khusus Papua Masih Alami Kendala appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Unpad Promosikan Proyek Wirausaha Sosial “Pfuze” di Amerika Serikat

$
0
0

[Unpad.ac.id, 24/03/2015] Yanti Silviana, mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad turut berpartisipasi dalam AFS Changemaker Innitiative di Alexandria, Virginia, Amerika Serikat pada 3-13 Maret 2015 lalu. Pada kesempatan tersebut, Yanti mempromosikan proyek wirausaha sosialnya, “Pfuze”.

Yanti Silviana, mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Unpad turut berpartisipasi dalam AFS Changemaker Innitiative di Alexandria, Virginia, Amerika Serikat pada 3-13 Maret 2015 lalu *

Yanti Silviana, mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Unpad turut berpartisipasi dalam AFS Changemaker Innitiative di Alexandria, Virginia, Amerika Serikat pada 3-13 Maret 2015 lalu *

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, dijelaskan bahwa AFS Changemaker Innitiative merupakan sebuah inisiasi kelompok kerja yang dibentuk oleh AFS Internasional bersama AFS Amerika Serikat. Keterlibatan Yanti sendiri atas undangan dari AFS Amerika Serikat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini, Yanti dan beberapa staf, relawan AFS USA serta direktur AFS Afrika Selatan bertukar ide dan pikiran dalam hal pengembangan kegiatan Changemaking ke dalam seluruh aspek organisasi AFS Amerika Serikat. Seluruh kegiatan ini didanai oleh US Department of State Bureau of Educational and Cultural Affairs.

Pfuze sendiri adalah bisnis sosial yang diusung Yanti saat mengikuti ajang YES Alumni AFS-Ashoka Youth’s Venture Workshop di Amerika Serikat pada tahun 2013 lalu. Pfuze bertujuan untuk mengurangi penggunaan jumlah plastik dengan mengubahnya menjadi tas cantik ramah lingkungan.

“Keuntungan penjualan tas ini digunakan untuk program pemberdayaan 12 ibu-ibu pemulung yang bekerja di tempat pembuangan sampah di kawasan Sekre Angkring, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat,” ungkap Yanti yang merupakan alumni program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Exchange&Study (KL YES) dan relawan aktif Bina Antarbudaya pada tahun 2009-2010.

Para ibu-ibu itu pun menjadi target beneficiary yang turut dilibatkan dalam proses pembuatan tas sehingga ibu-ibu tersebut dapat menambah keterampilan dan memperoleh pendapatan tambahan.

Proyek yang ia dan teman-temannya kembangkan ini dinilai cukup berhasil dalam mengimplementasikan semangat pembuat perubahan di lingkungan masyarakat. Hal ini mengantarkan Yanti menjadi satu-satunya alumni program KL-YES yang diundang langsung oleh AFS Amerika Serikat untuk berbagi dan memberikan input berdasarkan pengalamannya menjalankan proyek Pfuze dalam inisiasi kelompok kerja AFS Changemaker Innitiative.

“Hal ini merupakan suatu kehormatan bagi saya. Pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Saya menyadari bahwa saya telah memeroleh banyak hal dari masyarakat. Oleh karena itu, saya merasa sangat perlu untuk berkontribusi kembali ke masyarakat. Lokakarya yang saya ikuti tidak hanya membuka banyak peluang dan jejaring untuk mengembangkan diri tetapi juga pemahaman mendalam terkait budaya dan manfaat kolaborasi yang akan terus menginspirasi saya untuk terus melakukan perubahan,” kata peraih Satya Karya Adisiswa Universitas Padjadjaran tahun 2013 ini.

Bersama tim workgroup, pada kegiatan tersebut Yanti juga mempresentasikan proyek Pfuze di depan sekitar 250 orang para sponsor program dan para perwakilan mitra dari 13 negara. Respon hadirin terhadap proyek Pfuze sangat luar biasa. Mereka tidak berhenti mengatakan bahwa mereka sangat terinspirasi dengan proyek yang Yanti dan Tim Pfuze tengah kembangkan. “Thank you for inspiring everyone with your great Venture with Pfuze Bags,”kata salah satu koordinator lokal AFS negara bagian Washington, Amerika Serikat , Linnea Keatts.

Yanti pun diundang untuk membantu memfasilitasi sesi pada YES Alumni Social Venture Leadership Workshop tahun 2015 bersama para trainer ahli dari AFS. Selain itu, Yanti bersama staf dan sukarelawan AFS sempat berkunjung ke Capitol Hill bertemu dengan Congressman Amerika Serikat untuk mempromosikan pentingnya dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan program pertukaran pelajar. Dalam hal ini, pertukaran pelajar diyakini dapat meningkatkan pemahaman antar bangsa melaui people to people diplomacy.

Yanti merasa bahwa program pertukaran pelajar tidak hanya memberi manfaat bagi peserta pribadi tetapi juga masyarakat. Hal ini karena pengalaman dan keterampilan yang diperoleh peserta dikolaborasikan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar, salah satunya melalui pengembangan wirausaha sosial seperti yang telah Yanti kembangkan.

Rencana kedepannya, Tim Pfuze berencana untuk terus mengembangkan proyek Pfuze ke skala regional dan nasional. Pfuze telah menyusun rencana 5 tahun untuk memperluas pemasaran produk, bermitra dengan perusahaan ritel supermarket, dan menjadi pionir gerakan ecopreneur skala nasional bahkan global.*

Rilis oleh: FISIP Unpad / art

The post Mahasiswa Unpad Promosikan Proyek Wirausaha Sosial “Pfuze” di Amerika Serikat appeared first on Universitas Padjadjaran.

The Local Enablers, Kolaborasi Wirausaha Muda di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/03/2015] Meski belum lulus kuliah, sekelompok mahasiswa ini memilih belajar menjadi wirausaha sejak mahasiswa. Mereka tidak mengutamakan perolehan materi semata, namun justru mencari nilai tambah/rantai nilai dari setiap usaha yang mereka geluti.

Sejumlah pegiat The Local Enablers saat berkunjung ke Gedung Rektorat Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Sejumlah pegiat The Local Enablers dengan produk dan berbagai piagam penghargaan yang pernah mereka peroleh saat berkunjung ke Gedung Rektorat Unpad Jatinangor (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Adalah komunitas “The Local Enablers”, sebuah komunitas yang menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk berkolaborasi di dunia usaha. Meski terbilang baru dan merupakan tunas dari Forum Kreatif Jatinangor, komunitas ini telah berhasil melahirkan wirausaha muda di kalangan mahasiswa Unpad.

Dimotori oleh Dr. Dwi Purnomo, S.TP., M.T., Anas Bunyamin, S.TP., M.Si., dan Nandi Sukri, S.Pi., M.Si.,dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad, misi awal The Local Enablers adalah untuk mengolaborasikan beberapa usaha mahasiswa Unpad agar tidak menyerah di tengah jalan.

“Banyak usaha mahasiswa yang terserak. Ide-idenya bagus namun mereka berjuang sendiri-sendiri. Mereka lebih memilih give up karena tidak punya teman,” ujar Dr. Dwi saat diwawancarai Humas Unpad, Selasa (24/03) kemarin.

Melihat kondisi tersebut, ia pun merangkul wirausahawan tersebut dalam suatu wadah. Tujuannya, agar mereka memiliki rekan yang bisa diajak kolaborasi dan tukar pendapat. Pada akhirnya “The Local Enablers” ini mampu mengeliminasi berbagai usaha yang menyerah di tengah jalan sekaligus menumbuhkan usaha baru.

