Quantcast
Channel: Universitas Padjadjaran
Viewing all 5521 articles
Browse latest View live

Lembaga Keuangan Syariah Bisa Bantu Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19

$
0
0

Laporan oleh Erman

syariah; unpad;

Prof. Dian Masyita, PhD.*

[Unpad.ac.id, 3/5/2020] Konsep ekonomi Islam dan lembaga keuangan syariah dapat memainkan perannya membantu masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, mulai dari pemberian sedekah hingga penyaluran pinjaman kebaikan (qardhul hasan). Strategi solusi bertahan memenuhi kebutuhan ekonomi dalam jangka pendek perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaannya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, Prof. Dian Masyita, PhD mengatakan hal tersebut dalam Kajian Ramadan bertema “Peran Ekonomi Islam di Masa Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan secara daring oleh Masjid Al-Jihad Unpad, Minggu (3/5).

Di tengah keterbatasan yang muncul seperti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah Indonesia sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi COVID-19, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh lembaga keuangan syariah untuk membantu masyarakat.

“Mengapa saya sebut solusi bertahan? Karena ini solusi jangka pendek, bagaimana memenuhi ekonomi di masa seperti ini. Kita bisa memberdayakan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Menyediakan makanan pokok, alat pelindung kesehatan dan kebersihan, memanfaatkan hasil investasi dana atau aset wakaf, menyediakan fasilitas sanitasi dan air bersih, serta penyediaan alat-alat kesehatan,” ujar Prof. Dian.

Lebih lanjut, akademisi masuk dalam “10 Wanita Berpengaruh di Bisnis dan Keuangan Islam Dunia” versi Cambridge IFA Inggris 2018 dan 2019 itu menjelaskan, dana ZIS bisa diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak dapat bekerja, juga untuk usaha mikro. Organisasi pengelola ZIS juga dapat membantu orang-orang yang memiliki hutang (gharimin) melalui keringanan pelunasan.

Sementara Baitul Maal wat Tamwil (BMT) bisa memberikan stimulus keuangan seperti penyaluran pinjaman kebaikan atau kelonggaran dalam akad kerja sama (mudharabah) agar masyarakat bisa menjalankan kembali usaha mikronya. Selain itu, lembaga wakaf dapat juga memberikan peran pembangunan dengan penyediaan program padat karya untuk menyerap tenaga kerja, lahan pengembangan bisnis UMKM serta beragam proyek komersial.

“Cari informasi apakah ada tetangga kita, asisten rumah tangga, satpam atau siapapun di sekitar kita yang sangat membutuhkan bantuan. Berikan ZIS di sana. Bantu modal sebagia pinjaman kebaikan tanpa riba untuk digunakan oleh pedagang kecil. Beli jualan pedagang kecil, masyarakat di kompleks perumahan bisa mengorganisir layanan pesan antar ke rumah-rumah sehingga mereka bisa bertahan hingga pandemi ini berlalu,” ujar Prof. Dian.

Kajian Ramadan ini diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu sejak 25 April hingga 17 Mei mendatang dengan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya. (am)*

The post Lembaga Keuangan Syariah Bisa Bantu Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19 appeared first on Universitas Padjadjaran.


Laboratorium BSL-3 Unpad Mulai Uji Sampel COVID-19

$
0
0

Laporan oleh Arif Maulana

Lab BSL-3 Unpad; COVID-19;

Laboran Universitas Padjadjaran memeriksa sejumlah alat uji di Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di Gedung Lab Sentral Unpad, Jatinangor, sebelum digunakan untuk menguji sampel COVID-19, Senin (4/5).(Foto: Arif Maulana)*

[unpad.ac.id, 4/5/2020] Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di gedung Lab Sentral Universitas Padjadjaran mulai digunakan untuk menguji sampel COVID-19, Senin (4/5). Untuk pengujian gelombang pertama minggu ini, Lab BSL-3 Unpad menargetkan dapat melakukan pengujian sebanyak 350 sampel.

Penanggung jawab uji COVID-19 Unpad Lidya Chaidir, PhD, menjelaskan, sampel COVID-19 tersebut merupakan sampel rujukan dari sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit. Untuk Senin (4/5) saja, sebanyak 27 sampel yang terdiri atas 7 sampel dari Dinkes Kab. Bandung serta 20 sampel dari RSUD Sumedang telah dilakukan proses pra-analisis berupa pooling sampel serta pengecekan kelengkapan formulir administrasi di Klinik Pratama Akademik Unpad untuk kemudian dilakukan pengujian di Lab BSL-3.

“Fasyankes dan RS yang ingin mengirimkan sampel akan disimpan terlebih dahulu di Klinik Pratama Akademik Unpad,” ujar Lidya.

Di Lab BSL-3 tersebut, sampel akan dilakukan ekstraksi RNA kemudian masuk ke dalam tahap Realtime Polymerase Chain Reaction (PCR). Dari tahap ini kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya virus penyebab COVID-19. Proses ekstraksi untuk tahap pertama masih dilakukan secara manual oleh tenaga laboran.

Lebih lanjut Lidya menuturkan, Lab BSL-3 Unpad sendiri terdiri dari 3 fasilitas lab. Untuk gelombang pertama, proses pengujian akan menggunakan satu lab. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) serta suplai bahan habis pakai laboratorium yang masih terbatas.

“Jika bantuan operasional datang, kita akan aktifkan lab kedua dan ketiga tetapi tetap dengan cara manual. Idealnya jika satu hari aktivitas kerja tidak ada kendala, kita bisa kalkulasikan setiap satu hari satu lab maksimal bisa menguji 96 sampel,” jelas Lidya.

Lab BSL-3 sendiri sudah memiliki peralatan ekstraksi RNA secara robotik. Namun, alat ini belum dioperasionalkan untuk pengujian gelombang pertama. Lidya menjelaskan, jika robot ini sudah bisa beroperasi, alat ini akan bisa menguji 192 sampel per harinya.

Lidya menargetkan, untuk sekarang hasil dari proses uji sampel per gelombangnya selesai dalam 3 hari. Ini disebabkan, proses pengujian untuk mendapatkan data yang benar-benar valid membutuhkan serangkaian proses, baik pra-analisis hingga pasca-analisis pengujian.

Selanjutnya, hasil dari proses pengujian akan dilaporkan sesuai dengan prosedur dan tahapan yang telah ditetapkan. Data pengujian akan dikirimkan lewat surat elektronik ke fasyankes pengirim sampel serta ke Balitbang Kemenkes. Lidya memastikan kerahasiaan dari data yang akan dikirim.

Diharapkan, proses ini merupakan wujud kontribusi akademisi Unpad dalam menangani pandemi COVID-19. Apalagi, Unpad sudah memiliki Lab BSL-3 yang sudah tesertifikasi sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai laboratorium uji sampel COVID-19.

Kepala Lab Sentral Unpad Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si., mengatakan, selain fasilitas yang bisa dimanfaatkan, upaya ini juga diharapkan menjadi suatu sumbangsih keilmuan dari akademisi Unpad.

“Kita punya kemampuan PCR, ekstraksi, itu kan sesuatu yang tidak semua orang bisa,” ucapnya.

Lab BSL-3  Unpad dibangun sejak 2018 dengan dana dari Islamic Development Bank (IDB). Lab ini merupakan laboratorium khusus untuk aktivitas penelitian yang membutuhkan tingkat keamanan tinggi, seperti penelitian mengenai TB, MDR, HIV, hingga Novel Coronavirus (2019-nCov) yang mengakibatkan COVID-19. Karena itu, lab ini menerapkan standar keamanan yang tinggi. Sebagian besar peralatan lab disuplai oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI.*

The post Laboratorium BSL-3 Unpad Mulai Uji Sampel COVID-19 appeared first on Universitas Padjadjaran.

Teliti Sampah Laut Indonesia, Dosen FPIK Unpad Peroleh Hibah Riset Internasional

$
0
0

Rilis

kampus unpad;

Universitas Padjadjaran. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 4/5/2020] Dua dosen Departemen Kelautan Universitas Padjadjaran Noir Primadona Purba, M.Si., dan Ibnu Faizal, M.T., berhasil mendapat hibah riset kolaborasi internasional dari The Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC) – Global Challenges Research Fund (GCRF).

Hibah senilai 50,000 Pound sterling atau setara dengan 900 juta Rupiah ini akan berkolaborasi dengan akademisi dari Laboratorium Energy System-University of Edinburgh, Inggris, yaitu Prof. Vengatesan Venugopal dan Dr Encarni Medina-Lopez.

Proyek riset yang akan dikerjakan memiliki topik “Assessment of the Impacts of Ocean Plastic Wastes in Developing Countries: A Case study for Indonesia”. Fokus riset seputar penjalaran sampah laut yang menggunakan indikasi fisis oseanografi dengan berat sampah yang sudah pernah disurvei.

Topik riset ini merupakan bidang kajian yang sudah dilakukan Noir dan Ibnu sejak 2016. Riset dilakukan dengan menggunakan pemodelan oseanografi yang merupakan basis ilmu dari kedua akademisi Unpad tersebut.

Dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad, Noir menjelaskan, sampah laut menjadi isu global saat ini. Hasil riset yang sudah dilakukan Jambeck, et.al pada 2015, disebutkan bahwa Indonesia merupakan produsen sampah laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.

“Sampah Laut seperti yang kita ketahui sangat mempengaruhi seluruh ekosistem laut, dari permukaan sampai dasar laut, dimana yang paling terlihat imbasnya adalah di pantai-pantai/pulau-pulau kecil. Selain itu, sampah laut juga menjadi ancaman bagi biota laut serta akan mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri,” tulis Noir.

Riset ini mengambil lokasi di wilayah perairan laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini termasuk ke dalam wilayah terluar Indonesia. Ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar potensi sampah yang “dikirim” Indonesia ke negara lain maupun ke Samudera Hindia.

