[Unpad.ac.id, 18/04/2016] Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penderita celah bibir dan langit-langit tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Pemahaman tentang pentingnya melakukan operasi ternyata belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat, terutama oleh penderita celah bibir dan langit-langit.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, saat membuka “Indonesian Oromaxillofacial Cleft Workshop” di Aula Lantai III Gedung C Komplek Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Unpad, Jln. Sekeloa Selatan No. 1, Bandung, Senin (18/04). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
“Sangat mudah bagi kita untuk mendorong hal ini. Masalah terbesarnya ada pada human capital-nya,” kata Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad saat membuka “Indonesian Oromaxillofacial Cleft Workshop” di Aula Lantai III Gedung C Komplek Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Unpad, Jln. Sekeloa Selatan No. 1, Bandung, Senin (18/04).
Penguatan kapasitas tenaga dokter bedah mulut menjadi satu upaya siginifikan untuk mengatasi permasalahan bibir sumbing. Rektor mengatakan, yang terpenting adalah bukan seberapa banyak tenaga dokter bedah mulut yang ada, tetapi bagaimana distribusi tenaga tersebut sehingga dapat menjangkau ke seluruh pelosok wilayah.
Selain faktor distribusi, Rektor mengatakan aspek lain yang juga penting ialah bagaimana tenaga di seluruh sektor kesehatan gigi mampu melakukan pecegahan terhadap permasalahan ini. “Bibir sumbing dan celah langit-langit bukan suatu permasalahan bagi dokter bedah mulut. Tetapi bagaimana merangkul semua dokter gigi untuk bisa melakukan pencegahan,” kata Rektor.
Melalui workshop yang diikuti oleh 25 tenaga bedah mulut dari beberapa wilayah di Indonesia ini, Rektor berharap dapat menjadi ruang untuk menguatkan kapasitas dan pencegahan tersebut.
Abel Tasman Yuza, drg., Sp.BM., Ketua Pelaksana Workshop mengatakan, kegiatan yang digelar hingga Rabu (20/04) mendatang ini merupakan kerja sama antara FKG Unpad, Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-langit (YPPCBL) dengan Smile Train, sebuah organisasi nirlaba yang berkomitmen pada penanganan penderita celah bibir dan langit-langit di seluruh dunia.
“Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi kita tentang celah bibir dan langit-langit. Pelayanan ke masyarakat juga akan jauh lebih baik,” ucap Abel saat ditemui di sela acara.
Workshop ini diisi dengan program alih iptek oleh para profesor yang berkecimpung di bidang celah bibir dan langit-langit, baik di FKG Unpad maupun tingkat internasional, diantaranya Dr. Krishnamurthy Bonanthaya, Prof. Jyotsnaben Murthy Patel, Prof. Sunardi Mangundjaja, drg., SpBM (K), DSS, Ida Ayu Astuti, drg., SpBM (K), M. Syafrudin Hak, drg., SpBM (K), MPH, PhD, dan Dr. Nuskah Sudjana, drg., SpBM.
Adapun materi yang disampaikan mengenai penanganan celah bibir, facial cleft, rekonstruksi hidung pasca celan bibir, hingga operasi ortognatik. Selain itu, workshop ini juga akan melakukan praktik operasi bibir sumbing langsung terhadap 20 pasien oleh para peserta.
“Workshop ini akan menjadi pilot project bagi Rumah Sakit Gigi dan Mulut se-Indonesia,” kata Abel.*
Laporan oleh: Arief Maulana / eh
The post Tangani Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit, Perlu Upayakan Distribusi Dokter Bedah Mulut ke Penjuru Indonesia appeared first on Universitas Padjadjaran.