“Awalnya yang ikut itu sedikit. Saat melihat kegiatan usaha kita, banyak teman-teman yang tertarik karena salah satunya mampu menghasilkan uang tambah. Hal ini menumbuhkan semangat buat memunculkan wirausaha baru, terus berkembang,” ujar Derianto Hidayat, mahasiswa pegiat usaha “Entog Jenggot”.

Uniknya, dalam “The Local Enablers” ini tidak dikenal istilah kompetisi. Dr. Dwi selalu menekankan kolaborasi adalah kata kunci efektif dalam wirausaha, khususnya di komunitas tersebut. Hal ini selalu dilakukan oleh setiap anggota komunitas sehingga takpelak banyak usaha-usaha baru yang bermunculan.

“Kita juga sering berada pada titik jenuh, namun anggota lain selalu menyemangati dan menjadi wadah sharing,” ujar Gian Rizky, mahasiswa pegiat usaha “Fruitsup”.

Karena berbasis pada pendidikan tinggi, usaha yang mereka jalankan juga berbasis pada kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi, yakni penelitian, pembelajaran, dan pengabdian. Produk usaha yang dihasilkan merupakan hasil oleh riset yang dilakukan sejak lama.

Riset tersebut dibantu oleh Dr. Dwi, Anas, dan Nandi, sesuai dengan kompetensinya. Nandi membantu riset dari segi pengemasan menarik namun tetap higienis. Sementara Anas lebih terfokus pada manajemen pengelolaan usaha.

“Orang mungkin beli ini bukan sekadar enak, mungkin saja produk kita tidak jauh lebih enak. Tapi konsumen membeli karena menghargai proses di balik produk ini,” jelas Dr. Dwi.

“Ini adalah kesempatan emas. Membimbing mereka bukan sekadar memberikan ilmu, tapi juga menguji kompetensi kita,” tambah Nandi.

Di bidang pengabdian, “The Local Enablers” juga menerapkan pemberdayaan usaha mulai dari hulu dan hilir menjadi produk usaha. Penerapan rantai nilai ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, bukan hanya untuk wirausahanya namun juga bagi produsen bahan baku usaha tersebut.

“Kita ingin setap kenaikan nilai tambah yang diperoleh dari produk akhir bisa dirasakan juga oleh petani di desa,” papar Anas.

Dengan demikian, setiap usaha di komunitas ini memiliki objek binaannya. Pelan tapi pasti objek binaan tersebut mampu bangkit dan memiliki pasar tersendiri.

“Kalau cuma sekadar wirausaha dan dapat margin itu biasa. Tapi di sini, kita lebih mengutamakan value chain dari semua rantai manfaat yang kita kolaborasikan,” ujar Mahandyasahi Al Hadi, pegiat “Fruitsup”.

Sederet penghargaan pun telah banyak diraih oleh komunitas ini. Baru-baru ini, mereka mendapat penghargaan sebagai “Wirausaha Muda Terbaik Jawa Barat” untuk usaha “Fruitsup” pada 12 Maret lalu. Penghargaan ini diraih atas kolaborasi semua anggota komunitas.

“Kita terus mendorong komunitas ini untuk meraih Anugerah Inovasi dan Prakarsa Jabar. Saya dorong ‘The Local Enablers’ ini berbadan hukum dan sinergis dengan Unpad,” harap Dr. Dwi yang juga telah menerima AIJB 2014 kategori Prakarsa melalui karyanya yang berjudul “The Fruters Model: Model Pemberdayaan Berbasis Technopreneurship”.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post The Local Enablers, Kolaborasi Wirausaha Muda di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

SKIM XIV di Malaysia Angkat Tema “Universiti untuk Komuniti ASEAN”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 25/03/2015] Unpad bersama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) kembali akan menyelenggarakan Simposium Kebudayaan Indonesia – Malaysia (SKIM) XIV tahun 2015. Acara 2 tahunan yang telah digelar sejak 1985 tersebut kali ini akan diadakan di kampus UKM, Malaysia pada 25 – 27 November 2015.

Suasana video conference persiapan SKIM XIV antara Unpad dengan UKM di Ruang Rapat Wakil Rektor Unpad di Jatinangor, Rabu (25/03). (Foto oleh: Dadan T.)*

Suasana video conference persiapan SKIM XIV antara Unpad dengan UKM di Ruang Rapat Wakil Rektor Unpad di Jatinangor, Rabu (25/03). (Foto oleh: Dadan T.)*

Timbangan Naib Canselor Hal ehwal Penyelidikan dan Inovasi UKM, Y. Bhg. Prof. Dato’. Dr. Mazlin Mokhtar mengungkapkan, SKIM XIV akan mengangkat tema “Universiti untuk Komuniti ASEAN”. “Tema ini dipilih dalam rangka memasuki ASEAN Economic Community (AEC) 2015”, ujar Prof. Mazlin saat melakukan teleconference dengan pihak Unpad, Rabu (25/03) di Ruang Rapat Wakil Rektor Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor.

Teleconference tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang PPM dan Kerja Sama Unpad Dr. med. Setiawan, Wakil Dekan I FISIP Unpad Mudiyati Rahmatunnisa, PhD, Kepala UPT Kerja Sama Unpad Anne Nurbaity PhD., perwakilan FIB dan FEB Unpad.

Sementara dari pihak UKM dihadiri oleh Prof. Mazlin, Prof. Dr. Hazita Azman (Dekan FSSK), Prof. Madya Datin dr. Fauziah Ibrahim (ketua pelaksana SKIM XIV), Prof. Rashila Ramli, dan Dr. Norida Basnan (FEP UKM).

Lebih lanjut Prof. Mazlin mengungkapkan, ada 14 sub tema dalam simposium kali ini, yaitu agro, politic, security, communication development, energi, big data, urban, growth and inclusivity, nano technology, weallness, sustainability, commodity, dan heritage yang di dalamnya mencakup sub tema kesusastraan.

“Sub tema tersebut merupakan kata kunci terhadap masalah yang dihadapi masyarakat Malaysia, Indonesia, dan ASEAN,” kata Prof. Mazlin.

Setiap sub tema akan diketuai oleh Person in Charge (PIC). Saat ini, panitia dari UKM telah memebntuk PIC pada setiap sub tema. Prof. Mazlin pun meminta Unpad untuk memilih wakil dari Unpad untuk menjadi PIC.

“Kita akan siapkan PIC dari Unpad. Mereka juga akan menjadi reviewer setiap proceeding seminar. Diharapkan PIC tersebut semakin mengenal dan ada sebagian yang berlanjut ke joint research,” ujar Dr. Setiawan.

Selain itu, SKIM kali ini direncanakan akan diisi keynote speech oleh Anak Raja Negeri Sembilan. Prof. Mazlin pun meminta untuk menghadirkan keynote speech dari Unpad.

SKIM merupakan salah satu wujud kerja sama antara Unpad dengan UKM selama 30 tahun. SKIM diselenggarakan secara bergantian antara dua universitas, yaitu Unpad dan UKM. Pada tahun 2013 lalu, Unpad menjadi tuan rumah penyelenggaraan SKIM XIII.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post SKIM XIV di Malaysia Angkat Tema “Universiti untuk Komuniti ASEAN” appeared first on Universitas Padjadjaran.