Noir menjelaskan, riset ini berupaya menyelidiki isu sampah laut. Tidak hanya mengancam kawasan perairan, sampah laut juga berpotensi mengancam keamanan dan kualitas pangan, kesehatan manusia, pariwisata pesisir, hingga perubahan iklim yang ekstrem. Karena itu, hasil penelitian ini akan membantu pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Manfaat dari penelitian ini akan membantu penanganan sampah plastik bukan pada level nasional tapi diharapkan terjadi pada tingkat regional dan global. Kolaborasi yang dikembangkan dari riset ini akan membantu untuk terus mempertahankan hubungan penelitian jangka panjang yang kuat antara The University of Edinburgh dan Universitas Padjadjaran,” terang Noir.

Selain melakukan riset, hibah kolaborasi ini juga akan menggelar workshop di Edinburgh dan di Jatinangor. Di saat bersama, sejumlah peneliti dari Unpad, UTM Malaysia, Universiti Malaya dan University of Edinburgh sedang mengikuti hibah internasional NERC terkait dengan pengurangan sampah plastik di Asia Tenggara.(art)*

The post Teliti Sampah Laut Indonesia, Dosen FPIK Unpad Peroleh Hibah Riset Internasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Luncurkan Program Hibah Implementasi Kampus Merdeka

$
0
0

Laporan oleh Erman

Universitas Padjadjaran. (Foto: Dadan Triawan)*

[Unpad.ac.id, 4/5/2020] Universitas Padjadjaran meluncurkan program Hibah Implementasi Kampus Merdeka (Hikam) bagi program studi jenjang Sarjana (S1) dan Sarjana Terapan (D4) dalam rangka mendukung terciptanya kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Program Hikam Unpad merupakan respons terhadap kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Tujuannya adalah meningkatkan kualitas, relevansi dan inovasi program studi dalam menghasilkan lulusan yang adaptif terhadap perubahan dan tantangan zaman. Sebuah tujuan mulia yang juga menjadi amanat dalam Undang Undang Perguruan Tinggi,” ujar Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti ketika meluncurkan program Hikam melalui video conference yang diikuti para pimpinan universitas, fakultas, dosen dan tenaga kependidikan, Senin (4/5) kemarin.

Rektor memaparkan, tersedia kuota bagi 34 program studi untuk memperoleh hibah sebesar maksimum Rp 100 juta per program studi per tahun. Dana hibah tersebut diharapkan dapat mendorong program studi S1 dan D4 mengembangkan diri ke arah keunggulan dengan melakukan berbagai inovasi dan kreativitas internal guna mendukung visi Unpad menjadi universitas berdaya saing internasional.

Melalui kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, mahasiswa memiliki kesempatan selama satu semester (setara 20 SKS) menempuh pembelajaran di luar program studinya pada perguruan tinggi yang sama, dan paling lama dua semester (setara 40 SKS) menempuh pembelajaran di perguruan tinggi yang berbeda atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita memaparkan, sasaran kegiatan program Hikam ini adalah melakukan reorientasi kurikulum yang sesuai dengan kebijakan Kampus Merdeka serta melakukan peningkatan kapasitas dosen dalam persiapan implementasi Kampus Merdeka.

Program ini dijadwalkan akan dilaksanakan secara bertahap pada semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021, dan akan disiapkan skema 8 kegiatan pembelajaran di luar kampus untuk mendukungnya, meliputi magang atau praktik kerja, proyek di desa, pertukaran pelajar, riset/penelitian, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, proyek kemanusiaan, dan mengajar di sekolah.

“Batas akhir penyerahan proposal hibah bagi program studi adalah tanggal 16 Mei 2020, hasil seleksi diumumkan 20 Mei. Persiapan implementasi Kampus Merdeka di program studi dijadwalkan pada Juli dan Agustus dan pelaksanaan bisa dilaksanakan akhir Agustus,” ujar Prof. Arief.(am)*

The post Unpad Luncurkan Program Hibah Implementasi Kampus Merdeka appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mahasiswa Unpad Gagas Wisata Virtual di Kala Pandemi

$
0
0

Rilis

tana toraja; desa wisata nglanggeran; sawahlunto;

Mahasiswa Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad menginisiasi program “Pirtual Project” berupa program wisata virtual ke sejumlah destinasi di Indonesia. Wisata virtual dengan memanfaatkan aplikasi Zoom dan instalasi virtual tour ini ternyata menarik animo masyarakat untuk mengikutinya.*

[unpad.ac.id, 5/5/2020] Di tengah masa kedaruratan akibat pandemi Coronavirus (COVID-19), sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak. Geliat wisatawan untuk pergi ke sejumlah destinasi di Indonesia harus terhenti untuk mencegah meluasnya pandemi COVID-19. Akibatnya, aktivitas sektor ini menjadi lesu selama dua bulan terakhir.

Berangkat dari kelesuan tersebut, sejumlah mahasiswa Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Universitas Padjadjaran menginisiasi program “Pirtual Project” berupa program wisata virtual ke sejumlah destinasi di Indonesia. Program ini digagas oleh lima mahasiswa, antara lain Reza Permadi, Irwan Tamrin, Fahriza Junizar, Muh. Fakhri Jamaluddin, dan Nurul Aldha.

Program ini digagas guna memberikan semangat baru bagi para pemandu wisata agar tetap bertahan sekalipun bekerja dari rumah. Bermodalkan aplikasi telekonferensi Zoom dan instalasi virtual tour, peserta bisa merasakan informasi pariwisata layaknya peserta tur sungguhan.

Wisata virtual ini telah diselenggarakan sebanyak 2 kali dengan dua destinasi wisata yang berbeda, yaitu Tana Toraja pada 26 April lalu, serta Dewa Wisata Nglanggeran pada 3 Mei lalu. Uniknya, setelah dua kali menggelar kegiatan, terjadi peningkatan jumlah peserta.

“Dari tour pertama ke Tanah Toraja, dengan sekarang ke Desa Wisata Ngalanggeran. Pertumbuhan peserta mencapai 80%,” ungkap Reza Permadi selaku pemimpin kegiatan dalam keterangan rilisnya.

Reza menjelaskan, di tengah situasi pandemi yang memaksa orang untuk tidak keluar rumah, ada kebutuhan yang besar untuk bisa melakukan liburan. Persoalan ini kemudian menjadi bahan diskusi dalam kegiatan perkuliahan, hingga kemudian, tercetuslah ide untuk membuat konsep wisata secara virtual.

“Kami sebagai akademisi sebenarnya terpanggil melihat bahwa pariwisata kondisinya sangat terpuruk hari ini, tapi bukan berrati tidak ada peluang. Diperlukan sebuah terobosan yang bisa menghimpun kepedulian bersama terutama para pihak yang terlibat di pariwisata. Alhamdulillah, peserta yang ikut selain masyarakat juga para stakeholder pariwisata sehingga selain jalan-jalan juga bisa sharing dengan situasi yang lebih santai,”jelas Reza.

Selain Tata Toraja dan Desa Wisata Nglanggeran, Reza dan kawan-kawan juga akan menggelar wisata virtual ke dua destinasi lainnya, yaitu Gunung Tambora pada 10 Mei dan Sawahlunto pada 17 Mei mendatang. Pendaftaran peserta bisa dilakukan lewat tautan https://bit.ly/PirtualTour/

Empat destinasi wisata tersebut berasal dari sejumlah pulau di Indonesia. Ini bertujuan agar peserta wisata virtual menyadari bahwa destinasi wisata di Indonesia sangat beragam dan kaya perspektif.

“Mulai dari Toraja kami ingin mengajak masyarakat untuk bisa melihat kentalnya budaya, dari Nglanggeran melihat pemberdayaan masyarakat desa nya yang meraih Penghargaan Desa Wisata Terbaik Se-ASEAN, kemudian melihat kemegahan Tambora sebagai taman bumi, dan terakhir Sawahlunto yang memiliki banyak peninggalan kejayaan masa lalu sebagai wisata heritage,” kata Reza.

Ketua Program Studi Pariwisata Berkelanjutan Unpad Dr. Evi Novianti, M.Si., mengapresiasi atas inisiasi anak didiknya. Ia berharap apa yang digagas mahasiswa juga dapat direspons oleh para pemangku kepentingan lainnya di bidang kepariwisataan. “Saya sangat berharap apa yang dicetuskan para mahasiswa ini menginspirasi stakeholder lainnya sehingga kita bisa secara bersama-sama menghadapi situasi pandemi ini untuk masyarakat khususnya di sektor pariwisata,” ungkap Evi.(art)*

 

 

 

 

The post Mahasiswa Unpad Gagas Wisata Virtual di Kala Pandemi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad dan UKM Gelar Simposium Kebudayaan Indonesia-Malaysia Secara Daring

$
0
0

Laporan oleh Arif Maulana

{Foto Ilustrasi]. Pelaksanaan Simposium Kebudayaan Indonesia-Malaysia (SKIM) ke-XV tahun 2017 di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bandung. (Foto: Tedi Yusup)*

[unpad.ac.id, 5/5/2020] Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) kembali menggelar Simposium Kebudayaan Indonesia-Malaysia (SKIM) ke-XVI, Selasa (5/5). Berbeda dengan gelaran sebelumnya, SKIM XVI digelar secara daring menyusul adanya pandemi Coronavirus (COVID-19) yang melanda Indonesia dan Malaysia.

Pelaksana SKIM XVI dari Unpad Ida Widianingsih, PhD, mengatakan, SKIM XVI tahun ini mengangkat tema seputar masalah inklusif dan eksklusif sosial di era revolusi industri 4.0.Sebanyak 93 makalah yang terdiri dari 30 makalah dari peneliti Indonesia dan 63 makalah dari Malaysia masuk dalam simposium tahun ini.