Media Massa Tidak Lagi Monopoli Informasi

$
0
0

[Unpad.ac.id, 26/03/2015] Wakil Menteri Telekomunikasi dan Komunikasi Massa Rusia serta Duta Besar Rusia untuk Indonesia memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Unpad dari berbagai program studi. Kuliah umum dilaksanakan di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, kampus Jatinangor, Kamis (26/03).

Deputy Minister of Telecom and Mass Communications of the Russian Federation, Alexey K Volin (tengah) dan Russian Ambassador to Indonesia, Mikhail Y. Galuzin (kiri) saat kuliah umum di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (26/03)*

Deputy Minister of Telecom and Mass Communications of the Russian Federation, Alexey K Volin (tengah) dan Russian Ambassador to Indonesia, Mikhail Y. Galuzin (kiri) saat kuliah umum di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Kamis (26/03)*

Pada kesempatan tersebut, Deputy Minister of Telecom and Mass Communications of the Russian Federation, Alexey K Volin menyampaikan kuliah umum bertema Role of Media in Creativity World Peace and Prosperity. Menurut Alexey, ada banyak perbedaan dalam pemberian dan penggunaan informasi antara dulu dengan sekarang. Diantaranya, dulu media massa memonopoli informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat, sementara sekarang masyarakat dapat mengetahui informasi dari berbagai media.

“Jadi sekarang masyarakat harus dapat memilih informasi, yakni informasi yang benar-benar berguna dan penting untuknya,” tuturnya.

Masyarakat pun banyak mendapat informasi dari sosial media, yang belum tentu semuanya benar. Mendapat banyak paparan informasi, kini masyarakat harus memiliki kemampuan media literacy. Masyarakat harus lebih memperhatikan bagaimana ia mendapatkan informasi, hingga menggunakannya. “Masyarakat harus punya pengetahuan bagaimana menggunakan informasi dari sekitarnya,” ujar Alexey.

Dari sisi media, para jurnalis juga perlu untuk benar-benar memahami dan bertanggung jawab terhadap apa yang ditulis atau dikatakannya. Topik yang diangkat pun harus menarik sehingga dapat “menjual”, tidak hanya sekadar memberikan informasi.

Sementara Russian Ambassador to Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, memaparkan materinya terkait Russian’s Foreign Policy at the Present Stage. Di hadapan para mahasiswa, ia mengungkapkan berbagai kebijakan Rusia, terutama terkait hubungan internasional.

Selain itu, Mikhail juga memuji berbagai kebijakan dari pemerintah Indonesia. Ia sendiri sangat optimis kedepannya hubungan kerja sama antara Rusia dan Indonesia akan terus berkembang.

Studium Generale

Direktur SEAMOLEC, Gatot Hari Priowirjanto, saat mengisi Studium Generale tentang Internasionalisasi Perguruan Tinggi dan Program Studi Menghadapi Era Masyarakat ASEAN 2015 di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Kamis (26/03) *

Direktur SEAMOLEC, Gatot Hari Priowirjanto, saat mengisi Studium Generale tentang Internasionalisasi Perguruan Tinggi dan Program Studi Menghadapi Era Masyarakat ASEAN 2015 di Bale Rucita Unpad Jatinangor, Kamis (26/03) *

Di tempat terpisah, yakni di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, pada kesempatan yang sama juga digelar Studium Generale tentang Internasionalisasi Perguruan Tinggi dan Program Studi Menghadapi Era Masyarakat ASEAN 2015. Acara tersebut dihadiri oleh para pimpinan fakultas dan program studi di lingkungan Unpad, dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr.

“Saya berharap dari forum ini ada banyak gagasan out of the box yang akan mendorong peningkatan kualitas dari program studi kita dan reputasi universitas kita secara keseluruhan,” tutur Dr. Setiawan.

Direktur SEAMOLEC, Gatot Hari Priowirjanto menuturkan bahwa salah satu strategi internasionalisasi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jumlah mahasiswa asing di Unpad. Harapannya, di setiap program studi akan ada mahasiswa asing yang kuliah di Unpad.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Media Massa Tidak Lagi Monopoli Informasi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Konser Prakompetisi “Indonesia Kirana” PSM Unpad Jelang Wakili Indonesia di Slovenia dan Hungaria

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/03/2015] Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unpad sukses menggelar Konser Prakompetisi bertajuk “Pagelaran Indonesia Kirana”, Jumat (27/3) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, dan Minggu (30/3) di Goethe Haus, Jakarta.

Konser ini digelar dalam rangka persiapan menuju Kometisi Paduan Suara dan Konser Kebudayaan “13th International Choral Competition Gallus-Maribor 2015 di Slovenia dan Hungaria pada April mendatang. Pemilihan nama konser tersebut disesuaikan dengan nama rangkaian seluruh festival yang diikuti PSM Unpad di tahun 2015, yakni “Indonesia Kirana”.

“Ini menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia, karena PSM Unpad telah berhasil menjadi satu-satunya perwakilan Asia dalam kompetisi bergengsi ini,”tulis Dzulfiqar Abduljabbar, Ketua Umum Penyelenggara Indonesia Kirana PSM Unpad dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Konser prakompetisi ini dipandu oleh Arvin Zeinullah selaku konduktor PSM Unpad. Dalam konser tersebut ditampilkan sejumlah karya paduan suara klasik karya komposer dunia yang akan dinyanyikan saat berkompetisi di Slovenia dan Hungaria. Tak hanya itu, PSM Unpad juga membawakan lagu-lagu daerah dari berbagai penjuru tanah air pada sesi penampilan konser kebudayaan. Kesenian tradisional pun tak lupa ditampilkan dalam konser tersebut.

Program “Indonesia Kirana” pertama kali muncul tahun 2013, saat PSM Unpad berhasil menjuarai salah satu kompetisi paduan suara tertua di Torrevieja, Spanyol dengan meraih Juara 1 kategori Polifonia “Costa Blanca-Alicante Provincial Counti” dan Konduktor Terbaik “Jose Hodar Talavera” kepada Arvin Zeinullah.

Prestasi yang membanggakan bagi Indonesia inilah yang menjadi inspirasi bagi PSM Unpad untuk menyebarkannya ke khalayak luas, khususnya para generasi muda di bidang paduan suara. Hal ini memicu lahirnya program Indonesia Kirana. Diharapkan ke depan program ini mampu harumkan Indonesia di mata dunia.

Paduan suara yang baru saja menyandang The Grand Champion pada kompetisi paduan suara “2nd ITB International Choir Competition (IICC)” pada Februari lalu ini juga turut bekerjasama dengan Embara Films sebagai mitra resmi dalam menjalankan program Indonesia Kirana. Sebagai informasi, rumah produksi yang bergerak di bidang video dan film kreatif ini nantinya akan menjadikan seluruh rangkaian Indonesia Kirana ke dalam sebuah film dokumenter.

Targetnya, film ini akan mengemas semangat membangun karya dan prestasi Indonesia Kirana menjadi sebuah inspirasi. Ujung tombaknya sendiri adalah dengan dapat disebarluaskannya film dokumenter tersebut ke berbagai kampus dan juga layar lebar hingga akhir tahun 2015.*

Rilis: PSM Unpad/am

The post Konser Prakompetisi “Indonesia Kirana” PSM Unpad Jelang Wakili Indonesia di Slovenia dan Hungaria appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer, “Kearifan Masyarakat Lokal Jangan Sampai Punah”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/03/2015] Mempelajari etnosains bukan sekadar untuk mendokumentasikan berbagai warisan budaya serta kearifan lokal khas sebuah daerah, namun etnosains juga dapat berkontribusi memberdayakan masyarakat lokal menciptakan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan secara mandiri dengan sistem pengetahuan yang mereka miliki secara turun temurun. untuk itu, pengembangan Indigenous Knowledge Systems (IKS) menjadi sangat penting saat ini karena dapat mendukung pengambilan keputusan yang tepat di tengah masyarakat.

Suasana kuliah umum "Ethnoscience & Development: Introduction to the Theory, Methodology and Practice of an Emerging Multidisciplinary Field of Study" di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (30/03). (Foto oleh: Erman)*

Suasana kuliah umum “Ethnoscience & Development: Introduction to the Theory, Methodology and Practice of an Emerging Multidisciplinary Field of Study” oleh Direktur LEAD Universiteit Leiden Belanda di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (30/03). (Foto oleh: Erman)*

Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer, Direktur the Leiden Ethnosystems and Development (LEAD) Program Universiteit Leiden Belanda mengatakan hal tersebut saat memberikan kuliah umum bertema “Ethnoscience & Development: Introduction to the Theory, Methodology and Practice of an Emerging Multidisciplinary Field of Study” di hadapan dosen dan mahasiswa Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (30/03).

IKS merupakan sistem khusus dari pengetahuan, keyakinan, dan perilaku yang berkembang secara turun temurun secara lokal dan menjadi kekhasan dari sebuah budaya atau wilayah, dikenal sebagai sebuah kearifan masyakat lokal tersebut. Sistem pengetahuan ini seringkali terbentuk di luar lembaga perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan laboratorium.

“Untuk pembangunan masyarakat, IKS punya peran penting karena menjadi dasar dari pengambilan keputusan masyarakat. Untuk ilmu pengetahuan, IKS juga berperan sangat penting pada terciptanya ilmu modern saat ini. Ilmu kedokteran modern misalnya, mengadopsi pengetahuan tradisional antara lain dari Yunani dan China. Pertanian modern juga merujuk pada pengalaman petani tradisional Mediterania, Asia, dan Afrika Utara. Farmasi modern belajar dari para penyembuh tradisional dari Asia, Amerika Latin, juga Afrika,” papar Slikkerveer.

Namun, lanjut Slikkerveer, IKS kini dalam kondisi menyedihkan bahkan terancam punah karena proses modernisasi dan globalisasi. Jadi, kini dibutuhkan upaya serius untuk mempelajari lagi etnosains, menyusun dan menganalisa IKS, serta mengintegrasikan potensi IKS untuk kepentingan generasi saat ini dan masa mendatang.

“Kearifan lokal jangan sampai punah. Dokumentasi, studi dan analisanya dapat menjadi kontribusi penting bagi kehidupan masyarakat sekarang dan masa depan. Keuntungan utama dari pendekatan berbasis IKS adalah orientasi multidisiplin yang terkandung di dalamnya diyakini efektif dalam memberikan solusi bagi sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat saat ini,” ujar Slikkerveer.*

Laporan oleh: art/em

The post Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer, “Kearifan Masyarakat Lokal Jangan Sampai Punah” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Prof. Dr. Ida Nurlinda, SH, MH, “Pengusahaan Air oleh Swasta Jangan Sampai Ganggu Hak Rakyat atas Air”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 30/03/2015] Pembatalan UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan kembali diberlakukannya UU Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan oleh Mahkamah Konstitusi RI, selain banyak diapresiasi positif oleh berbagai pihak, ternyata memunculkan pula berbagai masalah. Salah satunya adalah sudah tidak sesuainya UU Pengairan dengan kondisi yang terjadi saat ini, seperti munculnya swastanisasi.

Prof. Dr. Ida Nurlinda, SH., M.H (tengah) dan Dr. H. Amiruddin Ahmad Dajaan Imani, S.H., M.Hum (kanan) saat Diskusi Unpad Merespons bertema “Bagaimana Setelah MK Membatalkan UU Sumber Daya Air?” di Executive Lounge Lt.2, Gedung Rektorat (Lama) Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (30/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof. Dr. Ida Nurlinda, SH., M.H (tengah) dan Dr. H. Amiruddin Ahmad Dajaan Imani, S.H., M.Hum (kanan), serta moderator Diana Sari, SE. M.Mgt., PhD (kiri) saat Diskusi Unpad Merespons bertema “Bagaimana Setelah MK Membatalkan UU Sumber Daya Air?” di Executive Lounge Lt.2, Gedung Rektorat (Lama) Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (30/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Guru Besar Fakultas Hukum Unpad, Prof. Dr. Ida Nurlinda, SH., M.H mengatakan bahwa pihak swasta boleh memanfaatkan air, sepanjang ada untuk kesejahteraan rakyat. Hal yang penting dilakukan pemerintah adalah soal pengawasan.

“Ketika pengusahaan diberikan kepada badan hukum swasta, sebetulnya kemudian bagaimana mekanisme pengawasan yang dilakukan pemerintah,” ujar Prof. Ida saat menjadi pembicara pada acara Unpad Merespons bertema “Bagaimana Setelah MK Membatalkan UU Sumber Daya Air?” pada Senin (30/03) di Executive Lounge Lt.2, Gedung Rektorat Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung.

Terkait dengan pembatasan pengusahaan air, Prof. Ida menyebutkan bahwa ada beberapa poin yang harus diperhatikan. “Ketika pengusahaan air itu diberikan kepada pihak lain, bukan dilakukan oleh pemerintah, maka prinsipnya tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, atau kemudian justru meniadakan hak rakyat atas air,” jelas Prof. Ida.

Hal lain yang harus diperhatikan, negara harus memenuhi hak rakyat atas air karena akses rakyat terhadap air adalah hak yang bersifat asasi. Kelestarian lingkungan hidup juga harus diperhatikan karena hal itu juga merupakan hak asasi manusia. Selain itu, sebagai cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak, maka pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air sifatnya mutlak. Kemudian, sebagai kelanjutan dari hak menguasai negara, maka prioritas utama yang diberikan pengusahaan atas air adalah BUMN atau BUMD.

Di Jawa Barat sendiri, Prof. Ida mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari organisasi peduli lingkungan WALHI Jabar, air bersih di Jabar bisa dipenuhi dari mata air yang ada di Jabar. “Kalau pemerintah bisa mengelolanya dengan baik, pemerintah bisa mengaturnya dengan baik, maka konflik yang cukup banyak terjadi di Jabar terkait dengan privatisasi air dan sulitnya akses petani terhadap pengairan sawah bisa teratasi,” tuturnya.

Bagi Prof. Ida, yang menjadi persoalan bukanlah privatisasi itu dilarang atau tidak, tetapi bagaimana kita bisa membangun struktur hukum yang siapapun melakukannya, atau bagaimana pengelolaan sumber daya alam itu, orientasinya adalah mempunyai nilai terhadap kesejahteraan rakyat. “Bagaimana pemerintah harus mengelola sumber daya alam ini tanpa merugikan kita sebagai pemilik sumber daya alam itu,” ujarnya.

Pembicara lain, Pakar Hukum Lingkungan Unpad Dr. H. Amiruddin Ahmad Dajaan Imani, S.H., M.Hum mengatakan bahwa dalam air itu mengandung tiga hal, yakni badan, wadah, dan fungsi. Hal yang boleh dimanfaatkan untuk komersil adalah wadahnya dan fungsinya, bukan badannya. Dengan demikian, ketika membeli air dalam kemasan yang diperjualbelikan bukan badan airnya, tetapi biaya produksi sampai menjadi kemasan.