Karena digelar secara daring, sebagian besar peserta juga telah mengirimkan video  presentasi dengan durasi 5 – 7 menit. Selain itu, 8 pemakalah berkesempatan mempresentasikan makalahnya dalam pertemuan daring menggunakan aplikasi Zoom, Selasa (5/5).

Simposium ini resmi dibuka oleh Wakil Rektor UKM YBhg. Prof. Dato’ Ir. Dr. Mohd Hamdi Abd Shukor. Dalam sambutannya, Prof. Hamdi mengatakan, simposium ini merupakan wujud kerjasama UKM dan Unpad yang sudah terjalin sejak 1985.

“Inilah kali pertama SKIM ini bertemu secara digital, ini membawa sejarahnya tersendiri,” kata Prof. Hamdi.

Prof. Hamdi menilai, tema SKIM tahun ini sangat relevan dengan kondisi global saat ini. Pandemi COVID-19 yang melanda sebagian besar dunia saat ini semakin berdampak pada munculnya inklusivitas dan eksklusivitas sosial saat ini.

“Dengan ancaman global yang tidak menentu ini, seperti ketidaksamaan hak, lantas meningkatkan ketegangan hubungan dan konflik, maka haruslah kita mencari penyelesaian agar manusia dapat hidup lebih harmoni,” ujar Prof. Hamdi.

Sementara itu, Rektor Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti mengungkapkan, hadirnya teknologi membuka perspektif baru mengenai kolaborasi untuk menyelesaikan masalah kompleks. Sejumlah kekuatan teknologi sepatutnya dimanfaatkan untuk kepentingan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Perguruan tinggi dapat memberikan inovasi dan solusi untuk SDGs,” kata Rektor.

Rektor mengatakan, hasil dari makalah yang dipresentasikan pada simposium ini diharapkan dapat menginisiasi kerja sama penelitian yang lebih mendalam antara peneliti dari Unpad dan UKM.

Acara SKIM XVI ini menghadirkan pembicara kunci yaitu Dekan FISIP Unpad Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata dan Peneliti dari FISIP UKM Assoc. Prof. Dr. Sity Daud.*

The post Unpad dan UKM Gelar Simposium Kebudayaan Indonesia-Malaysia Secara Daring appeared first on Universitas Padjadjaran.

Berada di Garis Depan Penanganan COVID-19, Perawat Butuhkan Perlindungan dan Dukungan Optimal

$
0
0

Laporan oleh Artanti Hendriyana

COVID-19; perawat; unpad

Universitas Padjadjaran. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 6/5/2020] Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berada di garis paling depan di seluruh tatanan pelayanan pandemi Coronavirus (COVID-19). Meski tahu risiko dari penyakit COVID-19 sangat berat, perawat tetap punya komitmen untuk merawat pasien.

“Perawat terus bekerja walaupun APD yang tersedia di RS terbatas. Ini karena keberanian moral dan tanggung jawab profesional bagaimana bisa berikan asuhan keperawatan terbaik,” ujar Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Henny Suzana Mediani, PhD, dalam Webinar “Peran Palliative Care dan End of Life Care dalam Praktik Keperawatan di Era Pandemi”, Rabu (6/5).

Henny menjelaskan, karena berada di garis terdepan, perawat menjadi sosok penting dalam penanganan pasien pandemi COVID-19. Ia berperan sebagai konektor antara pasien dan tenaga kesehatan profesional lainnya.

Dalam praktiknya, ada sejumlah peran perawat dalam pelayanan COVID-19, antara lain sebagai pengasuh (caregiver), penentu keputusan klinis, pendidik, komunikator, kolaborator, serta melakukan advokasi kepada pasien.

Karena berperan sebagai sosok penting, perawat membutuhkan apresiasi dan perhatian semua pihak. Pada tingkat institusi kesehatan, Henny mendorong agar RS harus menyediakan APD serta mampu menghitung rasio kecukupan dari perawat yang bekerja.

“Perawat juga harus diberikan edukasi tentang bagaimana memberikan layanan keperawatan kepada pasien COVID-19, utamanya perawat di luar ICU,” kata Henny.

Selain itu, institusi harus bisa mengukur bagaimana tingkat kepuasan bekerja setiap perawat. Hal ini didasarkan atas prediksi banyaknya perawat yang bekerja lebih dari jam kerjanya di masa pandemi COVID-19 berisiko mengalami gangguan kesehatan mental.

“Dari hasil penelitian, di satu sisi perawat harus menjalankan tanggung jawabnya merawat pasien. Sementara di sisi lain, perawat juga takut akan hal yang akan terjadi pada dia dan keluarganya,” ujarnya.

Pada tingkat perawat sendiri, Henny menjelaskan, perawat harus paham mengenai bagaimana upaya pencegahan infeksi ketika menangani pasien COVID-19. “Pemahaman mengenai palliative care dan end of life care harus dipahami oleh perawat,” pungkasnya.

Webinar ini juga menghadirkan dua pembicara lainnya, yaitu Dr. Fransisca Sri Susilaningsih, M.N., serta Laili Rahayuwati, M.Kes., M.Sc., Dr.Ph.(am)*

The post Berada di Garis Depan Penanganan COVID-19, Perawat Butuhkan Perlindungan dan Dukungan Optimal appeared first on Universitas Padjadjaran.

Masa Pandemi Lahirkan Peningkatan Pemanfaatan Hak Cipta Lewat Platform Digital

$
0
0

Rilis

hak cipta; FH Unpad;

Kampus Fakultas Hukum Unpad, Jatinangor. (Foto: Tedi Yusup)*

[unpad.ac.id, 6/5/2020] Masa kedaruratan akibat pandemi Coronavirus (COVID-19) melahirkan gaya hidup baru. Adanya kebijakan pembatasan sosial mendorong orang memanfaatkan teknologi digital dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Menurut Dosen Departemen Hukum Telekomunikasi, Informasi, dan Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Unpad Dr. Rika Ratna Permata, M.H., adanya kemajuan baru di era disrupsi digital selama masa pandemi berpengaruh pada munculnya bisnis baru berbasis platform digital. Platform digital saat ini telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Hal ini turut berpengaruh pada perubahan kebijakan, salah satunya adalah kebijakan mengenai hak cipta. “Perubahan pada era inilah yang membuat banyak sekali suatu kreativitas dalam bidang kekayaan intelektual,” ujar Dr. Rika dalam Webinar “Pemanfaatan Objek Hak Cipta pada Platform Digital Dalam Masa Pandemi Covid 19”, Rabu (29/4) lalu.

Dr. Rika menjelaskan, ada banyak pemanfaatan hak cipta dalam platform digital selama masa pandemi. Adanya kebijakan karantina di rumah melahirkan sejumlah kreativitas baru di platform digital, seperti meng-cover lagu milik orang kemudian mengunggahnya di media sosial, hingga pemanfaatan video untuk advokasi publik terkait penanganan pandemi.

Sementara itu, Dosen Departemen Hukum Telekomunikasi, Informasi, dan Kekayaan Intelektual FH Unpad lainnya Dr. Tasya Safiranita Ramli, M.H., mengemukakan, hak cipta di era revolusi industri 4.0 berkaitan erat dengan teknologi informasi.(am)*

The post Masa Pandemi Lahirkan Peningkatan Pemanfaatan Hak Cipta Lewat Platform Digital appeared first on Universitas Padjadjaran.


Akademisi Berperan dalam Efektivitas Kebijakan dan Tata Kelola Pemerintahan di Masa Pandemi

$
0
0

Rilis

ridwan kamil; unpad; jawa barat;

Suasana webinar “COVID 19: Respons Kebijakan, Tata Kelola Pengendalian dan Kestabilan Sosial” yang digelar Insitut Pembangunan Jawa Barat, Kamis (7/5).*

[unpad.ac.id, 8/5/2020] Pemerintah telah merespons pandemi Coronavirus (COVID-19) dengan melahirkan sejumlah kebijakan dan tata kelola untuk menjaga kestabilan sosial. Dalam implementasinya, akademisi berperan penting dalam menyusun kebijakan dan tata kelola pemerinta yang baik.

Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil menjelaskan, Pemprov Jabar berlandaskan pada kajian ilmiah dalam mengambil keputusan kebijakan penanganan pandemi, Pemprov Jabar tetap berlandaskan pada kajian ilmiah. Salah satu contohnya adalah dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seluruh Provinsi Jawa Barat yang dilakukan berdasarkan data statistik.

“Kita tidak ada pertimbangan politik politik dalam penerapan PSBB. Kita punya rumus sendiri dan terbukti secara scientific bahwa PSBB dapat menghambat penyebaran Virus Corona,” jelas Gubernur yang akrab disapa Emil ini saat menjadi pembicara dalam Webinar “COVID 19: Respons Kebijakan, Tata Kelola Pengendalian dan Kestabilan Sosial”, Kamis (7/5).

Webinar ini diselenggarakan oleh Insitut Pembangunan Jawa Barat (Injabar) Universitas Padjadjaran. Webinar ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Dr. Hadiyanto, Ridwan Kamil, serta Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir.

Karena berbasis akademik, Emil mengharapkan akademisi Unpad dapat membantu Pemprov untuk membantu memberikan solusi serta langkah konkret yang perlu diambil pasca-Pandemi ini selesai.

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan RI Dr. Hadiyanto, S.H., L.L.M., menjelaskan, implementasi tata kelola pemerintah pusat dalam penanganan pandemi COVID-19 terlihat dalam beberapa kebijakan fiskal. Semua kebijakan itu terangkum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19.

“Dalam peraturan tersebut, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran negara untuk menjamin kehidupan seluruh warga negaranya di tengah pandemi ini,” ujar Hadiyanto

Hadiyanto melanjutkan, pemerintah juga memberikan stimulus seperti dukungan untuk kelompok UMKM, serta beragam upaya untuk tetap menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi.