Ia pun menegaskan bahwa perlu ada komitmen kuat untuk menyelesaikan segala permasalahan mengenai air ini. Misalnya adalah komitmen Indonesia sebagai negara agraris, maka pengelolaan sumber daya alam pun menjadi penting. Selain itu, perlu komitmen kuat dalam hal penguatan terhadap pelestarian lingkungan, penataan terhadap rencana tata ruang, penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan, dan harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pertanian.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post Prof. Dr. Ida Nurlinda, SH, MH, “Pengusahaan Air oleh Swasta Jangan Sampai Ganggu Hak Rakyat atas Air” appeared first on Universitas Padjadjaran.

Karya Seni Ganjar Kurnia, Menengok ke Belakang, Ada di Kekinian, dan Memandang ke Depan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 31/03/2015] Selain menjabat sebagai Rektor Universitas Padjadjaran , Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA juga aktif melahirkan berbagai karya sastra dan seni. Di tangannya, lahir berbagai karya mulai dari seni dan sastra Sunda hingga karya kontemporer. Karya tersebut lahir semasa masih kuliah hingga duduk menjadi Rektor Unpad periode sejak 2007.

Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA saat Pidangan Rumawat Padjadjaran "Narasi Seni Ganjar Kurnia" di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bandung, Senin (30/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA saat Pidangan Rumawat Padjadjaran “Narasi Seni Ganjar Kurnia” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bandung, Senin (30/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Karya Pak Rektor itu punya kekuatan. Ada misi yang jelas sebagai orang Sunda, orang Islam, dan sebagai orang pendidik,” ujar dosen Sastra Sunda FIB Unpad, Drs. Teddi Muhtadin, M.Hum., usai menyaksikan Pidangan Seni Rumawat Padjadjaran ke-77 bertajuk “Narasi Seni Ganjar Kurnia” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri Bandung, Senin (30/3).

Selain mempunyai misi yang jelas, karya yang diciptakan Prof. Ganjar selalu memandang Kesundaan secara optimis. Seni Sunda tidak melulu mengikuti pakem yang sudah ada. Dalam hal ini, karya yang diciptakannya sangat terbuka terhadap perkembangan dan fenomena sosial saat ini.

Hal ini tampak pada beberapa karya yang dipentaskan dalam pidangan kali ini. Karya dari beberapa genre, seperti sajak, lagu, opera Sunda, gending karesmen, oratorium, syair keur syiar, fiksi mini, hingga adaptasi haiku (puisi pendek Jepang) dipentaskan dengan apik oleh tim Unit Kesenian Unpad dan UKM PSM Unpad.

Salah satu yang mendapat sentuhan kontemporer dari tangannya ialah gending karesmen. Dalam uraian Prof. Ganjar, gending karesmen yang diciptakannya tidak terikat pada pakem yang selama ini melekat, yakni harus mementaskan cerita Sunda zaman dahulu. Padahal, tema kontemporer juga bisa dipentaskan.

Sehingga, lanjut Teddi, semangat keterbukaan inilah yang melahirkan berbagai karya, khususnya Sunda, yang baru. “Kebelakangnya dia menengok, kekiniannya juga kuat di data-datanya, ke depannya juga beliau pikirkan,” imbuh Teddi.

Yesmil Anwar, S.H., M.H, seniman yang juga dosen FH Unpad juga punya pandangan. Menurutnya, Prof.Ganjar memiliki banyak media ekspresi. Karya-karyanya pun sarat dengan nilai pendidikan dan religius.

“Diharapkan, ke depan ia mampu membuat karya dengan waktu yang cukup sehingga terjadi pengendapan, ada kontemplasi, dan kreativitasnya bisa utuh,” ujar Yesmil yang juga seorang penyair.

Apresiasi terhadap karya Prof. Ganjar juga diungkapkan oleh Prof. Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr., Dekan FK Unpad yang juga sebagai Rektor Terpilih Unpad 2015-2019.

“Isinya sarat dengan value yang luar biasa. Dan menyampaikan value tersebut memang memerlukan metode yang tidak konservatif,” paparnya.*

humas unpad_2015_03_30_00027837 humas unpad_2015_03_30_00027793 humas unpad_2015_03_30_00027762 humas unpad_2015_03_30_00027755 humas unpad_2015_03_30_00027699 humas unpad_2015_03_30_00027688 humas unpad_2015_03_30_00027492 humas unpad_2015_03_30_00027446 humas unpad_2015_03_30_00027373 humas unpad_2015_03_30_00027333 humas unpad_2015_03_30_00027286 humas unpad_2015_03_30_00027243

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Karya Seni Ganjar Kurnia, Menengok ke Belakang, Ada di Kekinian, dan Memandang ke Depan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Unpad, “Bale Pabukon Hadir Agar Kampus Semakin Dekat dengan Buku”

$
0
0

[Unpad.ac.id, 31/3/2015] Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Ganjar Kurnia, meresmikan gedung “Bale Pabukon” di depan Kampus Unpad Jatinangor, Jalan Raya Jatinangor Km. 21, Selasa (31/3). Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Rektor dan dua Rektor Unpad periode sebelumnya, yaitu Rektor Unpad Periode 1982-1990 Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M.Sc., dan Rektor Unpad Periode 1998-2007 Prof. Dr. H.A. Himendra Wargahadibrata.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia menandatangani prasasti peresmian Bale Pabukon di Jatinangor, disaksikan dua Rektor Unpad periode Sebelumnya, Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, MSc., dan Prof. Dr. HA. Himendra Wargahadibrata, Selasa (31/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia menandatangani prasasti peresmian Bale Pabukon di Jatinangor, disaksikan dua Rektor Unpad periode Sebelumnya, Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, MSc., dan Prof. Dr. HA. Himendra Wargahadibrata, Selasa (31/03). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Bale Pabukon ini merupakan gedung yang akan dijadikan toko buku di lingkungan Unpad Kampus Jatinangor. Memiliki tajuk “Melayani dengan Inspirasi”, Bale Pabukon juga dapat digunakan sebagai tempat diskusi buku dan ruang kegiatan bagi para sivitas akademika Unpad terkait pengembangan wawasan keilmuan melalui buku

“Kami memang mempunyai perhatian bahwa buku merupakan jendela dunia. Oleh karena itu, kita mengharapkan di dunia kampus ini kita semakin dekat dengan buku,” ujar Rektor.

Melalui Bale Pabukon, Rektor juga ingin mendorong para dosen di Unpad untuk bisa menulis buku sekaligus memamerkannya. Sehingga, buku tersebut dapat lebih dikenal oleh para mahasiswa sekaligus untuk menambah jumlah buku yang ditulis oleh dosen dan mahasiswa Unpad.

“Selama 8 tahun, Unpad telah menerbitkan sekitar 400 judul buku ditulis oleh dosen dan mahasiswa. Kita juga memberikan insentif kepada yang sudah menulis buku dan jadi. Bahkan kalau bagus bisa kita mintakan juga ke Dikti,” jelas Rektor.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh pimpinan universitas dan fakultas, perwakilan dari Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat Ir. H. Rosidayati, M.M., Ketua IKAPI Jabar drs. H. Anwarudin, M.Ag.,, serta para tamu undangan.

Anwarudin dalam sambutannya mengungkapkan, pihak IKAPI sangat mengapresiasi langkah Unpad membangun Bale Pabukon ini. Menurutnya pendirian Bale Pabukon merupakan salah satu langkah untuk memajukan dunia perbukuan di Indonesia.

“Sadar ataupun tidak sadar, seseorang tidak bisa menjadi cerdas tanpa adanya buku,” ucapnya.

Untuk itu, ia telah mendorong para penerbit anggota Ikapi untuk berkontribusi dalam mengembangkan Bale Pabukon, terutama dalam hal distribusi buku. “Kita siap support,” tambahnya.

humas unpad_2015_03_31_010159 humas unpad_2015_03_31_010142 humas unpad_2015_03_31_010116 humas unpad_2015_03_31_010039 humas unpad_2015_03_31_010018 humas unpad_2015_03_31_009891

Anwarudin juga mengapresiasi langkah Unpad yang mewajibkan setiap mahasiswa baru untuk menyumbang 3 buah buku pada saat prosesi PMB. Buku-buku tersebut kemudian dikumpulkan dan disalurkan kepada perpustakaan di daerah.

Sebagai wujud penghargaan terhadap langkah tersebut, Anwarudin pun memberikan piagam penghargaan “Lifetime Achievement Award” kepada Unpad. Pemberian tersebut diberikan langsung kepada Rektor Unpad.

Selain meresmikan gedung, Rektor juga sekaligus membuka gelaran Pesta Buku Diskon 2015 yang berlangsung pada 27 Maret – 5 April 2015. Sebanyak 42 stan penerbit dari anggota Ikapi Jabar menjadi peserta dalam Pesta Buku Diskon tersebut.

Di akhir acara dilakukan peluncuran buku “Prinsip Dasar Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah” karya (alm) Prof. Avip Saepullah yang diterbitkan oleh Unpad. Peluncuran tersebut ditandai dengan penyerahan buku oleh istri almarhum Prof. Avip, Dr. Winna, kepada Rektor, Prof. Yuyun, dan Prof. Himendra.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Rektor Unpad, “Bale Pabukon Hadir Agar Kampus Semakin Dekat dengan Buku” appeared first on Universitas Padjadjaran.

SMAN 1 Baleendah Kab. Bandung Kunjungi Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/04/2015] Sebanyak 482 pelajar kelas X SMAN 1 Baleendah Kabupaten Bandung melakukan kunjungan ke Unpad, Kamis (2/04). Di sekolah ini program pengenalan pendidikan tinggi sudah dilakukan sejak siswa masih duduk di kelas X. Kunjungan diterima oleh staf UPT Humas Unpad di Bale Santika, kampus Unpad Jatinangor. Selain itu, kunjungan juga dilakukan ke kampus Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad.

Salah satu murid SMAN 1 Baleendah Kab. Bandung mengajukan pertanyaan terkait penerimaan mahasiswa baru Unpad saat berkunjung ke Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (2/04). (Foto oleh: Dadan T.)*

Salah satu murid SMAN 1 Baleendah Kab. Bandung mengajukan pertanyaan terkait penerimaan mahasiswa baru Unpad saat berkunjung ke Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (2/04). (Foto oleh: Dadan T.)*

“SMAN 1 Baleendah ini, ada program yang direncanakan sejak awal, bahwa siswa-siswa itu harus punya cita-cita dan punya visi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,” ungkap Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMAN 1 Baleendah, Drs. Mohammad Arifin, MPd saat ditemui usai kegiatan. Ia menambahkan, untuk kelas XI ada pula kegiatan kunjungan perguruan tinggi di luar provinsi, dan untuk kelas XII mengundang perguruan tinggi favorit untuk datang ke sekolah mereka.

Dalam program tersebut, perguruan tinggi yang dilibatkan adalah perguruan tinggi favorit mereka, termasuk Unpad. “Sehingga kami mempunyai program supaya siswa siswi kami itu mengenal dunia pendidikannya dan tertanam sejak awal untuk memasuki perguruan tinggi yang difavoritkan,” ujar Arifin.

Hal tersebut terutama dipersiapkan untuk menghadapi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yang penilaiannya memang dilihat dari nilai rapor mulai dari semester 1. Dengan demikian, setelah melakukan kunjungan ke Unpad diharapkan para pelajar belajar lebih sungguh-sungguh untuk mengejar cita-citanya.

Di hadapan para siswa dan guru, staf UPT Humas Unpad melakukan presentasi mengenai pengenalan profil universitas, program studi, dan jalur masuk mahasiswa baru. Di sesi tanya jawab, para pelajar terlihat antusias mengajukan pertanyaan yang kebanyakan berkisar program studi yang mereka minati.

“Pilih program studi sesuai minat, supaya nanti tidak salah jurusan. Kalau pilih program studi yang tidak diminati, nanti sulit menjalankannya, malah belajar juga jadi tidak betul. Diskusi juga sama orang tua minatnya kemana,” ujar Staf UPT Humas Unpad, Safa Annisaa, saat menjawab pertanyaan para pelajar.

Melalui program ini, Arifin berharap akan lebih banyak lagi pelajar SMAN 1 Baleendah yang melanjutkan studi ke Unpad, mengingat Unpad merupakan perguruan tinggi negeri yang paling diminati pendaftar dalam 3 tahun ini.

“Kami sangat berterima kasih pada Unpad yang telah menerima kunjungan kami. Itu sesuatu yang berharga bagi kami untuk membina siswa siswi kami,” ujar Arifin.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

The post SMAN 1 Baleendah Kab. Bandung Kunjungi Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.


BPJS Sosialisasikan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan di Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 2/04/2015] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan Cabang Kota Bandung menggelar Sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan kepada dosen dan tenaga kependidikan Universitas Padjadjaran di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (2/04).

Sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan, Kamis (2/04) di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kota Bandung, Dadi Darmadi, saat melakukan Sosialisasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan kepada dosen dan tenaga kependidikan Unpad di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (2/04). (Foto oleh: Dadan T.)*

Sosialisasi tersebut dipaparkan oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kota Bandung, Dadi Darmadi, serta staf dari Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Bandung, Acep Arief Hermansyah, Siti Nurjanah, dan Densya. Sosialisasi tersebut dibuka oleh Kepala Biro SDM, Hukum, dan Tata Kelola Unpad, drs. Sudarma , M.M.

“Kita bersama-sama untuk mengetahui tentang bagaimana posisi kita sebagai lembaga pemerintah yang memiliki beberapa keadaan tenaga kerja yang harus kita kelola,” ujar Sudarma.

Dalam pemaparan mengenai BPJS Kesehatan, Arief mengatakan BPJS merupakan tindak lanjut dari layanan Asuransi Kesehatan (Askes) yang dimiliki oleh PNS. BPJS dibentuk sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diatur menurut UU No. 40 Tahun 2004. Sementara sesuai UU No.24 Tahun 2011, BPJS menggantikan lembaga jaminan sosial yang ada sebelumnya, yakni PT. Askes.

“Jika Askes sebelumnya hanya mencakup PNS, maka BPJS mencakup seluruh masyarakat Indonesia,” terang Arief.

Ada 2 peserta jaminan kesehatan yang diatur dalam BPJS, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang meliputi kelompok fakir miskin dan tidak mampu, serta peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI). Pada kelompok ini mencakup Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah, dan Bukan Pekerja.

Adapun iuran BPJS Kesehatan bagi PNS terhitung 1 Juli 2015 besarnya iuran ditetapkan sebesar 5% dari pendapatan dengan rincian 3% dibayar oleh Pemberi Kerja dan 2% dari pendapatan PNS. Sementara iuran untuk Badan Usaha (perusahaan) ditetapkan 4,5% dengan rincian 4% dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% dari pendapatan pekerja.