“Ada penangguhan pajak, keringanan pinjaman bagi UMKM. Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah pasti dalam Peraturan Pemerintah tersebut agar bisa menjamin UMKM untuk bisa mempertahankan produksi dan roda industri mereka,” ujar Hadiyanto.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Sumedang, Dony Ahmad Munir Dony menjelaskan, bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang mengajak seluruh instrumen yang ada di Kabupaten Sumedang untuk menyumbangkan kemampuan terbaiknya dalam menangani COVID-19.

Terkait kebijakan, Dony juga menjelaskan bahwa seluruh kebijakan yang Ia ambil adalah hasil sinergi dengan akademisi dan berdasarkan sudut pandang ilmiah. Salah satunya adalah aplikasi AMARI atau Aplikasi Mawas Diri, aplikasi deteksi dini mandiri gejala virus COVID-19 yang dikembangkan oleh akademisi Unpad.

“Aplikasi tersebut adalah hasil sinergi kami dengan akademisi dari Universitas Padjadjaran. Kami ingin seluruh kebijakan kami teruji secara scientific.Maka dari itu, dibutuhkan evaluasi dari akademisi dalam pelaksanaannya,” jelas Dony.

Webinar yang dimoderatori Direktur Injabar Unpad Prof. Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., ini juga menghadirkan tiga pembahas, yaitu Direktur Telkomsel Irfan A. Tachir, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat yang juga Guru Besar FEB Unpad Prof. Poppy Rufaidah, M.B.A., PhD., Anggota DPRD Jabar Bucky Wikagoe, serta Direktur Keuangan dan Administrasi Injabar Unpad Yogi Suprayogi Sugandi, S.Sos., M.A., Ph.D.

Rektor Unpad, Prof. Dr. Rina Indiastuti, dalam sambutannya mengatakan, Unpad mendorong Injabar untuk mengambil peran dalam memberikan pemahaman dan membangun rasa solidaritas masyarakat terkait kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 ini.

Yogi Suprayogi mengatakan, saat ini Injabar Unpad tengah mengkaji mengenai peningkatan Pendapatan Asli Daerah akibat pandemi COVID-19. Injabar menganalisis keterbatasan anggaran merupakan salah satu masalah yang dihadapai Jawa Barat dan seluruh daerah lainnya di Indonesia.

“Kajian tersebut sudah kami gambarkan dalam bentuk Model dan akan siap untuk diuji coba. Uji coba pertama Insyaallah akan dilakukan di Kabupaten Sumedang,” terang Yogi.(am)*

The post Akademisi Berperan dalam Efektivitas Kebijakan dan Tata Kelola Pemerintahan di Masa Pandemi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad dan BPH Migas Sepakati Kerja Sama Wujudkan Ketahanan Energi Nasional

$
0
0

Laporan oleh Erman

BPH MIgas; bbm; unpad; berita unpad;

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Dr. Ir. M. Fanshurullah Asa, MT., menjadi narasumber dalam Webinar “Dampak PSBB terhadap Sektor BBM” , Jumat (8/5).*

[Unpad.ac.id, 8/5/2020] Dalam rangka mewujudkan komitmen dan kontribusi terhadap pembangunan bangsa, khususnya terkait ketahanan energi nasional, Universitas Padjadjaran menjalin kerja sama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Kerja sama ini diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia di masing-masing institusi untuk kepentingan nasional.

Sebagai permulaan dan simbol pelaksanaan kerja sama, Unpad dan BPH Migas menyelenggarakan webinar bertema “Dampak PSBB terhadap Sektor BBM” dengan menghadirkan narasumber Kepala BPH Migas, Dr. Ir. M. Fanshurullah Asa, MT., Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti, dan Dekan Fakultas Hukum Unpad, Prof. An An Chandrawulan, Jumat (8/5). Webinar yang terbuka untuk umum ini diikuti oleh hampir 200 peserta dari berbagai kalangan.

“Dalam kerja sama ini, Unpad berkomitmen untuk berkontribusi mewujudkan ketahanan energi nasional. Ini bukan hanya tugas BPH Migas, tetapi seluruh masyarakat dapat ikut berkontribusi. Dalam perspektif ini, kita harus mengawali dengan memastikan bahwa persediaan energi dapat mencukup kebutuhan masyarakat dan yang terpenting terjangkau oleh masyarakat luas,” ujar Rektor Unpad.

Sementara Dekan FH Unpad mengatakan, kerja sama ini pada umumnya bertujuan menyelesaikan berbagai persoalan bangsa terkait kegiatan hilir minyak dan gas bumi. Beberapa kajian yang akan dilakukan antara lain meliputi pembuatan rancangan peraturan penyelesaian sengketa dan kajian pemanfaatan bersama fasilitas pengangkutan dan penyimpanan BBM.

Fanshurullah dalam pemaparannya menjelaskan tugas dan yang diemban oleh lembaganya sesuai dengan UU Migas No. 22 Tahun 2001. Di sana disebutkan, BPH Migas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak serta pengangkutan gas bumi melalui pipa, dalam suatu pengaturan agar ketersediaaan dan distribusi BBM yang ditetapkan pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah NKRI. BPH Migas juga bertugas meningkatkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri.

“Sejumlah isu strategis yang akan dibahas dalam kerja sama dengan Unpad antara lain kajian tentang kebutuhan cadangan BBM nasional, penyelesaian sengketa di sektor hilir migas, capacity building sumber daya manusia, dan kerja sama lainnya,” ujar Fanshurullah.(am)*

 

The post Unpad dan BPH Migas Sepakati Kerja Sama Wujudkan Ketahanan Energi Nasional appeared first on Universitas Padjadjaran.

Kelola Cemas Menjadi Berkah

$
0
0

Laporan oleh Erman

cemas; covid-19;unpad; psikologi unpad; berita unpad;

Hari Setyowibowo, M.Psi. (Foto: Fakultas Psikologi)*

[unpad.ac.id, 9/5/2020] Rasa cemas merupakan salah satu bentuk luapan emosi yang menjadi tanda pengingat agar kita lebih waspada. Jadi, di masa pandemi seperti sekarang ini, kita tidak perlu mengusir kecemasan. Hal yang perlu dilakukan adalah mengelola tantangan yang kita dihadapi selama pandemi.

Dosen Psikologi Universitas Padjadjaran, Hari Setyowibowo, M.Psi., mengatakan hal tersebut dalam Kajian Ramadan bertema “Tetap Sehat dan Produktif dengan Mengelola Energi Insani Saat Pandemi” yang diselenggarakan secara daring oleh Mesjid Al-Jihad Unpad Bandung, Sabtu (9/5). Menurut Hari, mencermati beberapa nasihat terkait pandemi yang saat ini beredar di masyarakat sangat diperlukan.

“Ada nasihat hindari tekanan, usir kecemasan. Nasihatnya tampak bagus, namun ternyata belum tentu bisa berlaku untuk banyak hal. Tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Apa kinerja kita akan lebih tinggi bila tanpa tekanan? Apa hidup akan lebih sehat tanpa kecemasan? Mari kita pertimbangkan lagi nasihat itu,” ujar Hari.

Lebih lanjut Hari menjelaskan, tekanan yang tidak dalam porsi berlebihan, justru bisa memacu seseorang mengeluarkan segenap kemampuan agar berkinerja lebih tinggi. Pada beberapa kasus, seseorang butuh tekanan untuk bisa berprestasi.

Contoh sederhana, seorang individu akan lebih rajin belajar ketika menjelang ujian,sehingga middle stress atau kondisi tekanan yang membuat tertantang bukanlah hal buruk. Jadi, nasihat yang lebih tepat adalah hadapi kenyataan, kelola tantangan.

Nasihat lain yang perlu dicermati kembali adalah ajakan untuk selalu berpikir positif, hindari memikirkan hal-hal negatif. Hari mengingatkan, kejadian yang dialami tidak selalu positif. Ada kegagalan, ada kesalahan, ada kesulitan, tidak perlu memaksakan diri hanya untuk memikirkan hal positif saja.

“Saya lebih menyarankan kita perlu berpikir apresiatif dan bertindak konstruktif. Berpikir apresiatif itu menyelidiki apa fakta yang terjadi untuk menemukan apa yang sebenarnya ada. Orang berpikir apresiatif akan mampu mengambil hikmah dari sebuah kejadian. Dengan begitu, bisa dipersiapkan tindakan konstruktifnya, apa yang perlu dilakukan ke depan,” jelas Hari.

Satu lagi nasihat yang disorotinya adalah sukses itu hasil kerja keras tanpa henti dan kemahiran mengelola waktu.  Menurut Hari, bekerja itu bukan tanpa henti. Kita perlu jeda untuk menikmati hidup, juga untuk mengisi kembali energi kita. Sementara kemahiran mengelola waktu bukan sekadar bagaimana kita menyisihkan waktu dari setumpuk agenda yang ada.

“Ini bukan soal tersedianya banyak waktu, tetapi karena kita memiliki energi untuk mengerjakan itu. Jadi yang terpenting adalah bagaimana menetapkan prioritas dan mengelola energi untuk melakukan itu. Kelola prioritas mengatur apa yang perlu kita kerjakan, apa yang bisa dikerjakan orang lain, apa yang bisa ditinggalkan,” ujarnya.

Untuk mengelola energi yang dimiliki, perlu diperhatikan asupannya berupa vitamin fisik, psikologis, dan spiriual. Perlu juga ditetapkan batas diri agar tidak kelelahan, menjadwalkan jeda agar lebih produktif, latihan secara psikologis, dan menjaga relasi agar selalu dikelilingi orang baik.(am)*

The post Kelola Cemas Menjadi Berkah appeared first on Universitas Padjadjaran.

Berpikir Positif Kunci Peningkatan Imunitas Tubuh Melawan Pandemi

$
0
0

Laporan oleh Arif Maulana

cemas; COVID-19; unpad; berita unpad; hipnosis; adi gunawan;

Ahli hipnoterapi klinis Indonesia Adi W. Gunawan, saat menjadi pembicara dalam Webinar “Bincang Optimis di Masa Pandemi COVID-19”, Sabtu (9/5).