Sementara BPJS Ketenagakerjaan merupakan pengganti dari lembaga Asuransi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek). Menurut Dadi, ada 3 layanan operasional dari BPJS Ketenagkerjaan, yakni Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Terhitung 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan akan mulai berlaku.

Terkait keanggotaan, Arief mengatakan setiap PNS yang menjadi anggota Askes dan Jamsostek secara otomatis telah terdaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dan membayar iuran sesuai aturan. Kartu keanggotaan Askes, Jamkesmas, atau Jamsostek masih bisa digunakan di beberapa fasilitas kesehatan rujukan BPJS.

Sementara itu, bagi tenaga tetap Non PNS di Unpad juga akan diikutsertakan menjadi anggota BPJS. Dalam hal ini, Siti menjelaskan besaran iuran ditetapkan berdasarkan status Unpad sebagai Lembaga Pendidikan.

“Kita ada jalur Pegawai Bukan PNS (PBPNS). Jika pembiayaan Unpad melalui APBN disediakan jatah pembayaran kesehatan, maka 3% iuran dibayar oleh Unpad dan 2% dibayar dari pendapatan. Atau juga bisa melalui jalur iuran seperti Badan Usaha,” kata Siti.

Oleh karena itu, Sudarma sendiri akan melakukan pembicaraan lebih lanjut untuk membahas keikutsertaan sivitas akademika dalam program BPJS.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post BPJS Sosialisasikan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan Kesehatan di Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Palawa Unpad Angkat Ferry Mursidan Baldan dan Erry Riyana Harjapamekas Sebagai Anggota Kehormatan

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/04/2015] Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Palawa Unpad mengangkat Menteri Agraria dan Tata Ruang RI, Ferry Mursyidan Baldan dan mantan anggota Komisioner Pemberantasan Korupsi (KPK), Erry Riyana Harjapamekas sebagai anggota kehormatan saat acara Perayaan Hari Jadi ke-33 Palawa Unpad di Villa Jeng Tie, Lembang, Sabtu (28/03) lalu.

Pelantikan Anggota Kehormatan Palawa Unpad di Lembang,  Sabtu (28/03) lalu. *

Pelantikan Anggota Kehormatan Palawa Unpad di Lembang, Sabtu (28/03) lalu. *

“Pengangkatan ini adalah bentuk apresiasi Palawa Unpad terhadap sosok-sosok peduli lingkungan yang terus berhubungan dekat dengan Palawa,” tulis Roni, anggota Bidang Publikasi Palawa Unpad dalam rilisnya. Selain memberi penghargaan kepada 2 tokoh yang juga alumni Unpad tersebut, Palawa Unpad juga mengangkat 5 orang anggota kehormatan lainnya.

Dihadiri langsung oleh keduanya, kedua tokoh tersebut mengapresiasi pengangkatan sebagai anggota kehormatan. “Saya bersedia untuk menjadi anggota kehormatan, Palawa Unpad merupakan salah satu unit kegiatan yang mematangkan jiwa. Tidak perlu berdiskusi dahulu langsung setuju,” ujar Ferry Mursyidan.

Ferry dan Erry pun memberikan beberapa masukan positif terkait program yang akan dilaksanakan Palawa Unpad. Masukan tersebut mereka utarakan langsung kepada Dewan Pengurus Palawa Unpad.

Perayaan hari jadi Palawa ini dihadiri sekitar 200 orang anggota dan keluarga besar Palawa Unpad. Selain melantik anggota kehormatan, acara tersebut juga diisi dengan ramah tamah dan diskusi terkait pengembangan Palawa Unpad.

Pada perayaan kali ini, Palawa Unpad mengusung tema “Riung Mumpulung”. Riung Mumpulung diambil dari Bahasa Sunda yang berarti berkumpul guna saling memberi manfaat. Makna ini teramalkan sepanjang lebih dari tiga dekade kehidupan berorganisasi di Palawa Unpad.

“Ini adalah acara pertama dari tiga acara lain yang merupakan serangkaian perayaan HUT 33 Palawa. Berikutnya ada acara Bedah Buku Ekspedisi Sungai Gua Bawah Tanah, Bakti Sosial, dan ditutup dengan Manglayang Trail Run” jelas Juston Pangaribuan, anggota Palawa Unpad angkatan tahun 1984 selaku ketua pelaksana acara.*

Rilis: Bidang Publikasi UKM Palawa Unpad/am

The post Palawa Unpad Angkat Ferry Mursidan Baldan dan Erry Riyana Harjapamekas Sebagai Anggota Kehormatan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Faperta Unpad Raih The Best Presentation di Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/04/2015] Mahasiswa Fakultas Pertanian Unpad, Supriady R. P Siregar berhasil meraih penghargaan The Best Presentation kategori Environmental Engineering di 12th Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting, di Sapporo, Hokkaido, Jepang, 21 Maret 2015 lalu. Ia meraih penghargaan tersebut setelah mempresentasikan proyek ilmiahnya, Revolution Water Treatment with Nano Filter Technology.

Supriady R. P Siregar (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Supriady R. P Siregar (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Jadi bagaimana cara treatment air agar bisa dikonsumsi. Dari air hujan, dari air apapun. Itu bisa di­-treatment menjadi air siap minum atau siap dikonsumsi,” ungkap pria yang akrab disapa Ady ini saat ditemui di ruang UPT Humas Unpad, Jumat (3/04) lalu.

Ady merupakan salah satu mahasiswa Indonesia yang lolos seleksi untuk mengikuti ajang tersebut. Seluruh makalah peserta yang lolos pada ajang tersebut pun akan dimuat di jurnal internasional terindex Scopus. Kegiatan bertema “Lingkungan” tersebut diikuti oleh para mahasiswa dari sejumlah negara di Asia.

Menurut Ady, ia membuat proyek ilmiah tersebut karena melihat tingginya curah hujan di Indonesia namun tidak diiringi dengan cara pemanfaatannya. “Kita belum punya manajemen yang baik untuk mengatasinya. Yang sebenarnya berkah, tapi buat kita justru menjadi masalah,” ujar mahasiswa Agroteknologi angkatan 2013 ini.

Ia melihat, ketika musim hujan, yang terjadi justru banjir di sejumlah daerah. Sebaliknya ketika musim kemarau, yang terjadi justru kekeringan. “Nah dengan alat saya ini, akan mampu mengantisipasi banjir dan akan mampu memenuhi kebutuhan air pada saat musim kemarau tiba,” tutur Ady.

Saat ini, karya yang ia buat masih berupa prototype dan akan terus ditingkatkan agar bisa direalisasikan. Ady sendiri menyebutkan alatnya itu dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat satu desa. “Karena untuk merealisasikannya harus ada satu daerah percontohan,” ujarnya.

Sistem kerja alat tersebut, yaitu air (dari hujan atau limbah rumah tangga) ditampung di water polder tank yang ada di setiap rumah untuk selanjutnya mengalir ke water polder tank besar yang akan ada di setiap perumahan atau desa. Air tersebut kemudian akan mengalami sejumlah proses penyaringan sehingga air dapat terbebas dari sejumlah partikel berbahaya dan bakteri. Selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, alat tersebut juga dapat meminimalisir air yang tergenang di jalanan.

Sebelumnya, alat yang Ady buat bersama rekannya, M. Sayyid Aziz (Faperta 2013) dan M. Rifky Anugrah (FTG 2010), dengan dibawah bimbingan dosen Faperta Unpad Dr. Rija Sudirja, S.P., M.T. itu telah berhasil meraih penghargaan di sejumlah ajang dalam negeri. Kali ini, meraih penghargaan internasional menjadi kebanggaan tersendiri baginya, terutama dalam upaya membanggakan almamater dan keluarga.