[unpad.ac.id, 9/5/2020] Maraknya informasi bernada genting terkait pandemi COVID-19 di masyarakat rentan memunculkan rasa cemas yang berlebih. Stres yang muncul akibat rasa cemas berlebih di masa pandemi akan berisiko menurunkan imunitas tubuh.

Ahli hipnoterapi klinis Indonesia Adi W. Gunawan mengungkapkan, cara sederhana redakan cemas berlebihan terkait COVID-19 adalah berhenti total membaca informasi bernada negatif. Ini disebabkan, terlalu banyak menerima informasi negatif berdampak pada cara kerja pikiran seseorang.

“Di dalam pikiran kita ada satu data imajinasi. Begitu informasi masuk ke pikiran bawah sadar, imajinasi akan bekerja menjadi sesuatu yang menakutkan. Apabila berlanjut, cepat atau lambat tubuh akan terpengaruh,” kata Adi saat menjadi pembicara dalam Webinar “Bincang Optimis di Masa Pandemi COVID-19”, Sabtu (9/5).

Webinar yang digelar Direktorat Inovasi dan Korporasi Universitas Padjadjaran ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Adi W. Gunawan, serta Ketua Tim Hipnosis Unpad Dr. Gilang Yubiliana, M.Kes. Webinar yang dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti ini dipandu moderator Aulia Iskandarsyah, M.Psi., PhD.

Adi melanjutkan, orang-orang yang mengalami adiksi (kecanduan) emosi cemas membutuhkan luapan emosi cemas setiap harinya. Jika dikaitkan dengan kondisi pandemi saat ini, orang adiksi emosi cemas, disadari atau tidak, pikiran bawah sadarnya akan diarahkan untuk mencari data atau informasi yang menguatkan kecemasannya.

Karena itu, berhenti total membaca informasi negatif adalah kunci menurunkan kecemasan di kala pandemi. Secara ilmiah, Adi menjelaskan, pikiran manusia sebanyak 95 – 99 persen dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Pikiran sadar manusia sejatinya tidak bisa berpikir 2 hal sekaligus.

“Pikiran kita seperti sebuah layar yang hanya bisa memikirkan satu hal dalam satu saat,” ujarnya.

Maka, orang yang sering merasa cemas adalah orang yang di “layar” mentalnya sering diaktifkan informasi yang sifatnya melemahkan dia. Karena itu, hal ini dapat diakali. Caranya adalah mengarahkan pikiran lebih banyak dengan berpikir, melihat, membaca beragam hal positif.

“Kalau kita bisa fokus seperti, pikiran negatif ini mau tidak mau harus bergeser karena sifat pikiran kita yang tidak bisa memikirkan dua hal dalam satu waktu,” terang Adi.

Sementara itu, Dr. Gilang memaparkan, Coronavirus sebenarnya akan sulit menyerang apabila tubuh memiliki imunitas humoral yang baik dan optimal. Imunitas humoral akan baik bila didukung dengan berbagai aktivitas baik, seperti menjaga pola makan sehat, tidak terlalu capek, cukup tidur, hingga tidak stres, cemas, dan takut.

Di antara aktivitas penunjang tersebut, faktor stres/cemas paling memengaruhi imunitas. Karena itu, lanjut Dr. Gilang, untuk meningkatkan imunitas humoral tubuh bisa ditunjang dengan aktivitas menenangkan diri.

Saat ini, tim peneliti hipnosis Unpad telah mengembangkan metode afirmasi dengan memanfaatkan media audio visual. Tujuannya agar media ini lebih efektif digunakan untuk proses hipnosis mandiri (self hypnosis) selama masa isolasi akibat pandemi berlangsung. Media intervensi  dapat dilihat melalui kanal http://injabar.unpad.ac.id/hipnosis/ dalam bentuk aplikasi hipnosis mandiri.*

The post Berpikir Positif Kunci Peningkatan Imunitas Tubuh Melawan Pandemi appeared first on Universitas Padjadjaran.

Menyulap Pekarangan Rumah Jadi Lahan Produktif

$
0
0

Laporan oleh Artanti Hendriyana

hidroponik; Fatah wiyatna; berita unpad; dosen unpad;

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Dr. Muhammad Fatah Wiyatna, M.Si., saat menjadi pembicara dalam Webinar Kajian Ramadan Masjid Unpad, Minggu (10/5).

[unpad.ac.id, 10/5/2020] Menjalani aktivitas di rumah selama masa pembatasan sosial akibat pandemi Coronavirus (COVID-19) sebaiknya diisi dengan kegiatan yang produktif. Memanfaatkan pekarangan rumah menjadi sesuatu hal yang bermanfaat merupakan kegiatan yang bisa dijalani oleh anggota keluarga.

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Dr. Muhammad Fatah Wiyatna, M.Si., menjelaskan, aktivitas bertani atau berkebun di rumah merupakan kegiatan sehat yang bisa dilakukan selama masa pandemi.

“Selain menyehatkan, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga  atau bisa dapatkan tambahan pemasukan dari halaman yang kita kelola,” ujar Dr. Fatah dalam Webinar Kajian Ramadan Masjid Unpad, Minggu (11/5).

Pemanfaatan pekarangan rumah yang baik sebaiknya dikelola melalui pendekatan terpadu dengan mengintegrasikan berbagai jenis tanaman ataupun ternak. Ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan pangan secara terus menerus.

Dr. Fatah melanjutkan, pengelolaan pekarangan rumah harus berdasarkan kesepakatan seluruh anggota keluarga. Apabila pengelolaan halaman hanya untuk enak dipandang, maka bisa dikelola dengan cara menanam bunga-bungaan.

Namun, jika halaman tidak hanya enak dipandang dan ingin memberikan manfaat, Dr. Fatah merekomendasikan untuk menanam tanaman bunga sekaligus tanaman pangan.

Cara ini ternyata efektif. Pasalnya, tanaman bunga bisa mengusir hama tanaman pangan. Bila ingin lebih beragam, bisa diintegrasikan dengan memelihara hewan ternak, seperti ayam atau ikan. Limbah organik yang dihasilkan dari tanaman maupun hewan ternak, bisa diolah kembali menjadi kompos.

Penggagas Rumah Edukasi Biomethagreen ini menuturkan, ada beragam cara pengelolaan halaman yang bisa dilakukan, antara lain menanam pada media tanah bagi halaman yang masih memiliki tanah, bertanam menggunakan polybag atau metode hidroponik, hingga pemilihan ternak yang sesuai, seperti ayam kampung/broiler, ayam petelur, ternak bu          rung kicau, atau budidaya ikan.

Pemilihan komoditas tanaman pangan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan keluarga, segmen pasar jika tanaman akan dipasarkan, tingkat kesukaan atau hobi, luasan lahan, serta kondisi lingkungan.

“Integrasi tujuannya menciptakan lingkungan rumah yang sehat. Jangan sampai malah menimbulkan pencemaran dan mengganggu sekitar,” kata Dr. Fatah.(am)*

The post Menyulap Pekarangan Rumah Jadi Lahan Produktif appeared first on Universitas Padjadjaran.

Mengenal Hewan Duyung, Mamalia Laut yang Gemar Makan dan Bertualang

$
0
0

Rilis

duyung; dugong; unpad; biologi unpad; berita unpad;

Peneliti dari Yayasan Lamun Indonesia, Juraij. M.Si., (kiri atas) sedang menjelaskan mengenai hewan duyung dalam webinar Webinar Series 2 “Ada Apa dengan Dugong? Menelisik Kehidupan Dugong dan Ekosistem Lamun” yang digelar Program Studi Biologi Universitas Padjadjaran, Sabtu (9/5)*

[unpad.ac.id, 11/5/2020] Duyung (Dugong dugon) atau dugong merupakan mamalia laut yang termasuk ke dalam jenis hewan yang dilindungi. Meski keberadaannya dilindungi, informasi mengenai kehidupan duyung di alam liar yang mencakup morfologi, taksonomi, ekologi, penyebaran, hingga perilaku belum banyak tersedia.

Hal ini menarik minat Program Studi Biologi Universitas Padjadjaran untuk menelisik lebih jauh perihal hewan duyung. Bekerja sama dengan Simbiosa Ikabio Unpad dan Himbio Unpad, digelar Webinar Series 2 “Ada Apa dengan Dugong? Menelisik Kehidupan Dugong dan Ekosistem Lamun”, Sabtu (9/5).

Webinar ini menghadirkan narasumber peneliti dari Yayasan Lamun Indonesia Juraij, M.Si. Dalam pemaparannya Juraij menjelaskan, morfologi duyung sangat mirip dengan lembu laut atau manatee (Tricheus manatus). Hanya saja, duyung memiliki perbedaan pada permukaan kulit yang lebih halus, berat tubuh mencapai 250 – 300 kg, serta panjang tubuh sekitar 2,7 meter.

“Sementara manatee permukaan kulitnya lebih kasar, berat tubuh 500 kg dan panjang tubuh 3 meter,” ujar Juraij.

Habitat duyung tersenbar di perairan Florida, Afrika Timur, Asia Selatan, Indonesia sampai perairan Australia. Penyebaran di Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Maluku hingga Papua, dengan lokasi perjumpaan yang sering terdapat di Kepulauan Bintan, Pulau  Seram, dan Kepulauan Kei.

Juraij menjelaskan, karena termasuk mamalia, duyung memiliki kelenjar susu. Memiliki gigi (gading) dan bulu sikat pada bagian mulutnya. Hewan herbivora sejati ini memiliki tubuh yang besar, berumur panjang, serta bersifat petualang.

Aktivitas harian duyung sebagian besar adalah makan (feeding) dan bertualang (traveling). Duyung lebih banyak mencari makan di ekosistem padang lamun (seagrass) serta di terumbuh karang. Dari 13 jenis lamun yang ada di perairan Indonesia, ada 3 jenis yang disukai oleh duyung, yaitu Halophila spp., Haludole spp. dan Syringodium isoetifolium.

“Selain makan dan bertualang, duyung juga banyak bersosialisasi dengan komunitasnya, muncul ke permukaan (surfacing), berputar (rolling), dan beristirahat (resting),” terang Juraij.

Perilaku lain dari hewan ini adalah menggaruk punggung untuk menghilangkan alga, istirahat di kolom perairan atau dasar perairan, mengambil napas, serta melakukan aktivitas kawin yang terkadang bisa berbahaya bagi manusia.

Dikatakan sebagai hewan dilindungi, kehidupan duyung memiliki sejumlah ancaman. Ancaman utama yaitu berhadapan dengan predator alami seperti hiu, terdampar ke perairan dangkal, hingga terperangkap jaring nelayan.

Untuk bisa mengamati duyung sendiri, Juraij menjelaskan, dibutuhkan keahlian menyelam, serta keahlian mengoperasikan drone. Ini bertujuan agar diperoleh lokasi keberadaan duyung atau jejak makannya. Survei juga bisa dilakukan di atas perahu atau melalui menara pengintai menggunakan teropong dan kamera.

Ketua panitian Webinar Series Biologi Unpad Budi Irawan, M.Si., mengatakan, webinar yang dimoderatori oleh dosen prodi Biologi Unpad Dr. Teguh Hosudo, M.Si, ini diikuti oleh 250 peserta dari 76 institusi di 25 provinsi di Indonesia.

“Banyak peserta sangat antusias dalam kegiatan webinar series 2 ini, khususnya menambah wawasan mengenai kehidupan liar hewan yang dilindungi,” kata Budi.(art)*

The post Mengenal Hewan Duyung, Mamalia Laut yang Gemar Makan dan Bertualang appeared first on Universitas Padjadjaran.

Dukung Aktivitas Uji Sampel COVID-19, Lab Sentral Unpad Terima Donasi APD dari PPLPI

$
0
0

Laporan oleh Arif Maulana

APD; PPLPI; unpad;

Bendahara Umum Organisasi Profesi Pranata Laboratorium Pendidikan Indonesia yang juga staf PLP Lab Sentral Unpad Ida Nur Farida, M.Si., (kiri) menyerahkan donasi kepada Ketua Tim Laboratorium Deteksi COVID-19 Unpad Lidya Chaidir, M.Si., PhD dan Kepala Lab Sentral Unpad Prof. Dr. Unang Supratman, M.S. untuk mendukung aktivitas uji sampel COVID-19 di Lab BSL-3, Senin (11/5).*

[unpad.ac.id, 11/5/2020] Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran menerima donasi dari Organisasi Profesi Pranata Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI) untuk mendukung aktivitas uji sampel COVID-19 di Lab BSL-3, Senin (11/5).

Bantuan diserahkan melalui pengurus PPLPI Satker Unpad kepada Ketua Tim Laboratorium Deteksi COVID-19 Unpad Lidya Chaidir, M.Si., PhD dan Kepala Lab Sentral Unpad Prof. Dr. Unang Supratman, M.S.

Bendahara Umum PPLPI yang juga staf PLP Lab Sentral Unpad Ida Nur Farida, M.Si., mengatakan, donasi yang disalurkan berapa Alat Pelindung Diri (APD) dan sejumlah suplemen logistik untuk tim lab deteksi. Untuk APD yang diserahkan terdiri dari 20 buah masker N95, 19 setel baju hazmat reuse, 10 setel baju hazmat disposable, serta 2 boks masker medis.

“Donasi dari sumbangan anggota PPLPI se-Indonesia dan sebagian dari kas PLP Unpad,” ujar Ida.

Sejumlah institusi juga menyumbangkan donasi untuk aktivitas uji sampel COVID-19 di Unpad. Sebagian besar peralatan uji lab sampel disuplai oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI.

Mulai Senin (4/5) lalu, Lab BSL-3 di gedung Lab Sentral Universitas Padjadjaran mulai digunakan untuk menguji sampel COVID-19. Sampel tersebut merupakan rujukan dari sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit. Di Lab BSL-3 tersebut, sampel akan dilakukan ekstraksi RNA kemudian masuk ke dalam tahap Realtime Polymerase Chain Reaction (PCR). Dari tahap ini kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya virus penyebab COVID-19.*

 

 

The post Dukung Aktivitas Uji Sampel COVID-19, Lab Sentral Unpad Terima Donasi APD dari PPLPI appeared first on Universitas Padjadjaran.


Pandemi Covid-19 Munculkan “Normal Baru” di Tengah Masyarakat

$
0
0

Laporan oleh Erman

new normal; COVID-19; zoom; unpad; berita unpad;

Suasana Seri Webinar Dewan Profesor Unpad bertema “Saatnya Kaji Ulang Arah Penelitian dan Pendidikan Kesehatan” Senin (11/5). Kondisi pandemi COVID-19 memunculkan kondisi “normal baru” (new normal) di tengah masyarakat. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan seminar secara daring lewat aplikasi telekonferensi.*

[unpad.ac.id, 11/5/2020] Masa pandemi COVID-19 telah memunculkan kondisi “normal baru” (new normal) di tengah masyarakat. Kondisi ini akan memunculkan asumsi dan sistem baru menggantikan hal-hal yang sudah diterima selama ini. Masa peralihan hingga pandemi berakhir semestinya dimanfaatkan untuk menyiapkan diri menyongsong “normal baru” di masa mendatang.

Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. S. Sunardhi Widyaputra, mengatakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam Seri Webinar Dewan Profesor Unpad bertema “Saatnya Kaji Ulang Arah Penelitian dan Pendidikan Kesehatan” pada Senin (11/5).

Selain Prof. Sunardhi, hadir pula sebagai narasumber Prof. Keri Lestari dari Fakultas Farmasi dan Prof. Zulrizka Iskandar dari Fakultas Psikologi. Webinar dimoderatori oleh Prof. Cissy Kartasasmita dari Fakultas Kedokteran.

“Beberapa ‘normal baru’ muncul di masa pandemi ini. Saya tidak pernah pakai Zoom sebelumnya, tidak pernah pakai Meet Google, sekarang dipaksa belajar. Nilai standar juga akan berubah semakin tidak toleran. Sekarang jika tidak ada Alat Pelindung Diri (APD) bisa pakai jas hujan misalnya, nanti tidak akan bekerja seperti itu,” jelas Prof. Sunardhi.

Lebih lanjut Prof, Sunardhi mengatakan, selain kecepatan belajar meningkat dan nilai standar semakin ketat, beberapa kondisi “normal baru” yang akan muncul adalah perlindungan tenaga kerja medis semakin diperkuat, perawatan virtual akan semakin meningkat, kesiapan terhadap ancaman mendorong perkuatan sistem kesehatan, serta keberpihakan kepada keadilan dimana komitmen pada jaring pengaman sosial dan ekonomi dituntut untuk lebih kuat, murah hati, dan tahan lama.

“Kita mengharapkan pandemi ini segera berakhir, tetapi pasca pandemi juga kita siapkan. Kita harus berubah karena hanya mereka yang mampu merespon terhadap perubahan yang bisa bertahan,” ujarnya.

Sementara Prof. Keri memaparkan, masa pandemi ini mendorong Indonesia harus mandiri dalam memproduksi bahan baku klorokuin dan hidroksiklorokuin. Dua bahan baku obat ini saat ini dipandang sebagai alternatif penangkal COVID-19. Bahan baku tersebut dihasilkan dari tanaman kina, di mana tanaman ini tersedia di Indonesia.

Karena itu, kata Prof. Keri, arah baru riset herbal dan nutrasetikal Indonesia untuk kemandirian bahan baku obat dilakukan dengan sejumlah konsep, antara lain: inovasi dalam repurposing drug, penguatan kolaborasi dengan sektor industri, pemerintah, masyarakat, dan media, kolaborasi interprofesional, hingga melibatkan multisenter riset.

“COVID-19 memberikan dorongan bagi kita untuk mandiri. Ketergantungan impor bahan baku obat saat ini sangat terasa pengaruhnya di masa pandemi. Indonesia punya potensi asal ada kemauan,” ujarnya.

Prof. Zulriska dalam pemaparannya menjelaskan, pandemi COVID-19 mendorong adanya kaji ulang terhadap penelitian, khususnya di sektor kesehatan. “Saat ini adalah saatnya penelitian interdisiplin,” kata Prof. Zulriska.

Sejumlah aktivitas penelitian yang mesti dikaji di antaranya kajian penelitian menular, kajian dampak penyakit pada kehidupan masyarakat, hingga kajian terkait pengembangan teknologi kesehatan.

Seri Webinar Dewan Profesor Unpad ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional serta menyikapi kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Webinar akan dilaksanakan setiap hari selama satu pekan pada 11-15 Mei 2020. Hari pertama diisi oleh para profesor dalam kelompok kerja bidang kesehatan, hari kedua oleh pokja saintek, hari ketiga oleh pokja agrokompleks, hari keempat oleh pokja sosiohumaniora, dan hari kelima oleh pokja lingkungan dan pembangunan.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tema Hardiknas tahun ini adalah Belajar dari Covid-10. Oleh karena itu, Dewan Profesor Unpad menyesuaikan tema serial webinar ini dengan tema tersebut. Kami merencanakan seluruh gagasan dari para pembicara di webinar ini akan dinarasikan untuk menjadi buku,” ujar Ketua Dewan Profesor Unpad, Prof. Sutyastie Soemitro Remi.

Sementara Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti dalam sambutannya mengatakan, pandemi COVID-19 telah mendistorsi berbagai aspek kehidupan termasuk pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Selain harus bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut, Rektor mengajak kita semua juga memikirkan apa yang perlu dipersiapkan setelah pandemi ini berakhir.