Kedepannya, Ady berkomitmen akan terus berkarya demi menghasilkan inovasi yang dapat berkontribusi untuk masyarakat. Ady sendiri hingga saat ini telah melakukan sejumlah penelitian dan mengikuti berbagai kompetisi. Ia memang berkeyakinan, agar dapat terus berkarya, berkontribusi, dan mampu memberikan ide-ide kreatif untuk masyarakat. “Itu yang menjadi semangat saya untuk terus berinovasi memberikan sesuatu yang bermanfaat,” ujar Ady.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

 

The post Mahasiswa Faperta Unpad Raih The Best Presentation di Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting appeared first on Universitas Padjadjaran.

Tingkatkan Kualitas Perwira, Seskoad Jalin Kerja Sama dengan Unpad

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/04/2015] Unpad melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia dengan Komandan Seskoad Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.D.A., Senin (06/04) usai peresmian Gedung Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung.

Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia dengan Komandan Seskoad Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.D.A. saat penandatanganan MoU di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Senin (6/04) (Foto oleh: Tedi Yusup) *

Rektor Unpad Prof. Ganjar Kurnia dengan Komandan Seskoad Mayjen TNI Agung Risdhianto, M.D.A. saat penandatanganan MoU di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Senin (6/04) (Foto oleh: Tedi Yusup) *

Dalam sambutannya, Agung mengatakan kerja sama Seskoad dengan Unpad merupakan bagian dari program TNI AD dalam merespons perkembangan lingkungan. Ancaman terhadap kedaulatan negara saat ini tidak datang melalui invasi militer saja. Dengan demikian, militer seyogyanya dituntut piawai menghadapi perkembangan tersebut.

“Perwira kita harus memiliki wawasan yang lebih. Kemampuan membaca informasi dan menganalisis sangat dibutuhkan sehingga kerja sama ini diharapkan dapat mengimplementasikan keputusan TNI AD tersebut,” jelas Agung yang juga alumni Unpad.

Ada banyak peluang kerja sama yang akan dilakukan. Kerja sama pertama adalah peningkatan kualitas para perwira di Seskoad. Ia menambahkan, Seskoad sendiri sering meminta bantuan dosen di Unpad dalam hal peningkatan kualitas perwira Seskoad. Saat ini, banyak perwira Seskoad yang sedang menempuh studi di Unpad.

Agung juga meminta Unpad menjadi bagian dalam pengembangan Universitas Pertahanan (Unhan). Sehingga ke depannya para tenaga pendidik dan administratif Unhan dapat melakukan pembelajaran ke Unpad.

“Kualitas Unhan pun akan menjadi lebih baik dengan melihat mekanisme kerja dari Unpad,” lanjutnya.

Rencana kerja sama lainnya adalah peningkatan sektor perpustakaan di Seskoad. Dengan dilaksanakannya MoU ini, Agung mendorong tenaga pustakawan Seskoad untuk berkunjung hingga mengambil studi mengenai ilmu perpustakaan di Unpad. Ia juga membuka mahasiswa Unpad untuk melakukan penelitian terkait sistem perpustakaan di Seskoad.

“Kita bisa tahu hal-hal apa saja yang kurang di perpustakaan kami dan kita tahu rekomendasinya,” ujar Agung.

Sementara itu, Rektor pun mengapresiasi langkah Seskoad untuk melakukan kerja sama dengan Unpad. Rektor pun mengajukan kerja sama akademik. “Ini peluang bagi kita misalnya selama pendidikan di Seskoad berlangsung kemudian mengambil S2 di Unpad sehingga lulus Seskoad sekaligus lulus sebagai Master di Unpad. Ini merupakan kepercayaan kami terhadap sistem pendidikan di Seskoad,” paparnya.

Di bidang kurikulum, kerja sama yang akan dilakukan terkait pada kurikulum Magister Terapan. Sesuai dengan keinginan para petinggi TNI dalam peningkatan kualitas perwira, maka proses pengembangan dan analisis terhadap suatu masalah tersebut lebih baik digunakan kurikulum terapan.

Unpad sendiri menurut Rektor juga banyak belajar dari TNI AD. “Jika di Sunda, hubungan kita dengan Seskoad itu seperti gula dengan manisnya,” kata Rektor.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Tingkatkan Kualitas Perwira, Seskoad Jalin Kerja Sama dengan Unpad appeared first on Universitas Padjadjaran.

Rektor Resmikan Bale Atikan (Unpad Training Center)

$
0
0

[Unpad.ac.id, 6/04/2015] Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, meresmikan Bale Atikan atau Unpad Training Center di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) No.4, Bandung. Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan batu prasasti dan pengguntingan pita dengan didampingi Rektor Unpad ke-9 Prof. Dr. H. A. Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., KIC, dan Sekretaris Senat Unpad, Prof. Sutyastie Soemitro Remi.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, DEA., menandatangani prasasti peresmian Bale Atikan (Unpad Training Center) di Jln. Ir. H. Djuanda (Dago) No. 4 Bandung, Senin (6/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, DEA., menandatangani prasasti peresmian Bale Atikan (Unpad Training Center) di Jln. Ir. H. Djuanda (Dago) No. 4 Bandung, Senin (6/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Dalam sambutannya, Rektor mengungkapkan gedung ini nantinya akan digunakan sebagai tempat kegiatan, seperti rapat atau berbagai pelatihan. Selain itu, gedung ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar untuk menginap dan dapat disewakan untuk masyarakat umum.

“Kita gunakan standar-standar hotel, dan bahkan lebih dari itu,” ujar Rektor.

Memiliki lokasi strategis di jantung kota dan dekat dengan pusat perbelanjaan menjadi salah satu keunggulan dari gedung ini. Rektor mengharapkan gedung ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para civitas akademika maupun masyarakat umum.

“Selama ini kegiatan seperti itu dilakukan di hotel, maka sekarang bisa dilakukan di gedung ini,” tuturnya.

Secara struktur gedung ini memiliki luas 5.100 meter persegi. Gedung yang dahulu digunakan sebagai kampus FMIPA Unpad ini terdiri dari 4 lantai yang terdiri dari ruangan seminar dengan kapasitas 104 orang, kamar inap, serta beberapa ruang untuk diskusi dan rapat. Sedangkan untuk jumlah kamar inap, gedung ini memiliki 53 kamar standar dan 6 kamar tipe suite. Adapun pengerjaan konstruksi gedung dilakukan oleh PT. Surti Karya Perdana. Sementara pada bidang interior gedung dilakukan oleh PT. Air Sirih Bersinar.

“Kita konsisten menggunakan istilah Bahasa Sunda. Bale itu artinya tempat, Atikan itu artinya pendidikan,” jelas Rektor.

Gedung ini ditargetkan beroperasi secara efektif pada Juni mendatang. Untuk itu langkah selanjutnya adalah persiapan pengelolaan gedung hingga pengelolaan secara substantif. Rektor pun mengatakan, pendapatan dari gedung ini akan dijadikan sumber dana non Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bagi Unpad.

“Terkait dengan status Unpad yang akan menjadi PTN BH. Maka kita bisa optimalisasikan aset untuk menambah pendapatan kita,” kata Rektor. *

utc4 utc3 utc2 utc5

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

The post Rektor Resmikan Bale Atikan (Unpad Training Center) appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 5544 articles
Browse latest View live