“Sejak awal Maret, Unpad telah membentuk satuan tugas Cobid-19. Ada banyak hal yang telah dilakukan oleh satgas mulai dari memberi edukasi yang efektif agar terhindar dari penularan hingga kolaborasi dengan kementerian, pemerintah provinsi Jawa Barat, pemerintah kota dan kabupaten dalam menangani pandemi ini. Selain itu, kita juga harus memikirkan bagaimana pasca pandemi ini,” ujar Rektor. *

The post Pandemi Covid-19 Munculkan “Normal Baru” di Tengah Masyarakat appeared first on Universitas Padjadjaran.

Webinar Dewan Profesor Unpad Paparkan Riset 3 Guru Besar Pokja Saintek

$
0
0

Laporan oleh Arif Maulana

secang; rugae palatine; covid-19; unpad; profesor unpad; berita unpad;

Webinar Dewan Profesor Unpad Pokja Saintek, Selasa (12/5) menampilkan paparan riset tiga Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu Prof. Dr. Sudradjat dari Departemen Matematika, Prof. Dr. Tati Herlina dari Departemen Kimia, serta Prof. Dr. Ratu Safitri dari Departemen Biologi.*

[unpad.ac.id, 12/5/2020] Tiga Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran memaparkan beragam pemikiran dan hasil penelitian dalam Seri Webinar Dewan Profesor Unpad Pokja Saintek, Selasa (12/5).

Tiga Guru Besar tersebut antara lain Prof. Dr. Sudradjat dari Departemen Matematika, Prof. Dr. Tati Herlina dari Departemen Kimia, serta Prof. Dr. Ratu Safitri dari Departemen Biologi. Webinar ini dimoderatori Prof. Dr. Wawan Hermawan, M.S.,

Dalam pemaparannya, Prof. Sudradjat menjelaskan mengenai penelitiannya tentang hubungan antara sidik jari dengan sidik rugae palatine pada sub-ras Detro Malayu. Penelitian ini mencoba mencari alternatif identifikasi identitas seseorang selain sidik jari apabila terjadi bencana. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pemodelan matematika.

Rugae palatine merupakan rongga mulut bagian atas. Analisis awal, rugae palatine identik dengan sidik jari, sehingga dimungkinkan menjadi alternatif identifikasi apabila sidik jari rusak saat bencana terjadi.

Dekan FMIPA Unpad ini menjelaskan, ada banyak organ yang bisa dilakukan identifikasi forensik, seperti sidik jari, rambut, gigi, hingga darah. Namun, rugae palatine dinilai lebih individualistik dan terlindungi, sehingga diperkirakan akan tahan terhadap kerusakan saat bencana terjadi.

Bersama sejumlah peneliti lain dari Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Prof. Sudradjat mencoba menemukan rumusan sederhana untuk pemodelan rugae palatine. Dengan mengambil sampel terhadap 112 partisipan, tim berhasil menemukan model matematika untuk rugae palatine.

Rugae palatine ini sangat unik. Dari sampel yang 112 itu, tingkat kesamaannya adalah 1 : 1,075 Miliar. Maka ini bisa dijadikan alternatif untuk identifikasi forensik dalam menangani korban bencana,” kata Prof. Sudradjat.

Peneliltian selanjutnya adalah melakukan uji luas dan volume rugae palatine, serta uji kesamaan antara sidik rugae dengan sidik jari. Upaya ini membutuhkan kolaborasi lintas keilmuan yang lebih komprehensif.

Potensi Tanaman Lokal

Sementara Prof. Tati berbicara mengenai potensi metabolit sekunder dari tanaman Indonesia untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas Covid-19. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada sifat dari penyakit Covid-19 yang berpotensi meningkatkan morbiditas pada penderitanya. Meskipun virus ini menyerang pernapasan, efeknya bisa sampai ke ginjal dan organ lain.

Gagal ginjal akut menjadi salah satu penyebab utama pada kasus gawat darurat Covid-19 yang berujung pada morbiditas dan mortalitas di rumah sakit. Penyebabnya diprediksi karena sepsis yang berujung pada sindrom badai sitokin.

“Salah satu penyebab sepsis adalah aktivasi xantin oksidase oleh virus SARS-Cov-2 sehingga menghasilkan asam urat dan radikal bebas,” kata Prof. Tati.

Prof. Tati telah meneliti sejumlah tanaman lokal Indonesia. Hasilnya, tanaman lokal Indonesia kaya akan inhibtor (penghambat) xantin oksidase. Sejumlah tanaman lokal yang sudah diteliti antara lain: binahong, tempuyung, kunyit hitam, lengkuas, hingga sirih,

Dijelaskan Prof. Tati, tumbuhan Indonesia yang mengandung metabolit sekunder golongan fenolik, flavonoid mempunyai aktivitas inhibitor xantin oksidase yang dapat menurunkan badai sitokin. “Namun, kami dari peneliti bahan alam masih membutuhkan kolaborasi lebih lanjut,” kata Prof. Tati.

Prof. Ratu sendiri membawakan presentasi mengenai potensi secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai antituberkulosis dan antivirus. Sebagai negara dengan kasus penderita tuberkulosis tertinggi kedua di dunia pada 2017, Indonesia membutuhkan beragam upaya untuk menangani penyakit ini.

Secang dipilih karena tanaman ini mengandung sejumlah senyawa menarik. Ekstrak kayu secang memiliki kandungan senyawa kimia seperti flavonoid, tanin, senyawa fenolik, dan sebagainya. Senyawa fenolik sendiri memiliki kemampuan kelasi besi yang dibutuhkan Mycobacterium tuberculosis (Mtb).

“Kebutuhan Mtb akan besi  dan kemampuannya mengikat besi inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa peneliti sebagai dasar produksi obat maupun antimikrobial untuk menanggulangi tuberkulosis,” ujarnya.

Menurut Prof. Ratu, ekstrak kayu secang memiliki banyak manfaat sebagai pembersih darah, pengelat besi, penawar racun, hingga antiseptik.*

The post Webinar Dewan Profesor Unpad Paparkan Riset 3 Guru Besar Pokja Saintek appeared first on Universitas Padjadjaran.

Olahraga di Kala Pandemi dan Ramadan, Pakar Kedokteran Olahraga Unpad Sarankan Ini

$
0
0

Laporan oleh Erman

olahraga; pandemi; ramadan; puasa; unpad; berita unpad;

Pakar Kedokteran Olahraga Unpad, Prof. Dr. (Em). Ambrosius Purba, dr., MSc., AIFO. (Foto: Arief Maulana)*

[unpad.ac.id, 13/5/2020] Olahraga terukur dan terprogram dengan baik serta asupan gizi seimbang merupakan faktor penting untuk menjaga kebugaran dan imunitas selama bulan puasa dan masa pandemi Covid-19. Komponen kebugaran jasmani yang dapat ditingkatkan dengan berolahraga adalah kesehatan jantung, paru, dan pembuluh darah serta kesehatan otot saraf, tulang dan persendian.

“Olahraga ini dilakukan dengan takaran latihan intensitas sedang. Kontrol sederhananya jika pada saat berolahraga masih dapat berbicara dengan baik maka masih dalam takaran intensitas sedang. Jangan lupa, lakukan olahraga dengan suasana hati yang gembira agar produksi hormon kebahagiaan yaitu endorphin optimal,” jelas pakar kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. (Em). Ambrosius Purba, dr., MSc., AIFO, dalam perbincangan dengan Kantor Komunikasi Publik Unpad, Rabu (13/5).

Lebih lanjut Prof. A. Purba mengatakan, hasil penelitian menunjukkan olahraga intensitas sedang terbukti dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas natural killer cells serta antibodi IgA yang berperan penting dalam melindungi saluran pernapasan sehingga meningkatkan daya tahan terhadap infeksi bakteri dan virus. Sebaliknya, depresi atau stres akan merusak sistem imunitas dan menurunkan aktivitas natural killer cells.

Selain itu, Prof. A. Purba mengingatkan agar kita juga menjaga asupan gizi seimbang antara lain dengan mengonsumsi sayur dan buah karena dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan memperlambat pengosongan lambung sehingga memberi rasa kenyang lebih lama saat berpuasa.

Untuk meningkatkan kemampuan jantung, paru, dan pembuluh darah, dapat dilakukan jenis olahraga bersifat aerobik seperti sepeda statis, jalan atau jogging, dan loncat-loncat di tempat tanpa berhenti selama 20-30 menit. Sementara untuk menguatkan otot saraf, tulang dan persendian, dapat dilakukan latihan beban menggunakan dumble sebanyak 2-3 kali per minggu atau latihan sit up dan push up, juga latihan peregangan 5 kali per minggu.

Mengutip penelitian Prof. Siti Setiati dari FKUI, Prof. A. Purba juga menyarankan agar kita berjemur tiga kali per minggu untuk meningkatkan imunitas. Berjemur dapat dilakukan pada pukul 9.00 – 10.00 selama 20 menit atau 11-13 selama 7,5 menit karena pada waktu tersebut intensitas sinar UV-B cukup optimal.

“Dengan berjemur maka sinar UV-B akan menstimulasi perubahan pro vitamin D yang ada di kulit menjadi vitamin D. Lalu vitamin D ini yang berperan meningkatkan absorpsi di dalam usus dan membantu meningkatkan imunitas. Vitamin D berperan pula meningkatkan kemampuan fagositosis atau memakan bakteri dan virus dari sel darah kita,” jelasnya.

Prof. A. Purba yang masih aktif sebagai Ketua Bidang Kesehatan Olahraga KONI Jabar ini memaparkan, imunitas tubuh diperoleh melalui dua cara yaitu imunitas bawaan dan imunitas yang didapat. Imunitas bawaan artinya tubuh memiliki kemampuan khusus untuk mempertahankan tubuh dari infeksi bakteri atau virus. Sel darah yang berperan dalam imunitas bawaan adalah sel darah Neutrofil dan Makrofag. Sementara imunitas yang didapat adalah kekebalan tubuh yang diperoleh oleh karena tubuh memiliki antibodi yang dihasilkan oleh Limfosit B atau sel plasma. Sistem imunitas yang didapat ini spesifik untuk bakteri atau virus tertentu.

Berkaitan dengan olahraga yang bisa dilakukan di rumah dengan suasana riang gembira, Dr. Med. Setiawan, dr. AIFM yang juga Dekan FK Unpad memiliki cara unik yaitu olahraga dengan dukungan teknologi informasi, antara lain aplikasi Zwift. Aplikasi dengan ragam fitur menarik ini bisa digunakan untuk olahraga sepeda, lari, dan latihan lainnya untuk meningkatkan kebugaran fisik secara terukur dan teratur tanpa harus keluar rumah.

“Kita dapat menentukan sendiri ingin berlatih di kota mana, karena tersedia berbagai kota dengan pilihan tantangan rute beragam.  Jalur bisa datar dalam kota atau menaik ke arah bukit.  Menariknya lagi, kita bisa bersosialisasi dengan sesama pengguna lainnya,” ujarnya.

Jadi, meski sedang ada pandemi dan menjalani ibadah puasa, olahraga tetap bisa dilakukan bahkan membantu meningkatkan imunitas dan kebugaran. Ayo berolahraga dan tetap di rumah saja.(am)*

The post Olahraga di Kala Pandemi dan Ramadan, Pakar Kedokteran Olahraga Unpad Sarankan Ini appeared first on Universitas Padjadjaran.

Pandemi Covid-19, Indonesia Harus Siap Wujudkan Ketahanan dan Kemandirian Pangan

$
0
0

Laporan oleh Arif Maulana

pangan; pertanian; pandemi; covid-19; unpad; berita unpad;

[Foto ilustrasi] Aktivitas panen tomat di lahan kampus Universitas Padjadjaran. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 13/5/2020] Adanya pandemi Coronavirus (Covid-19) yang menyerang global salah satunya mengancam ketahanan pangan. Karena itu, sudah saatnya bagi setiap negara untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan berpedoman pada sistem pertanian berkelanjutan sesuai amanat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Yuyun Yuwariah, sistem pertanian berkelanjutan utamanya harus mengikuti tiga pilar utama, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Hal tersebut diungkapkan Prof. Yuyun saat menjadi pembicara dalam Seri Webinar Dewan Profesor Unpad Pokja Agrokompleks yang digelar secara daring, Rabu (13/5).

Webinar ini menghadirkan lima pembicara, yaitu Prof. Yuyun Yuwariah, Prof. Warid Ali Qasim, Prof. Tualar Simarmata, dan Prof. Tarkus Suganda dari Fakultas Pertanian, serta Prof. Sri Bandiati Komar dari Fakultas Peternakan. Webinar kali ini dimoderator Prof. Nurpilihan Bafdal.

Secara ekologi, pertanian harus mempertimbangkan faktor lokal. Faktor ini akan menentukan apakah usaha pertanian bisa dipasarkan, menguntungkan, dan diterima oleh norma adat dan hukum formal. Selain itu, teknologi yang digunakan harus sepadan dengan lokasi, sehingga tidak mengurangi daya dukung sumber daya alam.

“Secara ekologi, pertanian harus menggunakan konsep terpadu, sehingga usaha pertanian mampu menghubungkan sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan tantangan pasar secara lestari dengan menguntungkan,” kata Prof. Yuyun.

Sementara secara ekonomi, produk pertanian berkelanjutan harus dapat dipasarkan, memiliki daya saing, serta tetap menguntungkan pelaku usaha. Secara sosial budaya, usaha pertanian harus mematuhi norma adat setempat, terutama yang berkaitan dengan status lahan.

Prof. Tualar mengatakan, dibutuhkan inovasi untuk mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia pasca-pandemi Covid-19 berakhir. Meski demikian ada sejumlah tantangan yang masih dihadapi Indonesia di sektor pangan.

Padahal, Indonesia punya modal untuk mewujudkan kemandirian pangan. Modal tersebut antara lain cukupnya sinar matahari, sumber daya air yang melimpah, sumber daya lahan yang berdasarkan data Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian masih tersedia 16 juta ha di Indonesia, serta kualitas sumber daya manusia yang dibantu dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Prof. Tualar menjelaskan, pola pikir pertanian Indonesia harus mulai diubah ke arah digital, bukan lagi manual. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini sudah mulai mengubah segala aspek kehidupan menjadi serbadigital.

Ada sejumlah rekomendasi yang dijelaskan Prof. Tualar dalam mewujukdan kemandirian pangan. Salah satu yang disorot adalah peran perguruan tinggi dalam menghasilkan inovasi. Lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi kreator pembukaan lapangan kerja baru di bidang pertanian yang berbasis digital (smart farmers).

Pencapaian ketahanan pangan akan tercapai apabila dilakukan perlindungan tanaman. Menurut Prof. Tarkus, perlindungan tanaman mutlak diperlukan untuk menghasilkan produksi pertanian yang optimal.

“Pangan adalah masalah yang juga harus diperhatikan selain kesehatan,” ujar Prof. Tarkus.

Saat pandemi Covid-19, produksi pangan lokal harus diutamakan, mengingat pasokan internasional akan terbatas. Namun, tetap harus dilakukan perlindungan.

Prof. Tarkus menilai, kawasan negara tropis memiliki data kehilangan hasil panen cukup besar. Ini disebabkan, pertanian di kawasan tropis memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, lahan kawasan tropis sangat baik untuk bertani sepanjang tahun. Sementara negatifnya iklim tropis ini sangat bagus untuk organisme pengganggu.

Alternatif Kurangi Resesi

Sementara itu, Prof. Sri Bandiati Komar menjelaskan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada hilangnya mata pencarian sejumlah masyarakat. Kondisi ini rentan terjadi resesi dan depresi.

Perlu upaya bersama untuk menanggulangi kondisi ini sekaligus untuk mempertahankan sumber pangan. Prof. Sri mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah aksesibilitas ke subsektor peternakan, terutama di wilayah pedesaan. Ternak ayam lokal menjadi alternatif usaha peternakan yang bisa dikembangkan secara kolektif di pedesaan.

“Ternak ayam lokal memiliki daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Ternak dapat dipelihara secara semi intensif atau tradisional, sebagai pelaksanaan aksesibilitas masyarakat ke subsektor peternakan,” kata Prof. Sri.

Peluang besar dari usaha ternak ayam lokal ini adalah masyarakat dapat dengan cepat menerima keuntungan. Umur 5 bulan, ayam sudah bisa dijual dan keuntungannya bisa digunakan untuk membeli bahan pangan utama.

Prof. Warid Ali Qasim sendiri menjelaskan mengenai potensi buah manggis. Sampai saat ini, manggis masih menjadi primadona ekspor dari Indonesia. Ini terlihat dari tingkat ekspor manggis yang terus meningkat, yaitu dari 7.467 ton pada 2013 menjadi 38.830 ton pada 2018.

Selain berpotensi secara ekonomi, manggis juga dapat digunakan sebagai bahan baku herbal. Senyawa xanthone yang terkandung dalam kulit manggis berpotensi sebagai antioksidan, antijamur, antikanker, antiimflamasi, serta bisa digunakan untuk suplemen kesehatan.*

The post Pandemi Covid-19, Indonesia Harus Siap Wujudkan Ketahanan dan Kemandirian Pangan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Unpad Salurkan Bantuan Sembako ke Sejumlah Pesantren dan Panti Asuhan

$
0
0

Laporan oleh Erman

sembako; unpad; berita unpad;

Staf Direktorat Sarana, Prasarana, dan Manajemen Aset Unpad menyerahkan bantuan paket sembako ke Panti Asuhan Muhammadiyah di Jl. Pasir Jaya Bandung, Rabu (13/5). (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 13/5/2020] Universitas Padjadjaran memberikan bantuan paket sembako kepada beberapa panti asuhan di Bandung dan pesantren di Sumedang. Bantuan ini merupakan bagian dari program “Unpad 1957 Berbagi”, yaitu kontribusi Unpad terhadap masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Sebanyak 160 paket sembako diserahkan ke Panti Asuhan Muhammadiyah di Jl. Pasir Jaya Bandung dan 40 paket ke Panti Asuhan Tambatan Hati di Jl. Galunggung pada Rabu (13/5) kemarin. Sehari sebelumnya, sebanyak 70 paket diserahkan ke Pondok Pesantren Miftahulfallah dan 80 paket ke Pondok Pesantren Miftahulhuda, keduanya di Dusun Nyalindung Sumedang.

Direktur Sarana, Prasarana, dan Manajemen Aset Unpad, Edward Henry, S.IP., MM., mengatakan, paket sembako serupa telah pula disalurkan kepada para tenaga Kenyamanan, Keindahan, dan Kebersihan Lingkungan (K3L), para satuan pengamanan (satpam), dan para petugas cleaning service yang bertugas di lingkungan Unpad.

“Semoga bantuan ini dapat turut meringankan beban mereka yang terkena dampak pandemi ini. Dari jumlah keseluruhan 1.957 paket sembako, masih tersisa sejumlah paket sembako yang akan dibagikan dalam waktu dekat ini,” ujar Edward.

Program “Unpad 1957 Berbagi” ini merupakan aksi donasi dari pimpinan dan jajaran pengelola Universitas Padjadjaran. Donasi yang terkumpul diwujudkan menjadi 1.957 paket sembako sesuai dengan tahun kelahiran Unpad.(am)*

The post Unpad Salurkan Bantuan Sembako ke Sejumlah Pesantren dan Panti Asuhan appeared first on Universitas Padjadjaran.

Viewing all 5521 articles
Browse latest View live